Profil
Ini Dia Kisah Dibalik Suksesnya Even Sahabat Barometer Part 1, Jakarta

Untuk yang kali kedua kemasan penjurian yang disuguhkan Barometer Indonesia kembali mendapat apresiasi sejumlah kalangan tokoh kicaumania. Kehadiran even organiser (EO) yang didirikan Ir Wahyu Eko Utomo atau biasa disapa Papih Wahyu ini disambut banyak kalangan Kicaumania.
Barometer Indonesia tampaknya tidak hanya sebatas sebagai Agency Tim Divisi Penjurian. Tapi ia juga menjadi sebuah EO yang professional dalam mengemas sebuah lomba bergengsi. Sebuah kemasan penjurian berkelas ini yang baru saja disajikannya dalam even Sahabat Barometer Part 1 di Lapangan Cendrawasih, Cengkareng Jakarta Barat, hari Minggu 6 November 2022 lalu.

“Alhamdulillah antusiasme peserta cukup tinggi. Semua gantangan full terisi, bahkan kami membuka kelas tambahan tiket yang satu juta,” jelas Papih Wahyu.
Ya, digelaran hari itu Barometer Indonesia berhasil menyuguhkan sebuah penilaian penjurian yang profesional dengan mengedepankan transparansi. Berani adil dalam penilaian, seperti halnya tagline yang diusungnya, “Dare To Be Fair”
Menurut Papih Wahyu, diharapkan kedepannya Barometer Indonesia juga menampung aspirasi kicaumania, dan mampu menebarkan virus keseluruh nusantara dalam menjunjung nilai sportifitas dalam penilaian penjurian. “Kami berharap dengan kerjasama tim yang solid Barometer Indonesia menjadi semacam wadahnya,” pungkasnya.
Seperti yang pernah diulas dimedia ini, Barometer Indonesia dalam mekanisme kerja tim memang berbeda dengan sitem EO lainnya.
Untuk Peserta 25G, jumlah Juri yang bertugas 4 orang. Dengan sistem penilaian perblok, yakni juri wajib menilai burung dibloknya masing-masing, selama 2 menit. Dengan sistem rotasi searah jarum jam, dari total penilaian selama 10 menit..
Keempat juri yang bertugas itu yang menentukan favorit. Selain keempat juri tadi masih ada 1 juri lagi yang mengintruksikan sebagai komando. Satu juri diluar empat orang tadi berhak menilai tapi tidak masuk hitungan, perannya hanya melengkapi data.
Menurut Papih Wahyu, sistem penjuriannya tidak ada Korlap yang bisik-bisik maupun kasak-kusuk. Ajuan juri langsung dan terbuka, nominasi. Juri diberi kewenangan penuh dalam menilai burung digantangan disesuaikan rotasi blok tadi.
Itu sebabnya, seorang juri di Barometer Indonesia dituntut harus memenuhi kualifikasi yang memadai. Kemampuan komptensi dalam soal skill, moral dan memiliki integritas menjadi prioritas utama.
Meskipun Barometer Indonesia berbasis di Jakarta, namun anggota-anggota tim jurinya dari beragam kota, mewakili masing-masing dari berbagai daerah. Dan untuk soal pakem tetap mengacu pada pakem Pelestari Burung Indonesia (PBI). *agrobur4.
