Perkutut
Jupiter Bird Farm Surabaya, Peternak Senior yang Tetap Konsisten Lahirkan Jawara Kelas Konkurs
Perkembangan hobi perkutut saat ini terbilang luar biasa pesatnya. Pandemi Corona yang menghantam perekonomian dunia, tak berimbas sama sekali pada hobi satu ini. Komunitas hobi perkutut berlebel kung mania, nampak enjoy menyalurkan hobinya. Munculnya pendatang baru, menjadi indikasi kuat bahwa hobi tersebut benar-benar luar biasa.
Setiap gelaran selalu penuh sesak oleh peserta. Bahkan mereka hadir ke lapangan dengan membawa amunisi yang tidak bisa dianggap enteng. Dominasi daftar juara, seringkali meletakkan nama-nama pendatang baru pada posisi penting. Jupiter Bird Farm sebagai peternak senior, berusaha untuk melakukan langkah tepat agar eksistensinya tidak sampai tergusur oleh hadirnya sang pendatang baru.
Berbekal pengalaman breeding dan kematangan mengolah materi indukan serta kejelian menutup celah kekurangan, akhirnya menempatkan farm yang berlokasi di wilayah Kedung Baruk Surabaya ini sebagai peternak senior yang masih konsisten melahirkan dan mengorbitkan perkutut berkualitas konkurs.
Sederet perkutut berprestasi kelas konkurs berhasil diorbitkan. Tigerwood, J’Gold, J’Star, Barcelona, Niko adalah bukti nyata kualitas produk yang berhasil dilahirkan. Colombus ring Alexander BF yang diorbitkan Sony Hartanto Surabaya, berhasil membuat heboh berkat prestasi terbaiknya dalam menggapai bendera 4 warna, lahir dari indukan Jupiter x Jupiter.
Colombus adalah cicit kandang Goldstar, salah satu formasi indukan andalan Jupiter. Kandang Goldstar sendiri berisikan indukan Jupiter Goldstar dan Jupiter Kenwood. Anakan yang dilahirkan, selain moncer di lapangan juga menyebar menjadi materi indukan di kandang lain, semisal Kandang Sony.
Dari kandang Sony muncul produk kelas konkurs bernama Vaksin, orbitan anyar Nawang Triton Surabaya. Tampil untuk pertama kalinya, Vaksin sukses meraih podium juara pertama di event Pasuruan Kelas Piyik Yunior. Untuk mempercepat pengembangan dari kandang-kandang andalan, Jupiter kini melirik Trans Bird Farm Blitar.
Di kandang ternak milik Hendra ini, Hamid Soetanto terus melakukan upaya mengembangkan trah-trah Jupiter dari Sony dan Toshiba dengan harapan agar bisa lebih banyak muncul produk unggulan. “Secara kualitas, saat ini Trans BF sudah menghasilkan produk bagus, tinggal menunggu moment bagus saat tampil di lapangan.
Adapun formasi indukan Kandang Goldstar sampai saat ini sudah menghasilkan anakan sebanyak 70 strip dengan hasil memuaskan. Sepertinya indukan tersebut memasuki masa istirahat. “Untuk sementara saya istirahatkan dulu indukan Goldstar, menunggu saat tepa untuk dikembalikan lagi ke kandang ternak,” kata Hamid.
“Ada beberapa produk lain yang diperkirakan dan diharapkan bisa moncer di lapangan, tapi usianya masih piyik. Biasanya produk Jupiter dengan usia piyik belum bisa tampil maksimal, nunggu sampai usianya beranjak dewasa,” ungkap Hamid Soetanto. Keberhasilan ini sangat disyukuri sebagai wujud upaya yang selama ini sudah dilakukan.
“Puji syukur sampai saat ini saya bersama Jupiter BF masih bisa tetap eksis mendapatkan produk ternak yang bagus,” terangnya. Diakui bahwa keberhasilan ini didapat dengan cara mempertahankan pakem burung Indonesia. “Saya berusaha memiliki prinsip mempertahankan pakem burung Indonesia sesuai AD/ART P3SI, saya berusaha untuk tidak mudah terbawa arus dengan perkembangan yang selalu muncul,” ungkapnya.
Cara ini ternyata ampuh dan terbukti banyak memberikan manfaat. “Selama bermain burung mulai tahun 1997 sampai saat ini, saya berusaha untuk menilai dan mengevaluasi burung tipikal mana yang bertahan lebih lama. Seorang peternak harus punya style sendiri, kita mau main dimana. Jika itu dimiliki, maka akan nampak hasilnya,” jelas Hamid lagi.
Ditambahkan olehnya bahwa meski indukan kandang ternaknya saat ini didominasi oleh ring Jupiter, bukan berarti Hamid Soetanto tidak lagi memasukkan indukan baru. Kebutuhan indukan tipikal besar, tetap dipakai dengan tujuan untuk mempertebal suara. “Saya masih tetap butuh suntikan indukan, namun didasarkan oleh kebutuhan,” imbuhnya.
Artinya ketika melihat celah produk ternaknya dianggap kurang, maka kekurangan itulah yang akan dicarikan untuk menutupi. Dua tahun silam, Jupiter menambah indukan dari Sha-Sha Difa dengan tujuan untuk mempertebal suara. Tahun berikutnya produk Palem trah SK 38 masuk, dengan tujuan untuk irama.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran dan dukungan dari orang-orang sekitar yang telah banyak membantu. Hamid mengucapkan banyak terima kasih atas upaya yang sudah dilakukan orang-orang terdekat. Mereka adalah Sony Hartanto Surabaya yang merupakan ujung tombak sangat membantu membuktikan produk Jupiter.
Juga Hendra Trans Bird Farm Blitar yang banyak membantu dalam hal pengembangan trah-trah Jupiter. Terima kasih juga diberikan untuk Fauzi, mekanik yang sudah memberikan sumbangsih rawatannya sehingga produk Jupiter bisa moncer.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada peternak yang banyak menggunakan produk Jupiter Bird Farm. Hamid juga menyampaikan terima kasih pada seluruh rekan-rekan kung mania yang selama ini sudah banyak mensupport.