Perkutut
H.Abdullah Mubarok Faisol Team JBM Malang, Anggaran Tak Terbatas Demi Memburu Amunisi
Popularitasnya memang belum sehebat sang Abah yang sudah memiliki nama besar sebagai kung mania kesohor tanah air. Maklumlah, bergabung kembali dalam komunitas kung mania tanah air baru seumur jagung. “Saya baru main pertama kali saat lomba LPJT Bupati Cup Sumenep,” terang H.Abdullah Mubarok Faisol.
Artinya usia sebagai kung mania belum mencapai hitungan satu bulan. Lebih lanjut disampaikan bahwa keputusan untuk turun di dalam lingkungan para penggila lomba setelah lepas dari pondok. “Selama ini saya mondok dan belum berfikir untuk main perkutut. Nah setelah lulus dari pondok, saya baru bisa main perkutut,” ungkap pria yang lahir 21 tahun lalu.
Gerak cepat dilakukan. Perburuan amunisi berlangsung tidak dalam hitungan minggu, tetapi hari bahkan menit. Sederet amunisi resmi bergabung bersama Team JBM Malang. Sebut saja Revolusi, Mutiara Putih, Mutiara Indah,Tom Rider, Tom Cruise, Nike Ardilla, Legender, Escobar, Sekar Langit, Simbada, Janji Jiwa, Rindu Alam dan sederet nama lain.
Diakui oleh H.Abdullah Mubarok Faisol bahwa untuk mendapatkan semua itu, setidaknya sudah menguras isi kantong. Sekitar ratusan juta rupiah telah dibelanjakan demi mendapatkan perkutut yang bisa dibuat andalan. Alasan disampaikan kenapa harus mengeluarkan kocek besar demi merealisasikan keinginan mendapatkan amunisi untuk turun lapangan.
“Saya kira wajar ketika ada burung bagus dan harganya mahal. Saya kira itu sepadan dengan kualitas dan prestasi yang sudah diraih oleh burung tersebut,” sambung putra Abah Faisol Syafiie JBM Malang. Apalagi selama ini perkutut yang menjadi deretan amunisi adalah burung yang sudah orbit dengan prestasi mentereng.
Bukan sesuatu yang sulit untuk menebak berapa rupiah bandrol yang dipasang oleh pemilik ketika burung miliknya dilirik oleh Team JBM Malang. Angka ratusan juta rupiah menjadi harga uang disepakati dalam setiap transaksi. “Team JBM Malang membeli burung bagus dengan harapan agar bisa meneruskan dan mempertahankan bahkan meningkatkan prestasinya sehingga nama JBM kembali mencuat ke permukaan,” ungkap H.Abdullah Mubarok.
Konsekuensi dari semua itu adalah harus keluar uang banyak. “Tak masalah keluar uang banyak, yang penting keinginan bisa terwujud, yakni memiliki burung bagus dan bisa juara saat di lomba,” tambah H.Abdullah lagi. Bahkan meski sudah Benyak duit yang keluar, bukan berarti perburuan akan diakhiri.
Jika memang ada yang lebih bagus dan mau dilepas, maka tidak menutup kemungkinan burung tersebut akan menjadi amunisi baru Team JBM Malang. “Main perkutut bukan semata-mata ingin menyalurkan hobi saja, tetapi ini sebagai ajang silaturahmi dan membuat hati dan pikiran senang,” ungkapnya lagi. Setidaknya dengan jumlah amunisi yang lebih banyak, maka rencana turun lomba tidak sampai terhenti. Satu amunisi tidak bisa turun tarung, maka akan ada amunisi lainnya yang bisa menggantikan posisinya.