Perkutut
K.Junedi Rosidi Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep, Silaturahmi Memotivasi Tekuni Hobi Perkutut
Kesibukan K. Juaedi Rosidi sebagai wakil pengasuh Ma’had Tahfidz Al Qur’an Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep, tidak menyurutkan minat untuk tetap menyalurkan hobi perkutut. Bagai kyai satu ini, perkutut adalah hobi yang bisa memberikan manfaat untuk terus menjalin silaturahmi dengan sesama.
“Terus terang tujuan saya menekuni hobi perkutut adalah agar saya bisa tetap menjalin silaturahmi dengan sesama karena ketika datang ke lokasi lomba, maka disana saya akan bertemu dengan orang-orang,” ungkap sang Kyai mengawali obrolan. Meski sebenarnya hobi perkutut sudah digandrungi sejak usia muda, namun baru setahun K.Juaedi Rosidi baru menyatakan resmi masuk menjadi bagian dalam komunitas kung mania.
Bahkan setelah mengaku ada di dalam komunitas para pelomba, peternak dan penghobi burung perkutut, sang Kyai semakin tertarik untuk bisa masuk lebih dalam. “Saat saya masuk menjadi penghobi, saya Semakin tertarik karena setiap kali ada kegiatan, maka saya bisa bersilaturahmi dengan orang-orang yang saya kenal sebelumnya dan saya juga bisa bertemu dengan orang-orang yang belum kenal sehingga bisa menjadi bagian dalam silaturahmi ini,” sambung sang Kyai.
Kebersamaan yang selalu terjalin antara sesama kung mania, menjadi alasan lain sang Kyai untuk menekuni hobi perkutut. “Saya melihat dan merasakan bahwa peserta saat berangkat dan pulang dari lapangan, selalu datang dan pulang bersama-sama,” terang K.Junaedi. Walaupun tergolong sebagai pendatang baru di dunia hobi perkutut, namun ternyata K.Junaedi Rosidi ini pernah menekuni hobi lain yakni love bird.
“Saya dulu adalah penggemar burung love bird, tapi sekarang sudah berhenti dan saya pindah ke perkutut. Mudah-mudahan disini saya bisa memulai dengan sesuatu yang baru dan baik,” harap K.Junaedi Rosidi. Guna melengkapi hobi perkutut, K.Junaedi sudah memiliki andalan yang selalu menjadi harapannya ketika berangkat ke arena konkurs.
Benhor, begitulah sang andalan diberikan nama. Keikutsertaan Benhor, perkutut bergelang NST di arena konkurs baru tercatat sebanyak 5 kali di kelas Piyik Hanging. K.Junaedi mengaku ingin memulai sesuatu dari awal, artinya Piyik Hanging yang menjadi partai di kelas paling muda, dipilih sebagai awal untuk menuju pada tingkat yang lebih atas lagu.
Dari Piyik Hanging diharapkan bisa banyak belajar bagaimana mengkondisikan burung agar mau kerja dan tampil di lapangan. Keinginan sang Kyai ketika nanti sudah berhasil di Kelas Piyik Hanging, barulah meningkat pada kelas yang lebih tinggi. Nampaknya hobi perkutut telah membuat sang kyai makin semangat.
Terbukti dengan upaya membangun kandang ternak. Saat ini baru 7 pasang indukan yang sudah dimiliki. “Saya sudah bangun kandang ternak, sekarang masih ada 7 indukan, mudah-mudahan bisa menghasilkan anakan bagus yang bisa saya buat lomba dan jumlah kandang bisa bertambah,” do’a sang Kyai. Adapun kandang ternak yang dimiliki bernama HJM Bird Farm yang lokasinya ada di dalam Pondok Pesantren Al Amin Prenduan Sumenep.
Kesibukan tambahan dengan adanya kandang ternak, sang Kyai tidak merasa ada beban baru karena diakui ada banyak santri yang bisa membantu dalam menangani soal kandang ternak. Begitu juga dengan keinginan untuk bisa terus eksis mengorbitkan burung berkelas, nampaknya sang Kyai merasa banyak yang akan membantu.
“In syaa Allah banyak yang memberikan motivasi bagi saya untuk segera mengorbitkan burung berprestasi,” sambung sang Kyai. Apalagi tidak sedikit para wali santri adalah para mania perkutut yang selalu ditemui dalam setiap kegiatan. Mereka para wali santri tidak akan mungkin diam ketika sang guru putra putrinya memiliki tujuan untuk mengorbitkan burung dengan prestasi bagus.
“Tentunya tujuan baik akan mendapatkan jalan dan kemudahan. Saya juga merasa senang ketika melihat rekan-rekan bisa juara. Dan setiap peserta pasti juga ingin juara,” akhir obrolan mediaagrobur.com dengan sang Kyai.