Perkutut
H.Atmari Surabaya Tambah Amunisi Muda Produk JnJ Yogyakarta Trah Havana, Nilai Transaksi Rp 70 Juta
Bagi kung mania lawas, mungkin mengenal nama H.Atmari. Mania Surabaya ini pernah eksis pada 1997 lalu bersama amunisi tangguh. Beberapa orbitan seperti Kopa, Raja Ikan dan sederta nama lain, menjadi pendongkrak statusnya sebagai mania yang berada pada level atas. Kopa amunisi yang pernah meramaikan pesta persaingan perebutan podium paling depan barisan daftar kejuaraan.
Perkutut ternakan Kopa Surabaya ini sempat mendapatkan penawaran sebesar Rp 160 juta. Begitu juga dengan amunisi lain bernama Raja Ikan. Ada kung mania yang ingin mentake overnya dengan angka Rp 120 juta, namun lagi-lagi H.Atmari belum bersedia melepasnya. Alasan yang disampaikan cukup simpel dan tidak mungkin untuk dipertanyakan kembali.
“Saat Kopa dan Raja Ikan ditawar orang, saya belum mau melepas karena waktu itu saya masih senang. Jika saya lepas lalu saya mau main apa,” terang pengusaha sukses di bidang perikanan. Tahun 2014 menjadi waktu dimana H.Atmari memutuskan untuk melepas hobi yang telah membesarkan namanya karena alasan kesibukan.
Membangun kerajaan bisnis, menjadi pilihan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, sehingga harus mengorbankan hobi. Seiring perjalanan waktu, ketika masa sibuk itu berlalu, H.Atmari kembali ke hobi perkutut sejak setahun lalu. “Saya kangen ingin main perkutut, apalagi saat ini kesibukan mulai berkurang dan bisa ditinggal meski saya tetap melakukan pemantauan dan pengawasan,” jelas H.Atmari lagi.
Tanpa menunggu waktu terlalu lama, perburuan langsung dilakukan. Kian Santang menjadi satu diantara sekian amunisi yang diorbitkan. Namun ternyata, harapan untuk bisa mengulang sukses yang pernah di raih ketika itu belum terpenuhi. Bersama H.Atro Surabaya perburuan calon amunisi terus dilakukan.
“Saya banyak dibantu Abah Atro untuk mencarikan burung untuk lomba, karena beliau banyak koneksi,” sambung kung mania yang kini berada di usia 58 tahun. Sampai akhirnya dipertemukan dengan produk JnJ Bird Farm Yogyakarta. “Saya dapat info kalau di Jogja ada burung bagus, makanya saya minta tolong Abah Atro untuk mengurusnya. Tidak menunggu waktu lama, akhirnya burung itu bisa menjadi milik saya,” ungkap H.Atmari.
Produk tersebut ternyata masih mengalir trah Havana, perkutut yang sempat menghebohkan jagad hobi mania kung di Indonesia. Jay Jay, selaku pemilik JnJ Bird Farm membernarkan hal tersebut. “Memang benar Abah Atro dapat burung produk JnJ, sepasang anakan dari kandang N.10 dengan indukan jantan JnJ 976/XXX (cicit Havana) bersama betina JnJ 697/do Havana (anak Havana),” terang Jay Jay.
Kedua anakan tersebut lahir pada 02 Agustus 2023 dengan nomor ring 1213 dan 1212. Lebih lanjut disampaikan bahwa dari indukan tersebut lahir produk-produk unggulan yang sudah resmi berpindah tangan. Anakan pertama yang berjenis betina berhasil di take over H.Abd.Azis Ababil Sampang, sepasang anakan kedua terbang ke Mr.Mannan MNN Thailand, sedangkan anakan ketiga berpindah tangan ke kung mania Bandung.
Nah, yang di take over H.Atmari/H.Atro Surabaya adalah anakan ke empat. Ada cerita menarik dari transaksi tersebut. Awalnya Jay Jay hanya merestui kepindahan anakan tersebut kepada H.Atro hanya untuk 1 ekor yakni jantan. Meski H.Atro tetap berharap betina ikut serta, namun saat itu transaksi berhasil dilakukan dengan nilai Rp 55 juta.
Bukan saja H.Atro yang kepikiran karena tidak bisa membawa serta sang betina, Jay Jay mengaku saat itu juga mengalami hal yang sama. Peternak sukses ini mengaku merasa gak enak hati sama H.Atro, makanya betina pasangan itu dilepas juga dengan kesepakatan di angka Rp 15 juta.
“Saya awalnya hanya mau melepas jantan saja, tapi karena kepikiran dan merasa gak enak hati sama Abah Atro, akhirnya yang betina saya lepas juga,” ungkap pria bernama Paulus Andrianto. Masih menurut Jaya Jay, Havana saat itu pernah ditawar H.Atro dengan nilai Rp 300 juta, namun belum mau dilepas, sampai penawaran berada di angka Rp 500 juta.
Padahal saat itu Havana masih berada di Thailand. “Saya dulu pernah nawar Havana sampai Rp 500 juta, namun tidak dikasih sama Kho Jay Jay,” kata H.Atro sambil mengingat kejadian itu. Meski tidak berhasil membawa pulang Havana, namun kini H.Atro dalam hal ini H.Atmari berhasil memiliki perkutut dari trah Havana.
“Burung ini memang mau saya jadikan burung lomba, karena terus terang saya lagi cari gaco yang istimewa untuk dibuat ke lapangan, rasanya sudah tidak sabar untuk segera mengorbitkannya. Siapa tau bisa mengulang sukses yang pernah saya alami sebelum saya berhenti main perkutut,” tutur H.Atmari.