Perkutut
Halal Bi Halal Pengcam Pangarengan (AKN BF) Sampang, Suguhkan Aksi Dramatis Gong Agung, Black Foot dan Abu Dabi, Qolbun dan Dermadani Raih Podium Pertama
Masih dalam suasana syawal, Pengcam Pangarengan Sampang berkolaborasi dengan AKN Bird Farm mengundang kungmania untuk kembali menghangatkan hobi perkutut yang sempat vakum akibat bulan ramadhan. Saat puasa menyapa, tak terdengar dan terlihat lagi kung mania berada di lapangan.
Kegiatan bertajuk Halal Bi Halal Pengcam Pangarengan (AKN BF) Sampang yang tergelar pada Selasa, 25 April 2023, sepertinya menjadi ajang kerinduan kung mania setelah nyaris sebulan penuh tidak pernah lagi mengerek perkutut orbitannya bersama rekan-rekan yang lain sesama mania.
Lapangan AKN Bird Farm yang berlokasi di Pangarengan Sampang betul-betul dimanfaatkan betul oleh peserta. Tiga partai yang dibuka yakni Kelas Dewasa Bebas, Piyik Yunior dan Piyik Hanging diserbu peserta. Tiket yang disediakan oleh panitia, sepertinya tidak meninggalkan sisa.
H.Moh Aksan selaku ketua pelaksana mengakui bahwa kegiatan ini digelar untuk memberikan kesempatan kembali bagi mania perkutut yang lama absen tidak ke lapangan. “Terus terang kami sebulan libur tanpa ada kegiatan yang menghadirkan juri untuk menilai burung yang kami latih, makanya hari ini kami gelar kembali acara agar kami bisa ngerek burung lagi di lapangan,” terang pemilik AKN Bird Farm.
Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan ini diadakan sebagai awal dari libur yang cukup lama. “Halal Bi Halal ini hanya kegiatan awal sebelum menuju kegiatan yang sebenarnya biar kami bisa mengukur sampai seberapa jauh persiapan jago-jago kami menuju arena lomba,” sambung H.Aksan.
Kaconk yang baru saja resmi mengisi posisi sebagai Ketua Bidang Penjurian Pengda Sampang, memulai tugasnya sebagai penanggungjawab dalam hal penjurian. Saat memberikan breefing bagi seluruh juri yang bertugas, langsung menyatakan gaspoull dalam memberikan arahan.
“Saya berharap juri yang bertugas bisa menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Jangan melihat burung milik siapa, apalagi milik saya. Jika memang kurang bagus, jangan sungkan dan takut untuk memberikan nilai kurang, sebaliknya jika memang bagus, jangan sampai salah memberikan nilai,” tegas Kaconk.
Ditambahkan bahwa juri selama ini dinilai memiliki posisi yang sangat vital dalam setiap perlombaan, jika salah menilai burung, maka akan sangat berpotensi menimbulkan masalah. “Saya katakana bahwa juri bahwa gak peduli burung milik siapa, jika memang bagus, maka harus dan wajib dinilai bagus, tetapi jika kurang, ya harus dinilai sesuai,” ungkap Kaconk saat dihubungi mediaagrobur.com.
Dikatakan pula bahwa penjurian kali ini koordinator dan dewan harus menggunakan hitungan untuk memberikan nilai. “Saya sampaikan pada Koordinator dan Dewan agar menghitung suara burung ketika akan memberikan nilai, jadi jari mereka harus dipakai agar tidak sampai salah hitung,” sambung pria yang dikenal sebagai perawat handal.
Cuaca cerah dan cenderung panas, mengawal acara dari awal sampai akhir. Empat babak penjurian berlangsung tanpa masalah. Meski nuansa yang disuguhkan masih dalam ajang silaturrahmi, namun tidak membuat para jawara masih malu-malu dan menyimpan kekuatannya ketika berhadapan dengan lawan.
Tiang kerekan dan gantangan yang menjadi tempat dimana mereka ditempatkan, sepertinya sudah benar-benar bisa beradaptasi. Kondisi tersebut terlihat saat peluit panjang berbunyi tanpa penjurian dimulai. Persaingan menegangkan terlihat di Kelas Dewasa Bebas. Tiga peserta yakni Gong Agung orbitan Team AKN Sampang, Black Foot andalan H.Sunahwi Talango dan Abu Dabi amunisi Rizal Adiwarna Sampang.
Gong Agung yang dikerek pada nomor 21 mendapatkan perlawanan dari Black Foot yang berada persis disampaing pada nomor kerekan 20 dan Abu Dabi yang ada di kerekan 35. Babak pertama perolehan nilai dimenangkan oleh Abu Dabi dan Gong Agung dengan raihan bendera 3 warna hitam, sementara Black Foot hanya meraih bendera 3 warna.
Memasuki babak kedua, Gong Agung dan Black Foot berhasil meraih nilai sama yakni 3 warna hitam, sedangkan Abu Dabi 3 warna usulan. Pada babak ketiga, Gong Agung dan Black Foot kembali berhasil meraih bendera 3 warna hitam usulan, sedangkan Abu Dabi hanya meraih bendera 2 warna. Dan babak keempat, perolehan nilai 3 warna hitam untuk Gong Agung dan 3 warna usulan untuk Black Foot serta warna bagi Abu Dabi.
Dengan demikian Gong Agung yang sudah memiliki reputasi dan nama besar sebagai jawara dari Sampang Madura dinobatkan sebagai peraih podium pertama. Sedangkan Black Foot yang merupakan amunisi baru harus puas diurutan kedua. Ditempat ketiga ada Abu Dabi orbitan Rizal Adiwarna Sampang, produk AKN.
Di Kelas Piyik Yunior, podium pertama dimenangkan Qolbun andalan Bos Athip Sampang, produk TGM yang menempati nomor kerekan 74. Disusul kemudian Al Fatih amunisi H.Osnan Bangkalan, produk bergelang Samba yang dikerek pada nomor 61. “Alhamdulillah tampil untuk pertama kalinya Al Fath langsung menyodok ke urutan kedua,” jelas Jamil sang pengorbit sekaligus pemilik Samba Bird Farm Bangkalan.
Diurutan ketiga, ada Altera orbitan Tim AKN Sampang, ternakan Altas yang berada pada nomor kerekan 51. Di Kelas Piyik Hanging, juara pertama berhasil menjadi milik Dermadani amunisi anyar H.Sholeh Sampang, ternakan KIS yang berada pada nomor gantangan 16, disusul kemudian Sinta Wati andalan Kirom Pamekasan, produk Seribu Satu yang berada pada gantangan nomor 40.
Dan urutan ketiga diraih Panji Laras, milik P.Asnawi Sampang ternakan AKN yang berada pada nomor gantangan 53. Diakhir acara, H.Moh.Aksan mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan yang diberikan seluruh peserta. Dan permintaan ma’af juga disampaikan jika selama cara, ada hal-hal yang kurang berkenan.