Puter Pelung
Hasil Rakorda P5SI Jawa Timur di Surabaya, Membuka Diri Bergerak Maju dan Berkembang Bersama-sama
Sabtu, 11 Juli 2020 P5SI Jawa Timur sukses merampungkan agenda Rapat Koordinasi (Rakorda). Menempati lokasi di Waringin Joyoboyo Surabaya, acara berlangsung lancar tanpa hambatan. Ketua Umum P5SI, Acun Hadiwidjojo yang dijadwalkan hadir ternyata berhalangan.
Informasi yang didapat bahwasanya Ketua Umum dalam kondisi sakit. Acun Hadiwidjojo menitipkan sambutan yang dibacakan oleh Sambada Payaksa selaku Wakil Ketua Bidang Organisasi P5SI Pusat. Ketua Umum berpesan agar berusaha untuk mensolidkan organisasi dulu.
“Daerah yang belum ada cabang bisa dibentuk dahulu, dan disolidkan dulu, kemudian kita adakan jadwal lomba dan latber serta kegiatan yang sempat tertunda dengan koordinasi Pusat sehingga acara bisa berlangsung sesuai harapan. Saya katakan bahwa Rakorda P5SI Jawa Timur sukses,” jelas Acun Hadiwidjojo.
Selanjutnya sambutan dilakukan Ketua P5SI Jawa Timur Bambang Supriyanto. “Setelah pengukuhan P5SI Jatim siap bergerak. Kami ingin mengenal dari dekat kepada seluruh pengurus,” jelas Bambang. Menurutnya apa yang terjadi dengan P5SI Jatim, maka akan dikoordinasikan karena saat ini Pengurus Jatim sudah memiliki nomor kontak.
“Marilah organisasi kita jadikan sarana untuk berkumpul meningkatkan persaudaraan dan menyalurkan hobi senyaman mungkin. Jangan melihat organisasi lain sebagai saingan tapi sebagai teman,” lanjut Bambang Supriyanto. Lebih lanjut semua perbedaan hanyalah sebuah dinamika saja namun jangan sampai memicu adanya permusuhan dan persaingan.
Komunitas harus tetap kompak saling mendukung satu sama lain. “Puter adalah budaya dari leluhur maka kita jadikan sebagai dasar dari organisasi, teposliro kita munculkan. Kami membuka diri untuk terus bergerak maju dan berkembang tanpa menyinggung pihak lain,” kata Bambang lagi.
Jika ada hal-hal yang berkenaan dengan organisasi maka siapapun dipersilahkan untuk menghubungi pengurus, lakukan komunikasi dan koordinasi. Sekali lagi Bambang mengharapkan seluruh komunitas untuk mewujudkan organisasi yang nyaman untuk pengurus dan peserta serta meningkatkan puter pelung sebagai budaya leluhur.
Acara dilanjutkan dengan pelantikan Pengurus Cabang. Sebanyak 14 Cabang resmi memiliki SK. Satu persatu Ketua Cabang maju untuk menerima SK dari Ketua P5SI Jawa Timur. “Alhamdulillah sekarang kami sudah resmi menjadi bagian dari keluarga besar P5SI. Mudah-mudahan bisa memberikan harapan dan manfaat bagi kami khususnya dan yang lain,” kata Mahmud Ketua P5SI Sampang.
Usai acara pelantikan dilanjutkan dengan ramah tamah. Disela-sela acara ini Pengurus Pengda P5SI Jawa Timur memberikan kesempatan kepada peserta untuk menuangkan ungeg-ungenya. Ada beberapa masukan dari peserta Rakorda. Masukan pertama datang dari Adi Suryo Tanjung Bumi Bangkalan.
“Terus terang hobi puter pelung di Madura saat ini begitu pesat dan luar biasa. Keberadaannya sudah masuk sampai ke pelosok desa. Banyak kegiatan yang kami gelar mulai dari latber sampai latpres. Saat ini kami membutuhkan banyak juri untuk menunjang kegiatan tersebut. Untuk itulah kami mohon agar segera ada diklat juri,” harap Adi Suryo.
Budi Yudiarto Ketua P5SI Madiun mengusulkan untuk memastikan legalitas organisasi. “Sebaiknya ada legalitas organisasi agar kami bisa nyaman dan aman ketika menggelar kegiatan,” pinta pria yang akrab dipanggil Amir. Harapan lain darinya adalah perlu adanya standarisasi latber dan lomba, baik soal harga tiket, hadiah dan hal lain sehingga pelaksanaannya bisa lebih seragam.
Khoirul Mas’ud Ponorogo berharap pelomba tidak dibatasi untuk menentukan pilihan. “Saya ingin semua pelomba diperbolehkan dan diijinkan untuk mengikuti kegiatan dimanapun saja,” usulnya. Usulan lain datang dari Mahrus Sampang. Dirinya berharap di Madura ada kegiatan rutin latpres karena diwilayah ini hobi puter pelung semakin semarak.
“Kami siap memfasilitasi dan menjadi tuan rumah kegiatan yang akan digelar di Madura,” kata Mahrus. Masukan paling akhir diberikan Deny Hanan Malang. “Penyakit juri yang saat ini terjadi adalah hanya dengan sekali pelatihan sudah merasa bisa dan menguasai tentang ilmu kejurian,” tegasnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk menuju pada pelatihan juri yang lebih besar, maka teman-teman yang pernah ikut pelatihan untuk memberikan bekal pada yang belum pernah mengikuti, sehingga para peserta yang akan mengikuti pelatihan juri, tidak mentah dan sudah memiliki bekal.
Sebelum acara Diklat dilakukan maka daerah perlu merangkul calon juri, sehingga para peserta sesuai dengan harapan. Menurut Deny Hanan jangan sampai ketika pelaksanaan Diklat juri, ternyata peserta yang ikut sangat minim dan bahkan tidak ada. Untuk itulah agar dikondisikan dulu sebelum acara diklat dilaksanakan.