Connect with us

Perkutut

Ke’ Lesap Bird Farm Bangkalan, Awalnya Gak Suka Perkutut, Kini Sukses Orbitkan Produk Sendiri di Jalur Juara

Published

on

Bagi Mawardi hobi perkutut sebenarnya tidak pernah terbayangkan bahwa saat ini bisa menjadi rutinitas sehari-hari. Meski berasal dari keluarga penghobi perkutut, karena sang ayah adalah salah satu mania, namun ketika itu bagi Mawardi perkutut adalah kegiatan yang tidak sama sekali disukai.

Keluarga perkutut, Mawardi bersama istri dan dua putranya

“Ayah saya dulu pemain perkutut tapi saat itu saya sama sekali tidak senang bahkan bisa dibilang benci sama perkutut,” terang Mawardi mengawali obrolan bersama mediaagrobur.com. Namun siapa sangka jika saat ini Mawardi resmi menjadi bagian komunitas tersebut, baik sebagai peternak dan juga pelomba.

Bahkan saat ini produk ternaknya sudah mulai orbit dengan hasil yang menggembirakan walaupun belum memuaskan. Awal berbaliknya rasa terhadap perkutut bermula saat Mawardi sowan ke guru atau kyai. Disana sang guru sempat tanya apakah sang murid tersebut senang perkutut.

Mawardi awalnya tidak suka perkutut, kini sukses orbirkan produk sendiri berprestasi

Dijawablah oleh Mawardi bahwa sama sekali tidak senang perkutut. Lantas sang guru menyarankan agar dirinya mulai pelihara. “Saat guru saya menyuruh pelihara perkutut, saya langsung cari, kebetulan waktu itu saya dapat perkutut jenis lokal,” sambung Mawardi. Seiring perjalanan waktu, ketika silaturrahmi ke rumah sahabat, disana ada perkutut Bangkok dan suara yang diperdengarkan membuat Mawardi terkesima.

Tanpa menunggu waktu lama, akhirnya perburuan perkutut jenis tersebut dilakuan. Itulah awal kenapa Mawardi sampai akhirnya kepincut terhadap perkutut. Sejak saat itulah, Mawardi mulai masuk menjadi bagian komunitas. Tidak sekedar menjadi penghobi, keinginan menjadi peternak juga mulai direalisasikan.

Dukungan sang itri luar biasa dalam menekuni hobi perkutut

Demi melegalkan hobinya, Mawardi langsung melengkapi administrasi ke induk organisasi ditingkat Pusat. Maka keluarlah plakat sebagai persyaratan menjadi anggota peternak P3SI pada tahun 2021. Ke’ Lesap dipilih menjadi nama farm. Sebagai pendatang baru, ada kendala yang dihadapi. Pemilihan indukan nampaknya tidak sesuai harapan.

“Mungkin karena saya orang baru, maka saya dapat indukan tidak sesuai, tapi saya tetap semangat untuk terus menekuni ternak. Sampai akhirnya saya dapat indukan dari Mas Hakim Bila Bird Farm Surabaya,” ungkap Mawardi. Kehadiran indukan tersebut mampu menaikkan derajat kualitas ternak meski belum begitu menonjol. Namanya juga belajar.

Mantau burung menjadi rutinitas yang dijalani tiap hari

Ke’ Lesap juga dapat tambahan materi dari Abdul Wahid Nofa Bird Farm Socah Bangkalan. Kedua indukan inilah yang menjadi cikal bakal nama Ke’ Lesap mulai dikenal. Marlena, salah satu produk bergelang Ke’ Lesap berhasil mengukir prestasi dibeberapa gelaran yang diikuti. Kelas yang diikuti masih di partai perkutut muda yakni Piyik Hanging.

Raihan podium dua besar menjadi sebuah catatan penting bagi Ke’ Lesap sebagai pendatang baru yang sukses mencetak sekaligus mengorbitkan perkutut kelas lomba. Marlena sendiri lahir dari indukan jantan Nofa 888 dengan pasangannya Bila K.9. Lahir pada 10 Juli 2022 dengan menggunakan gelang Ke’ Lesap 70.

Mawardi merasa bangga bisa melahirkan jawara meski belum puas

Marlena seakan menjadi amunisi handal bagi Mawardi untuk bisa terus eksis di lapangan. Dari catatan yang ada, Marlena berhasil menorehkan prestasi apik di podium ketiga Liga Perkutut Hanging Sampang Putaran pada Kelas Piyik Hanging. Berikutnya juara 8 Liga Perkutut Jawa Timur di Sumenep pada kelas yang sama dan podium kedua Liga Bangkalan Bangkit Putaran 4 serta beberapa gelaran tingkat lokal yang pernah diikutinya.

“Alhamdulillah saya bisa tersenyum karena produk ternak keluar bagus dan bisa dapat juara di lomba. Namun saya belum puas,” ungkap Mawardi lagi. “Saat ini saya memang masih main Piyik Hanging karena belum ada produk sendiri yang sudah berusia dewasa,” kata Mawardi lagi.

Sukses ini ternyata berkat dukungan dan restu sang istri yakni Muzainah. Ketika ditanya, sang istri mengatakan bahwa saat ini mendukung hobi suami. “Dari pada mancing lebih baik suami saya main perkutut saja, apalagi saat ini sudah ada yang bagus,” jelas Muzainah. Meski awalnya sang istri cukup cuek dengan apa yang dilakukan sang suami, namun pada akhirnya ikut membantu dalam urusan kandang.

“Jika suami saya tidak ada di rumah, maka yang bersihkan kandang dan ngasih makan serta minum, adalah saya, ini sebagai bukti saya mendukung,” urai Muzainah lagi. Bahkan saat ini dirinya mengaku paham suara burung yang enak. “Kalau ada burung enak di rumah, saya bisa tau. Kadang malam-malam ada burung bunyi enak, saya pasti langsung bangun,” papar sang istri.

Ker’ Lesap Bird Farm Burneh Bangkalan, pendatang baru namun sudah berprestasi

Dukungan inilah yang membuat Mawardi merasa enjoy menekuni hobi perkutut. “Terus terang saya senang dengan hobi perkutut, selain mulai muncul anakan bagus, istri juga mendukung penuh,” jelas Mawardi lagi.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.