Perkutut
Kehadiran Indukan Trah Jupiter Wujudkan Harapan Alexander Bird Farm Surabaya Jadi Peternak Sukses
Hari Sugiarto pemilik Alexander Bird Farm Surabaya baru saja melepas salah satu produk kandang ternaknya pada Sony Hartanto, kung mania Surabaya. Dikenal sebagai pemburu perkutut kelas lomba, Sony Hartanto tidak asal comot dan menentukan pilihan pada calon jawara yang akan diorbitkannya.
Terlebih, salah satu perawatnya yakni Fauzi, punya andil besar dalam memutuskan dibeli tidaknya produk bergelang Alexander 44. “Pak Sony itu orangnya teliti dalam memilih perkutut untuk dilombakan. Saya juga tidak asal memilihkan burung jika tidak bisa dibuat main untuk level nasional,” terang Fauzi.
Hari Sugiarto pemilik Alexander Bird Farm mengaku tidak berani menawarkan burung sembarangan pada Sony Hartanto. Keputusannya menyodorkan Alexander 44 karena dirasa cocok untuk jadi amunisi barunya. Kata deal pun terjadi. Anakan yang lahir dari kandang Maltese (Jupiter Sonny x Jupiter Motorolla), resmi jadi milik Sony Hartanto.
Produk bergelang Alexander 44 yang merupakan tetasan kedelapan ini adalah satu diantara sekian produk yang berhasil memikat hati kung mania. Sebelumnya Hari Sugiarto juga berhasil melepas beberapa produk pada kung mania lain, namun sayang keberadaannya sulit terdeteksi.
Entah jadi amunisi di lapangan atau masuk kandang ternak. Setidaknya Alexander Bird Farm kini sukses menyakinkan kung mania akan kualitas produk ternaknya. Hari Sugiarto mengaku bahwa semua ini didapat melalui proses. “Saya belajar perkutut dari Pak Hamid Jupiter. Beliau adalah orang yang luar biasa bagi saya,” ungkapnya.
Pertemuan dengan Hamid Jupiter menjadi awal kenyakinan dan tumbuhnya semangat baru untuk menekuni ternak perkutut. Awalnya Hari Sugiarto mengalami hal yang tidak menyenangkan ketika ia mengawinkan sepasang perkutut yang ia dapatkan dari seseorang. Namun ternyata hasilnya sangat mengecewakan.
Hamid Jupiter telah menuntunnya memulai menjadi peternak yang sebenarnya. “Saya masih ingat apa yang Pak Hamid katakan bahwa kunci belajar ternak adalah konsentrasi dan jangan asal-asalan. Saya belajar soal perawatan, pembiakan sampai kepada suara,” imbuh pria yang akrab dipanggil Aming.
Dua pasang indukan menjadi “hadiah” yang didapat dalam proses menimbah ilmu. Di luar dugaan, hasil dari anakan tersebut memberikan kepuasan baginya. Seketika ia makin percaya dan yakin bahwa apa yang telah diberikan oleh Hamid Jupiter akan menjadi jalan menuju keberhasilan dan kesuksesan.
Kepercayaan inilah yang menyakinkan Aming untuk tidak berpaling pada peternak lain dalam mendapatkan indukan. Jupiter Bird Farm seakan menjadi satu-satunya referensi. Aming tidak ragu dan khawatir ketika akan menambah indukan baru dari trah Jupiter. Baginya keputusan tersebut tidak akan salah.
Ketika mengutarakan niat untuk menambah indukan, Aming mengaku selalu diarahkan. Artinya Hamid Jupiter tidak menjadikan kondisi tersebut menjadi ladang untuk memanfaatkan Aming agar terus membeli indukan darinya. Bahkan ketika akan meminta tambahan indukan, tidak jarang Aming harus menunggu lama untuk bisa mendapatkannya.
“Pak Hamid itu orangnya tidak gampang memberikan indukan jika memang dirasa belum sesuai dan cocok. Beliau ini betul-betul akan mencarikan kemudian memberikan indukan yang berkualitas. Makanya saya selalu manut ketika dipilihkan indukan meski harus menunggu waktu agak lama,” katanya lagi.
Pengalaman yang semakin membuat dirinya salut adalah ketika ia mencari indukan, ia utarakan maksud dan tujuan pada Hamid Jupiter. Namun jawaban yang didapat bahwa indukan yang diminta belum ada dan dirinya harus menunggu, padahal ia melihat bahwa disalah satu kandang umbaran banyak tinggal perkutut.
“Saya pernah diingatkan bahwa ternak perkutut harus menjaga kualitas bukan banyak-banyakan menghasilkan anakan,” kata Aming lagi. Proses belajar inilah, Aming akhirnya mendapatkan indukan Jupiter Sonny bersama pasangannya Jupiter Motorollah. Kedunya tinggal dikandang Maltese.
Keduanya berhasil mencetak anakan berkualitas. Dari delapan tetasan, tidak satupun anakan masuk kategori burung buangan. Semua anakan memiliki kualitas rata dan seluruhnya sudah menjadi milik orang lain. Indukan lain yang mulai menunjukkan gejala sebagai indukan penghasil produk unggulan adalah Jupiter Sonny bersama Trans Belgia.
Keduanya kini tinggal di kandang Dashshund. Kualitas anakan dari kandang ini biasanya baru terdeteksi pada usia lebih dari lima bulan. “Sebenarnya kandang lain punya prospek bagus, namun karena belum terpantau hasilnya, maka saya belum berani memastikan. Tapi saya yakin kualitasnya tidak akan beda dengan kandang lain,” yakin Aming.