Connect with us

Perkutut

Herlin Santosa Surabaya, Pendatang Baru Polesan Team BN, Langsung Naik Podium di Arena Konkurs

KONBUR Tayang

:

Daya tarik hobi perkutut selalu.membius masyarakat untuk menekuninya. Beragam alasan menjadi alasan mereka untuk masuk dan bergabung bersama komunitas yang sudah ada sebelumnya. Karena yang pasti untuk menyandang predikat sebagai kung mania, tidak ada persyaratan khusus dan berbelit.

Herlin Santosa Surabaya diantara pasukan Team BN

Siapapun, kapan dan dimana pun, setiap warga masyarakat bisa mendeklarasikan diri menjadi bagian komunitas yang di dalamnya terdiri dari unsur, peternak, perawat, pelomba dan pedagang. Tidak ada aturan khusus, calon anggota harus dari kalangan tertentu dan sudah memiliki pengalaman yang mumpuni.

Kenyataan inilah yang membuat hobi perkutut tak akan mudah lekang oleh waktu, tak mungkin cepat untuk dilupakan dan ditinggalkan begitu saja. Bahkan hobi perkutut bisa menularkan kepada orang lain. Seperti yang dialami Herlin Santosa, pendatang baru asal Keputih Tegal Surabaya.

Berkat mentor Benny Mintarso, prestasi Herlin langsung melejit

“Saya mulai suka perkutut sejak tiga bulan lalu, namun baru bisa turun lomba baru satu bulan belakangan,” tegas Herlin Santosa. Diceritakan olehnya bahwa hasrat untuk masuk menjadi bagian komunitas perkutut berawal ketika tiga bulan yang lalu, Herlin seringkali melihat sang sahabat yakni Sahri Sidoarjo selalu membawa trophy juara setiap kali pulang dari berlomba.

“Saya adalah teman kantor Pak Sahri Sidoarjo, setiap kali dia pulang dari lomba perkutut, pasti membawa trophy. Dari sana saya mulai tertarik dengan apa yang dilakukan Pak Sahri,” ungkap Herlin Santosa. Sejak saat itu, Herlin langsung memutuskan untuk mengikuti apa yang dilakukan Sahri.

Herlin Santosa (kiri) bersama sang sahabat Sahri Sidoarjo

Sebagai bagian dari Team BN, Sahri memperkenalkan rekannya tersebut pada sang pimpinan Team BN yakni Benny Mintarso. Kehadirannya langsung diterima dengan baik. Dari pembicaraan yang dilakukan antara Herlin Santosa dan Benny Mintarso, keduanya sepakat untuk bersama-sama menekuni hobi.

Benny Mintarso banyak memberikan masukan dan Herlin Santosa nampaknya begitu antusias untuk lebih serius menekuni hobi barunya. Lewat bimbingan kilat dari Benny Mintarso sang mentor Team BN, Herlin langsung memutuskan untuk fokus pada arena lomba dan kandang ternak sekaligus.

“Saya tertarik untuk berlomba karena ada kebanggaan yang didapat ketika bisa membawa pulang trophy juara, sedangkan ternak, bagi saya adalah cara untuk melestarikan perkutut,” imbuhnya. Soal ilmu seputar ternak dan lomba, Herlin yakin bisa mendapatkan arahan dari sang mentor.

Herlin Santosa tak butuh waktu lama raih prestasi

Tanpa menunggu waktu terlalu lama, Herlin langsung ngebut membangun kandang ternak. “Saat ini saya sudah buat kandang sebanyak 25 lebih dan semua kandang hampir terisi penuh. Materi saya dapatkan dari BN, WDT, Imoba, Cristal dan beberapa materi indukan lain. Semua dibantu oleh Pak Benny,” sambung Herlin Santosa.

Jumlah kandang yang sekarang dimiliki, bisa saja bertambah menyesuaikan kebutuhan dan kondisi. Sedangkan untuk perkutut kelas lomba, Herlin juga sudah mempersiapkan sekitar 8 ekor. Mayoritas perkutut yang sudah menjadi koleksinya untuk calon juara, masih berusia piyik.

“Saya ingin belajar perkutut dari piyik, jika nanti sudah paham, maka akan naik ke tingkat yang lebih tinggi, makanya saya mulai mengorbitkan burung lomba dari piyik dulu,” jelasnya. Dari sekian perkutut muda yang berhasil dikoleksi dan diorbitkannya, adalah perkutut bernama Haes 3.

Dukungan luar biasa dari Team BN buat Herlin raih sukses

Produk bergelang WDT ini langsung unjuk kebolehan dalam tarung perdana di Latihan Dinilai Pengda P3SI Surabaya, Selasa 1 Juni 2021. Turun di Kelas Piyik Hanging, meski dengan keterbatasan jam terbang tak membuatnya demam panggung. Bahkan Haes 3 mampu menunjukkan kehebatannya tampil di atas gantangan.

Raihan bendera 3 warna selama empat babak berturut-turut, akhirnya mengantarkan pada podium pertama. “Alhamdulillah lomba pertama, bisa langsung juara pertama di Kelas Piyik Hanging,” terangnya. Alasan Kelas Piyik Hanging menjadi pilihannya, lebih didasarkan pada keinginan untuk memahami perkutut dari usia kecil.

“Saya ingin belajar perkutut dari sejak kecil, sehingga nantinya saya lebih paham,” tambah pria yang tinggal di Keputih Tegal Timur 3C/18 Surabaya. Singkatnya proses adaptasi dan prestasi yang dialami Herlin diakui sebagai pilihan yang tepat baginya ketika memutuskan untuk menekuni hobi satu ini.

Trophy dan prestasi perdana milik Herlin Santosa (kiri)

Prestasi yang juga dibukukan oleh Herlin Santosa pada gelaran yang sama adalah raihan podium ke-lima Kelas Piyik Yunior, lewat performa apik Haes 1. Prestasi inilah yang akan membuatnya semakin mantap dan semangat untuk terus eksis menekuni hobi baru di dunia perkutut.

Budi Syuhada, penasehat spiritual Team BN mengakui bahwa kelompok tersebut sangat memberikan manfaat. “Team BN adalah gambaran kesolidan dan kekompakan kung mania yang tergabung dalam satu kelompok. Kami bersama-sama menyalurkan hobi, mencari saudara, bersilaturahmi dan akhirnya meraih sukses sebagai pemenang di arena lomba,” jelas Budi Syuhada.

Advertisement

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.