Perkutut
Heru Tyok H7B Bird Farm Jember: Jebol Indukan K-B3 Adipura BF Jember Dengan Mahar Fantastis
Perkembangan Dunia Perkutut pasca Pandemi Covid-19, memang kembali menggeliat. Terbukti, selain gelaran lomba semakin semarak diberbagai kota. Perburuan burung-burung perkutut kualitas, baik untuk jago lomba maupun untuk materi kandang. Juga ramai dilakukan oleh Kung Mania demi mendapat hasil yang sesuai rencana.
Seperti yang dilakukan oleh Heru Tyok, pemilik farm H7B (Hero 7 Bintang) Jember kemarin. Dimana untuk meperkuat formasi kandangnya, Ia nekad memboyong Indukan Kandang B3 Adipura BF milik H. Solehudin Jember yang akrab dipanggil Ji Udin dengan mahar yang cukup fantastis.
Dan sejak hari Rabu, 22 Maret 2023 kemarin. Indukan Adipura BF K-B3 yang bermaterikan Jantan Mutiara K-EEE 239 (HHH 165 X TL 4386) dengan Betina Mantap K-111 129 (Mutiara Antartika 136 X Mantap Kandang A-999 74) itupun resmi diboyong ke markas H7B yang ada di jalan S. Parman IV/9 Jember.
Menurut Heru Tyok, ia nekad untuk memboyong Indukan K-B3 milik Adipura BF bukanya tanpa alasan. Namun Kungmania yang selalu tampil low profile ini, sebelumnya memang sudah mengetahui akan kualitas trah darah dari kandang tersebut. Saat Ia diberi anak pertama (piyik jantan) beberapa bulan lalu.
“Betul, piyik dari K-B3 tersebut saya pinang dengan harga pertemanan. Dan saat itu umurnya masih sekitar 1,5 bulan namun kondisinya tidak sehat. Termasuk kedua indukkannya dan saudara setetasannya (betina) yang ada di Adipura BF. Tapi Alhamdulillah, setelah saya rawat beberapa minggu, burung itu sehat kembali,” cerita Heru Tyok.
Dan saat umurnya sudah sekitar 3 bulan lebih, lanjut Heru Tyok, piyik itu-pun mulai mau bunyi-bunyi. Bahkan saat bunyi narik, saya langsung kepincut dengan anggung suaranya. Karena meskipun volume suaranya tidak besar (menengah), tapi angkatan depan, ketukan tengah dan buangan ujung, sudah benar dan sesuai dengan apa yang saya inginkan.
“Ya benar, selain tarikan suara depannya oke dengan ketukan tengahnya banyak satu satu. Piyik ini masih bisa melepas suara ujungnya yang panjang,” tambah Heru Tyok.
Namun yang membuat pemilik H7B BF ini makin ngebet untuk segera mendapat kedua induknya. Saat piyik tersebut dibawa ke lomba Kapolsek Kendit Cup, Situbondo hari Minggu 19 Maret kemarin. Dengan kondisi apa adanya dan tanpa persiapan apapun. Piyik yang diberinama “Pujaan Hati” itu, tenyata mau kerja dan berhasil masuk juara 3 kelas piyik hanging.
Padahal menurut Heru Tyok, dua burung yang ia bawa dengan mobil, yaitu Tersanjung dan Pujaan Hati. Selama diperjalan keduanya tak mau diam dan seperti takut. Terutama Pujaan Hati yang memang tidak pernah dibawa ke mana-mana, apalagi perjalan jauh dari Jember-Situbondo. Iapun mengaku pasrah, jika keduanya tidak mau bunyi di lomba.
“Ia awalnya saya memang pasrah, burung mau bunyi apa nggak terserah. Namun saya terkejut setelah melihat mental lapangannya. Karena begitu usai digantung dan lomba dimulai, keduanya langsung kerja. Bahkan dari babak ke babak, keduanya terus ngisi nilai meski kerjanya kurang maksimal,” terang Heru Tyok.
Dimana akhirnya, Pujaan Hati yang memang punya kualitas anggung oke. Masuk juara 3, setelah mendapat nilai dua warna hitam tiga kali dan ditutup dengan mendapat nilai tiga warna usulan. Sedangkan Tersanjung, yang lahir dari trah jawara, yaitu H7B BF K-5 (ASP C7 X ASP C8) rupanya juga masih bisa membawa pulang tropy juara 4.
Dan setelah melihat mental juara yang dimiliki ole Pujaan Hati. Hari itu juga, Heru Tyok langsung memohon kepada Ji Udin agar mau melepas kedua induknya yang kebetulan ikut mendampingi di lomba. Akhirnya Pemilik farm Adipura itupun ihklas melepas kedua indukanya ke H7B, dengan syarat Ia nanti diberi jatah piyiknya.
“Terus terang saya lega setelah H. Solehudin ihklas melepas induk Pujaan Hati ke saya. Dan soal nilai mahar memang cukup fantastis, namun kami sepakat untuk tidak dipublikasikan. Sedangkan jatah piyik untuk beliau, saya juga sudah oke, yang penting kita berdua sama-sama bersyukur,” tutur Heru Tyok yang langsung memasukan indukan tersebut ke Kandang-4.
Perlu diketahui, farm H7B BF Jember dengan nomor Register: 2563/P3SI/2018. Dan baru fakus membangun kandang sekitar tahun 2020 lalu. Namun belakang ini, beberapa oplosan dari kadang-kandangnya sudah mulai muncul dan juara di lomba-lomba. Seperti K-5 yang sudah mengoritkan beberapa piyik juara.
Lalu ada K-1 (Fortune 1484 K-A 16 X H7B 206 K-02), ada K-2 (Fortune 1310 X Kho Kho (cucu Grace Kelly). K-3 (Fortune 1360 X H7B 032), K-7 (Fortune 1283 K-Patani X SMS 246 K-3B). Kemudian K-9 (Macan K10 X Fortune C2 1143) dan K-10 (Fortune 1287 X Fortune 1216). Dan beberapa kandangnya lainnya yang kini masih proses dengan materi baru.
Bahkan piyik K-8 (H7B 103 X ASP C7) pernah ada yang berani meminang dengan maskawin yang cukup fantasits. Namun karena saat itu Heru Tyok berjanji untuk sementara tidak mau melepas dulu piyik-piyiknya, akhirnya mahar itupun ditolak halus. Bahkan sepanjang tahun 2021 sampai 2022, sebetulnya banyak kung mania yang ingin melamar piyik-piyik dari H7B. Namun Heru Tyok tetap masih belum mau melepas.
“Betul dan bukannya saya menolak rejeki. Tapi saya tak mau mengecewakan siapapun, sebelum piyik hasil dari kandang H7B BF betul-betul punya kualitas bagus dan mental juara di lapangan atau di lomba. Dan Insyaallah target saya tahun 2024,” tandas Heru Tyok.
Dan apa yang jadi target pemilik H7B BF ini sudah mulai terlihat. Terbukti dari proses mengotak-atik formasi kandang yang terus dikembangkan. Kualitas piyik-piyik produk H7B BF, kini terlihat merata dengan typikal suara yang nyaris sama.
Seperti saat gelaran LPJT pertama kemarin, salah piyik dari K-7 ring 147. Dipaksa oleh Kungmania, yaitu Jhing San untuk diboyong ke Surabaya dengan mahar yang lumayan besar. Bahkan setelah mendengar sendiri kualitas burung-burung H7B, Jhing San sebetulnya ingin membawa pulang beberapa ekor piyik lagi. Tapi kembali, Heru Tyok masih belum mau melepas yang lain.
“Ya sebetulnya saya berat melepas burung K-7 ke Ko Jhing San. Tapi berhubung beliau masih pemula dan mengaku cocok dengan burung tersebut, ya akhirnya saya pun ihklas untuk melepas. Sedangkan untuk burung yang lain, saya memang belum berani. Tapi kalau semuanya saya nilai sudah bagus mental dan kualitasnya, monggo bisa dipilih yang mana,” pungkas Heru Tyok. *agrobur.