Perkutut
H.Asiman Banjarmasin : Terima Kasih Untuk H.Fahmi Ares
Bagi kung mania Banjarmasin Kalimantan Selatan, nama H.Asiman bukanlah sosok baru atau figur yang tidak mereka kenal, terutama kung mania yang mulai menyibukkan diri dalam urusan hobi perkutut. H.Asiman seakan menjadi sebuah nama yang tidak akan pernah terlupakan.
Kiprahnya dalam menekuni hobi perkutut terbilang tidak hilang digerus perkembangan jaman yang semakin canggih. H.Asiman merupakan kung mania senior yang sampai saat ini masih tetap eksis menekuni hobi perkutut. “Saya mulai main perkutut sejak tahun 1980. Sampai saat ini saya tetap main dan akan tetap main sampai kapanpun,” terang pria kelahiran Bangkalan Madura.
Lebih lanjut disampaikan alasan kuat untuk tetap bersama hobi perkutut lebih didasarkan pada apa yang telah dirasakan dan dialami. “Terus terang selama ini saya hidup dari perkutut, mulai berangkat haji, membangun rumah sampai masalah kebutuhan lain, semua saya dapatkan dari perkutut,” imbuh H.Asiman.
Yang mungkin membuat beda H.Asiman dengan rekan sejawat sesama kung mania adalah, upayanya untuk tidak pernah berhenti main perkutut. Meski ada beberapa teman seperjuangan sempat vakum, namun tidak demikian dengan H.Asiman. “Saya tidak pernah sekalipun berhenti main kutut, saat sepi saya tetap main,” ungkap H.Asiman.
Aksi jelajah menuju lokasi konkurs, menjadi agenda rutin yang tidak pernah terlewatkan. Berbeda saat ini, dimana usianya semakin bertambah, H.Asiman kini mulai mengurangi rutinitas tersebut meski mengaku masih sanggup berlomba kemanapun. “Saya lomba karena hobi dan silaturahmi cari saudara, makanya saya senang,” sambung H.Asiman lagi.
Salah satu faktor eksistensinya sampai saat ini adalah tidak pernah memilih siapa yang akan dijadikan teman. “Saya tidak memilih pemain, semua harus dirangkul agar hobi bisa bersatu dan mendukung,” ungkap pengorbit perkutut jawara bernama Rajawali. Empat puluh dua tahun menyandang predikat sebagai kung mania, ada apresiasi luar biasa yang diterima.
Minggu, 05 Juni 2022, H.Fahmi Ares Bird Farm dan kawan-kawan menjadikan nama H.Asiman sebagai label kegiatan konkurs seni suara alam burung perkutut dengan nama H.Asiman Cup Banjarmasin. Berlokasi di Lapangan Lembu Jantan Pekapuran Raya, panitia berhasil menghadirkan kung mania dari Kalimantan.
“Sebuah kehormatan bagi saya karena H.Fahmi mau memakai nama saya sebagai acara lomba. Saya senang, bangga dan merasa tersanjung. Sebab selama 42 tahun saya main burung di Banjarmasin, belum pernah diperlakukan seperti ini. Baru H.Fahmi Ares yang mau melakukannya untuk saya,” ungkap pria yang kini sudah memasuki usia 70 tahun.
Lebih lanjut disampaikan bahwa tanpa H.Fahmi maka acara yang membuka empat kelas tersebut tidak akan pernah terjadi. “Kalau tidak ada H.Fahmi Ares Banjarmasin, mungkin H.Asiman Cup tidak akan pernah ada. Saya mengucapkan banyak terima kasih yang tidak terhingga buat H.Fahmi dan kawan-kawan,” sambungnya lagi.
H.Fahmi Ares Bird Farm mengatakan bahwa rencana tersebut sebenarnya sudah muncul lama. Setelah sukses menggelar even Nexton Cup beberapa waktu lalu, muncul keinginan dari H.Fahmi Ares untuk membuat aksi yang sama, namun menggunakan nama lain. Dari proses yang terjadi, akhirnya tercetus menggunakan H.Asiman Cup.
“H.Asiman itu adalah sosok dan tokoh senior perkutut di Banjarmasin, beliau juga tokoh masyarakat setempat, punya kepedulian besar terhadap perkembangan hobi perkutut dan orang-orang menghormati beliau, makanya saya dan rekan-rekan langsung memutuskan untuk menggunakan namanya sebagai even garapan saya berikutnya,” urai H.Fahmi Ares.
Harapan H.Asiman selanjutnya adalah di Banjarmasin muncul generasi seperti H.Fahmi Ares yang begitu peduli untuk menyemarakkan hobi perkutut dan membangkitkan semangat kung mania untuk terus eksis. “Andai saja di Banjarmasin ada H.Fahim-H.Fahmi lain, mungkin perkembangan hobi perkutut disini akan semakin luar biasa. Mudah-mudahan saja ada yang bisa meniru apa yang dilakukan H.Fahmi,” harap H.Asiman lagi.