Perkutut
Kolaborasi Cup Bali, Diluberi Kung Mania Jawa, Piyik Hanging Tembus 3 Blok Penuh

TANPA diduga, di tengah pandemi Covid-19, antusias kung mania untuk mengikuti gelaran bertajuk Kolaborasi Cup luar biasa tinggi. Tidak saja kung mania Bali yang tumpah ruah hadir juga kung mania dari Jawa seperti Jember, Sidoarjo, Probolinggo, Malang, Bandung, Surabaya hingga Banjar Masin. Bahkan tercatat menjadi lomba berskala regional di Bali pertama yang mampu membuka tiga blok kelas piyik hanging dengan jumlah tiket ludes terjual.

Ketua panitia Mindradjaja mengatakan kesuksesan lomba Kolaborasi Cup tidak terlepas dari semangat beberapa peternak perkutut di Bali yang berkolaborasi menggelar lomba berskala besar. Sejak mempersiapkan lapangan yang representatif dengan melakukan beberapa perbaikan gantangan setelah lama tidak digunakan karena pandemi Covid-19 hingga jelang lomba antusias kung mania untuk hadir begitu tinggi. Tidak saja kung mania seluruh kabupaten di Bali juga dari Jawa. Hingga dari rencana semula akan membatasi jumlah kelas namun akhirnya panitia membuka 1 kelas dewasa senior, 1 kelas dewasa yunior, 2 kelas piyik yunior dan 3 kelas piyik hanging yang digelar Minggu, 6 September 2020 di lapangan Pengwil P3SI Bali Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur Denpasar.
Antusias kung mania disambut positif panitia dengan mempersiapkan gantangan demikian juga menjaga sportivitas pemain dengan pengambilan tiket tanpa bisa memilih nomor gantangan. Tidak cukup sampai di situ untuk menjaga fairplay, penempatan juri juga diumumkan pagi jelang juri mulai bertugas. ‘’Kami ingin memberikan yang terbaik kepada kung mania yang sudah meluangkan waktu hadir membawa jagoannya ke lapangan,’’ ujar Ketua Mindradjaja.

Kemeriahan tidak saja terasa ketika lomba berlangsung empat babak yang menghadirkan gaco-gaco ternama yang sudah malang melintang di arena konkurs, juga diisi dengan burung lelangan peternak ternama seperti Kaswari BF, Adipati BF, dan Mindra BF, juga ada berbagai macam undian doorprize di antaranya sepeda motor sebagai undian utama yang diraih Ashari.

Di tengah kemeriahan lomba, ketegangan juga nampak dari babak ke babak baik kelas dewasa senior dan yunior maupun di kelas piyik hanging dan piyik yunior. Seperti di kelas dewasa senior yang menghadirkan Mr. Black milik Team Win’s dari Banjar Masin yang berhasil memperoleh tiga warna hitam di babak kedua dan ketiga sementara di babak lainnya mendapat tiga warna. Mr. Black yang menjadi sang jawara mendapat lawan Galaxi milik Susanto yang juga sempat mendapat tiga warna hitam di babak kedua dan tiga warna di babak ketiga dan keempat menempati posisi runner up.

Di kelas dewasa yunior Khayana milik Didik Singojoyo sukses menunjukkan kepiawaian suaranya di depan kung mania Bali. Khayana tiga kali mengantongi tiga warna dan sekali di babak ketiga mendapat tiga warna hitam. Khayana dipepet Moh Ali milik Dede Primarasa yang stabil tiga warna di empat babak yang diikutinya.

Tak hanya unggul di kelas dewasa, tim Jawa juga unggul di kelas piyik yunior. Raja Tengkung yang sempat meraih tiga warna hitam di babak kedua dan tiga warna di tiga babak lainnya sukses memetik hasil sempurna dan mengantarkan naik podium utama. Juara dua juga disabet Manis milik Didik Sinyojoyo kung mania Jawa. Begitu juga juara ketiga masih disabet kung mania Jawa yakni Yono dengan nama Kardiman asal Paiton Probolinggo.

Baru di kelas piyik hanging, kung mania Bali berhasil unggul yang diwakili Badai Gurun milik Herlan Susilo bercincin NERO yang berhasil melaju ke puncak setelah meraih tiga warna hitam di babak ketiga. Badai Gurun yang belum lama sempat menjuarai latber di Jember mendapat lawan Purnawa milik Kaswari Team bergelang Kaswari yang berturut-turut meraih tiga warna di babak ketiga dan keempat. Sementara juara ketiga disabet Pangeran milik Didik Singojoyo bergelang Anak Manja yang sempat di babak keempat mengantongi tiga warna.

Ketua Pengwil P3SI Bali Budi Darma yang memantau jalannya lomba dan mencermati kelas piyik hanging yang tembus tiga blok full peserta dan juga di kelas piyik yunior yang membuka dua blok yang juga penuh peserta sebagai bukti bahwa peternak Bali sudah banyak yang berhasil mencetak burung-burung lomba berkualitas lokal, regional dan bahkan nasional. Sehingga ketika pemula terpancing untuk ingin berlomba mereka bisa dengan mudah mendapatkan gaco yang tentunya harga masih terjangkau.

‘’Lomba yang rutin dilakukan adalah salah satu jalan menumbuhkan pemain pemula untuk datang ke lapangan. Karena itu setelah Kolaborasi Cup berjalan sukses mari kita lanjutkan lomba berikutnya,’’ ujar Budi Darma berharap.

Mindradjaja mewakili panitia lomba mengucapkan termakasih kepada seluruh kung mania yang sudah berpartisipasi hadir dan sudah disiplin menerapkan protocol kesehatan seraya memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. (gde)

