Connect with us

Bekisar/Ayam Laga

H Sholeh Galis Bangkalan, Koleksi Ayam Bekisar Capai Ratusan Ekor, Salah Satunya Dibarter Tanah 1500 Meter

Published

on

Diantara sekian bekisar mania tanah air, bisa jadi H.Sholeh adalah pemilik ayam bekisar dalam jumlah paling banyak. Mania yang tinggal di Desa Lantek Barat Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan ini, memiliki koleksi ayam bekisar yang jumlahnya mencapai angka ratusan ekor.

H.Sholeh diantara sekian banyak koleksi ayam bekisar miliknya

“Untuk saat ini ayam bekisar milik saya ada lebih dari 350 ekor. Sekitar 150 ekor ada di rumah dan sisanya tersebar di beberapa rekan untuk dirawatkan,” terang H.Sholeh saat mengawali obrolan. Lebih lanjut disampaikan bahwa jumlah tersebut bisa bertambah karena sampai saat ini, H.Sholeh tetap menerima kiriman dari beberapa peternak.

Dari ratusan ekor ayam bekisar, memang tidak semua adalah tipe untuk kontes, karena saat ayam itu datang, ada yang berusia muda sehingga tidak mungkin untuk diketahui apakah ayam tersebut layak untuk masuk kontes atau sebaliknya. Ayam bekisar usia masih anakan, tidak mungkin dilakukan seleksi.

H.Sholeh (dua kanan) bersama bekisar mania Surabaya

“Ayam bekisar milik saya, baik yang ada di rumah ataupun ditempat lain, usianya beragam, mulai dari anakan sampai dewasa. Sedangkan yang bisa dipakai untuk lomba, saat ini mencapai sekitar 100 ekor, sisanya masih kecil-kecil jadi tidak bisa diprediksi, apakah masuk kategori bagus atau tidak,” sambung H.Sholeh.

Diakui olehnya bahwa ada kalanya H.Sholeh kulakan ayam bekisar anakan masih berusia 1 minggu, sehingga tidak mungkin dilakukan seleksi untuk menentukan prospek tidaknya sebagai bahan untuk lapangan. Ketika ada rekan-rekan yang bawa ayam kesana untuk dijual, jika cocok, maka langsung terjadi transaksi.

Kediaman H.Sholeh selalu dikunjungi bekisar mania

Tidak dipungkiri bahwa dari sekian ayam bekisar yang ada, H.Sholeh mengaku juga melepas ayam tersebut, jika memang layak untuk kontes, maka ia melepasnya kepada pemain, sebaliknya jika ternyata jadi ayam koden (kualitas kurang), maka biasanya dibawa ke pasar. Tidak heran jika kediaman H.Sholeh selalu jadi tempat nongkrong.

Sekitar sepuluh tiang kerekan, nampaknya jadi sarana untuk melakukan pemantauan ayam yang akan diproyeksikan untuk kontes. Alasan H.Sholeh memiliki ayam bekisar dalam jumlah besar, karena sejak kecil sudah mengenal ayam bekisar dari orang tua. “Dulu Abah saya pemain dan saya sering ikut ke lapangan,” ungkapnya.

Gudang tempat penyimpanan koleksi ayam bekisar

Sejak tiga tahun lalu, keinginan H.Sholeh untuk turun langsung menjadi bekisar mania, baru bisa diwujudkan. Awalnya koleksi bekisar miliknya masih terbatas. Seiring perjalanan waktu, ketika keinginan berburu ayam bekisar untuk calon, tidak sedikit peternak, penjual dan sesame rekan yang menawarkan.

Dari situlah awal H.Sholeh akhirnya memiliki ayam bekisar dalam jumlah yang sudah mencapai ratusan ekor. Bisa dibayangkan berapa dana yang dibutuhkan hanya untuk memberikan makan pada koleksinya. Voer 50 kg biasanya digunakan untuk makan ayam 15 hari saja belum termasuk jagung.

Deretan sangkat yang dipakai untuk menampung ayam bekisar

Menurut H.Sholeh jika ditotal dalam satu bulan membutuhkan 1 kwintal voer dan 6 sak (karung) jagung. Belum termasuk anggaran yang dibutuhkan untuk menyalurkan hobi di arena kontes. “Yang namanya hobi memang mahal, tapi saya suka dan bisa menikmatinya,” sambung H.Sholeh.

Namun pengalaman yang membuatnya semakin mantap untuk menekuni hobi ayam bekisar adalah kisah menyenangkan. Salah satunya adalah ketika ayam bekisar miliknya ada yang berani membarter dengan sebidang tanah dengan luas 1500 meter. Padahal ayam tersebut belum pernah juara sekalipun di arena kontes.

Jamuan makan untuk setiap tamu yang berkunjung

Itulah kehebatan H.Sholeh dalam melepas ayam bekisar koleksinya kepada pemburu meski belum mengukir prestasi sekalipun. Dikisahkan pada suatu hari, ada teman satu kampung yang suka ayam bekisar kebetulan main ke rumah, salah satu tujuan selain silaturrahmi juga untuk cari ayam bekisar bagus.

Saat itulah H.Sholeh mengerek bekisar yang sudah terpantau bagus namun belum pernah sekalipun turun lomba. Siapa sangka ayam bekisar tersebut mengeluarkan suara bagusnya kualitas untuk kelas utama. Sang teman tadi langsung tertarik dan menanyakan harga. Saat itulah terjadi negosiasi.

Tiang kerekan yang berdiri tegak di halaman rumah H.Sholeh

Karena tidak ada kecocokan harga, maka transaksi batal dilakukan. Kunjungan kedua kalinya, sang teman juga diperdenagrkan suara merdu sang ayam bekisar sama persis dengan suara yang pertama kali didengarkan. Sang teman yang bernama Manap semakin merhasrat untuk memilikinya.

Namun negosiasi juga belum menghasilkan kata sepakat. Sampai akhirnya pertemuan ketiga kalinya, sang ayam lagi-lagi menggoda Manap agar mau meminangnya. Terjadinya kesepakatan, H.Sholeh menyerahkan ayam bekisar plus uang tambahan sebesar Rp 6 juta tersebut dan Manap memberikan sebidang tanah berukuran 1500 m.

Koleksi lain ayam bekisar milik H.Sholeh

Tanah tersebut berada tidak jauh dari kediaman H.Sholeh. Kisah itu akhirnya menjadi viral bahwa ada transaksi ayam bekisar dengan tanah yang luasnya mencapai 1500 m. “Mungkin sampai saat itu belum ada yang bisa melakukan transaksi seperti yang saya lakukan dan Alhamdulillah ini adalah rejeki dari Allah SWT,” ungkap H.Sholeh.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.