Perkutut
Kolaborasi Abu Ali Domisol dan Muis Hamada Blega Bangkalan, Misi Orbitkan Produk Berpretasi di Arena, Target Mulai Tercapai

Nama besar Abu Ali Domisol sebagai perawat perkutut yang sukses mengantarkan beberapa jawara level nasional berdampak besar pada perjalanan karirnya. Sudah tidak terhitung lagi berapa produk yang berhasil dikawal sampai mencapai puncak prestasi di even berskala regional ataupun nasional.

Dewata menjadi satu diantara sekian polesan yang mengantarkan produk bergelang Domisol ini pada panggung kemeriahan di LPI pada kelas Dewasa Yunior. Seiring perjalanan waktu ketika keberhasilan itu sudah berada di tangan, Abu Ali mengaku ingin terus melanggengkan apa yang sudah berhasil dicapai.
“Alhamdulillah sampai saat ini burung yang saya orbitkan sudah berpindah tangan ke pemain. Bahkan mereka senang dengan apa yang didapat dan sampai saat ini masih ada yang terus meminta kiriman perkutut prospek,” jelas perawat yang banyak mendapatkan ilmu dari sang ayah.
Namun demikian, bukan pekerjaan mudah dan gampang untuk bisa mendapatkan burung yang bisa diberikan pada orang lain sebagai amunisi. Tetapi pula bukan tidak ada jalan yang bisa dilakukan untuk terus memenuhi kebutuhan akan burung mada depan yang datang dari permintaan para penggila lomba.
Abu Ali mengaku terus berusaha dalam mencari bibit unggul perkutut prospek yang bisa dipoles dan menjadikannya sebagai petarung sejati. Transaksi yang berhasil dilakukan dalam gelaran Liga Perkutut Jawa Timur Putaran 2 Bupati Cup Situbondo, menjadi cerita yang masih hangat.

Mutiara Agung produk Domisol yang menjadi amunisinya terpaksa harus di lepas ke Tim Kasdoel Denpasar Bali. Transaksi yang terbilang singkat dan tidak ribet menjadi catatan tersendiri bagi kedua belah pihak. Abu Ali mengaku senang bertransaksi dengan Tim Kasdoel, begitu juga sebaliknya.
Tim yang berisikan pada penggila lomba yang tinggal di Denpasar Bali ini ingin mengulang kembali transaksi yang pernah dilakukan. Pasca transaksi tersebut, Abu Ali mengaku bingung karena tidak bisa lagi memiliki calon jawara. Mutiara Agung awalnya akan diboyong untuk mengikuti persaingan perebutan posisi kejuaraan, namun karena sudah terjadi transaksi, maka Abu Ali batal menjadikannya amunisi di lapangan.
Kondisi demikian tak membuat Abu Ali putus asa, karena ada kabar bagus bahwa salah satu farm di Blega yakni Hamada memiliki potensi bagus untuk diajak kolaborasi. “Saya sempat mantau burung di Hamada BF Blega milik Muis. Ternyata kualitasnya bisa dibuat lomba,” ungkap Abu Ali.
Dalam perbincangan dilakukan, akhirnya mereka berdua sepakat untuk menjalin kolaborasi. “Kebetulan Muis orangnya sibuk sebagai guru pengajar, tidak punya banyak waktu untuk mengorbitkan burung. Makanya saya diminta untuk merawat burung-burung miliknya,” sambung Abu Ali.

Tanpa menunggu waktu terlalu lama, proses rawatan langsung dilakukan. Salah satu produk Hamada menjadi bidikan untuk dipoles sebagai calon jawara. Hanya dalam waktu tiga hari sejak kepulangan dari Situbondo, Abu Ali disibukkan dengan produk satu ini. Nah, hasil rawatan yang dilakukan, terlihat dalam gelaran LatNil Pengcam Tragah, Kamis, 23 Mei 2024.
Turun pada Kelas Piyik Yunior, produk bernama Selendang Sahdu yang dikerek pada nomor 240 langsung menunjukkan kemampuannya. Tarung perdana yang dijalani dan masa orientasi selama tiga hari, berhasil mengantarkannya pada podium ketiga. Informasi itupun terdengar oleh H.Marsudi kung mania Kalimantan Barat.
Tanpa perlu proses panjang, akhirnya burung tersebut resmi berpindah tangan. “Selama ini H.Marsudi memang minta tolong untuk mencarikan burung dan kebetulan ada produk Hamada, makanya langsung saya infokan dan beliau langsung tertarik,” ungkap Abu Ali lagi. Tidak disebutkan berapa nominal rupiah yang disepakati, namun menurut informasi, angkanya cukup menggiurkan.
Kepindahan tersebut diakui tidak akan menggangu konsentrasi Abu Ali untuk melanjutkan misinya. “Ditempat saya masih ada 4 burung lagi produk Hamada yang akan saya poles untuk menjadi burung lapangan, mudah-mudahan sesuai harapan,” harap Abu Ali.
