Connect with us

Perkutut

Gending Boga Bird Farm Surabaya, Berangkat Dari Nol, Kini Sukses Orbitkan Produk Ring Sendiri, Target Lanjutan Menembus Juara Nasional

Published

on

Sebuah perjuangan luar biasa dilakukan H.Hartoko Soerojo, SH,MM dalam menekuni hobi perkutut. Betapa tidak, meski belum mengerti betul apa itu perkutut, namun keinginan untuk masuk menjadi bagian dalam komunitas hobi, sudah tidak bisa ditunda lagi. Berawal dari media sosial, H.Hartoko mengaku mengenal perkutut.

H.Hartoko Soerojo (kiri) bersama Windi sang anak

Rutinitas yang dilakukan untuk selalu mampir menyapa media sosial tersebut, memaksanya untuk segera memutuskan untuk ternak. Dicarilah sebuah sumber yang bisa dijadikan pijakan untuk memulai keinginan tersebut. Didapatlah organisasi bernama P3SI. Dari draf aturan yang ada, setiap peternak harus melengkapi dengan plakat.

Maka diuruslah adminitrasi agar plakat yang dimaksud bisa sedera didapat. Padahal saat itu H.Hartono Soerojo belum memiliki kandang ternak. “Kebiasaan saat dinas terbawa sampai saat ini, setiap apa yang saya lakukan harus sesuai admminitrasi, makanya saya urus dulu pkalat meski saya belum punya kandang ternak,” ungkap H.Hartoko Soerojo.

Bersama Munif Achmad dan Rafidi sang panutan

Lebih lanjut disampaikan bahwa angen-angen soal kandang aja belum paham. Yang penting syarat kepemilikan plakat sudah didapat. Januari 2019, plat bertuliskan Gending Boga Bird Farm berhasil diterimanya. Sejak saat ini informasi seputar kandang ternak dicari, sampai akhirnya bertemu dengan H.Ribut, pembuat kandang ternak.

Maret 2019 Gending Boga resmi berdiri dengan jumlah 12 kandang dan 7 ekor perkutut dengan rincian tiga pasang plus satu anakan. Indukan bergelang Bamara dan Golden Vioce menjadi penghuni kandang. Seiring perjalanan waktu, H.Hartoko terus melengkapi jumlah indukan agar kandang yang kosong segera terisi.

Seiring perjalanan waktu, ketika proses produksi kandang berlangsung, H.Hartoko mencoba menyapa kung mania lain di arena lomba. Bersama beberapa orbitan yang berhasil dimiliki, gelaran demi gelaran didatangi. Karena memang betul-betul pemula, hasil yang didapat tidak sesuai dengan keinginan.

Senyum lebar Windi berhasil orbitkan produk kandang sendiri

“Awal-awal saya lomba tak pernah sekalipun burung mau bunyi, bagaimana mau tampil, saya saja gak tahu soal perawatan, yang penting saya bawa burung ke lapangan dan hobi saya bisa tersalurkan dan saya tidak pernah kapok,” ungkap bapak dari dua putra dan satu putri. Ketika hobi perkutut baru digeluti, pandemi corona datang menghampiri.

Nyaris seluruh kegiatan yang dilakoni akhirnya vakum. Saat itulah, H.hartoko lebih focus ke kandang ternak sekaligus mulai memahami dan mendalami apa itu perkutut. Ustad Choirul HMC Sidoarjo, Munif Ahmad Surabaya, Rafidi dan beberapa nama lain, dijadikan tempat untuk menimba ilmu.

“Alhamdulillah saya banyak dibantuk oleh orang-orang baik, saya diajari bagaimana mengenal perkutut, mulai dari memilih, memperlakukan sampai mengkondisikan agar siap menuju lapangan. Kebetulan Windi anak saya banyak membantu selama menekuni ternak dan lomba perkutut,” sambung H.Hartoko Seorojo.

Semangat H.Hartoko makin tumbuh untuk tekuni perkutut

Tarung perdana pasca vakum adalah Latber Dinilai Peternak Gresik di markas PHT Bird Farm pada 06 Juni 2021. Membawa produk ternak sendiri yakni Pecut, anak kandang 5 (Silver x ARD), siapa sangka jika akhirnya H.Hartoko berhasil membawa pulang kemenangan ke 9 Kelas Dewasa Bebas.

Padahal saat itu usia perkutut masih dalam hitungan 6 bulan kurang. “Pecut membuat saya semakin semangat untuk terus eksis di arena lomba,” ungkapnya. Tarung berikutnya adalah Latber Dinilai Pengda Surabaya Lapangan Simo pada 29 Agustus 2021. Kali ini H.Hartoko membawa orbitan baru masih dari produk sendiri bernama Jambul.

Berangkat dari nol, kini sudah merasakan hasil ternak sendiri

Lahir dari kandang GB 3 (AKN x Efres), turun di Kelas Piyik Yunior, Jambul berhasil meraih podium ke-4. Tarung berikutnya adalah Latihan Dinilai Surabaya Lapangan Simorejo pada 16 September 2021, menurunkan Sekar Wangi (kakak dari Pecut) dan berhasil meraih juara 7 Kelas Piyik Yunior.

Liga Hanging Bangkalan pada 26 September 2021, H.Hartoko kembali membawa amunisi baru yakni Swandaru Geni dari kandang GB 16 (Wahyu x HMC), kembali berhasil meraih podium 8 Kelas Piyik Hanging. Tarung terbaru dilakukan dalam Liga Hanging Bumi Lambortu Cup 3 Bojonegoro, 27 Maret 2021.

Gending Boga BF Surabaya Sukses mencetak produk unggulan

Menurunkan orbitan baru lagi yakni Widuro (Adik dari Swandaru Geni dan berhasil masuk daftar juara 12 pada Kelas Piyik Hanging. Saat ini kandang tersebut mengalami perubahan formasi materi karena indukan jantan yakni Wahyu sudah mati. Dari pertarungan yang dijalani, H.Hartoko Soerojo mengaku sudah mengkoleksi 4 trophy.

“Sebenarnya banyak juara yang saya dapatkan, tapi dari sekian lomba saya hanya dapat 4 trophy, selebihnya piagam dan beras,” sambungnya dengan senyum mengembang. Lebih lanjut ditambahkan bahwa saat ini, H.Hartoko mengaku senang dan bangga dengan pencapaian yang didapat.

H.Hartoko dan Windi berharap bisa lahirkan produk nasional

“Cita-cita saya ke depan adalah ingin mencetak perkutut dengan kualitas nasional. Mudah-mudahan bisa terwujud,” harap kung mania yang tinggal di Darmo Indah Timur Surabaya. Guna mewujudkan impian dan cita-cita tersebut, saat ini perburuan materi indukan mulai dilakukan. Kualitas suara dan trah bagus menjadi syarat utama.

“Sejak awal saya sudah punya keinginan untuk mengorbitkan burung dari ternakan sendiri, makanya saat ini saya lebih memprioritaskan membeli burung untuk indukan daripada untuk lomba,” ungkap H.Hartoko yang diamini Windi sang anak yang setia mengawal dalam setiap gelaran lomba perkutut.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.