Connect with us

Perkutut

Frans Bell-Man Cilegon Banten, Sukses Mengawal Dewata dan Arta Jaya Menuju Puncak Prestasi LPI 2022 di Kelas Dewasa Yunior, Ini Target Selanjutnya

KONBUR Tayang

:

Tahun 2020 lalu menjadi awal kembalinya Frans A.Djaya ke dunia hobi perkutut. Tidak butuh waktu lama untuk bisa beradaptasi dengan hobi yang sempat ditinggalkan karena kesibukan yang tidak mungkin untuk ditinggalkan. Tujuan untuk yang dirancang ketika memutuskan untuk come back adalah memburu perkutut yang bisa diajak untuk menjelajah konkurs.

Frans A.Djaya (kiri) bersama team Domisol BF Blega Bangkalan

Liga Perkutut Indonesia adalah even yang menjadi target sasaran. Sebagai orang lama, Frans tidak bisa menunggu waktu terlalu lama untuk bisa kembali eksis. Perburuan amunisi untuk lapangan harus segera dilakukan, agar bisa bersua bersama rekan-rekan sesama mania perkutut sekaligus meramaikan persaingan perebutan posisi kejuaraan.

Namun bukan persoalan mudah dan gampang untuk bisa mendapatkan calon orbitan meski banyak akses yang dimiliki untuk bisa menembus titik sasaran. Namun bukan pula tidak mungkin, jika keinginan sudah ada dalam genggaman. Sampai akhirnya di tahun 2022, Frans A.Djaya mendapatkan dua amunisi sekaligus yakni Dewata dan Arta Jaya.

Sukses meraih podium teratas LPI 2022

Dewata adalah perkutut ternakan Domisol Bird Farm Blega Bangkalan dan Arta Jaya adalah produk ternak Win’s Bird Farm Banjarmasin. Kedua amunisi ini langsung unjuk kebolehan dalam lapangan di Kelas Dewasa Yunior. Liga demi liga diikutinya, sampai akhirnya pada batas akhir putaran Liga Perkutut Indonesia 2022 bertajuk Kejurnas Cup di Salatiga.

Lapangan P3SI Salatiga seakan menjasi saksi bagaimana perjuangan seorang Frans dalam mengawal dua amunisi sekaligus. “Terus terang saya harus mengawal dua jagoan sekaligus yakni Dewata dan Arta Jaya yang tarung di kelas yang sama yakni Kelas Dewasa Yunior namun pada blok yang berbeda,” terang pemilik Bell-man Bird Farm Cilegon Banten.

Perjuangan yang tidak sia-sia dari Frans A.Djaya

Bisa dibayangkan bagaimana Frans harus terus menerut berpindah-pindah blok dimana Dewata dan Arta Jaya berada. “Saya memang tidak punya supporter seperti kebanyak pemain lain, saya tarung seorang diri dengan membawa dua burung. Hal ini tentu tidak mudah dan butuh kerja keras yang luar biasa,” sambung pria yang juga mania burung ocehan.

Kesan yang mungkin tidak akan pernah terlupakan adalah bagaimana perjuangan harus keliling kota-kota di Indonesia dimana LPI tergelar. Capek, itulah yang sempat terlintas dalam benak dan pikiran Frans. Diakui bahwa perjuangan seorang diri memang melelahkan, apalagi harus membawa dua amunisi sekaligus.

Berada di puncak prestasi LPI 2022

Terlebih ketika harus menuju daerah yang cukup jauh dari kediamannya, harus mengandalkan armada pribadi karena melalui angkutan umum baik darat maupun udara tidak bisa dilakukan karena terkendala soal aturan untuk membawa burung. Liga Perkutut Indonesia Kejurnas Cup Salatiga pada Sabtu dan Minggu, 10 – 11 Desember 2022, Frans bisa tersenyum bangga.

Dewata, salah satu amunisi andalnya mampu menembus urutan kedua dalam daftar kejuaraan. Sukses ini berkat raihan bendera tiga warna hitam selama empat babak berturut-turut. “Burung saya kurang rajin bunyi, sehingga syarat burung tidak terpenuhi, andalan saja rajin, mungkin lain lagi hasil yang bisa diraih,” ungkap mania burung merpati.

LPI 2022 berakhir dengan meninggalkan kesan yang luar biasa

Sementara Arta Jaya hanya berhasil menjadi peraih posisi ke 19 karena memang kurang mendapatkan pengawalan.  Namun demikian, rasa capek dan perjuangan yang melelahkan terbayar dengan dinobatkannya Dewata sebagai peraih point tertinggi di Klasemen Akhir LPI 2022 pada Kelas Dewasa Yunior dengan total poin sebesar 640.

Sementara itu, Arta Jaya menyusul pada posisi ke-6 di kelas yang sama. “Hasil yang harus saya syukuri, akhirnya Dewata bisa mempersembahkan trophy juara peringkat pertama LPI 2022 di Kelas Dewasa Yunior sedangkan Arta Jaya di urutan ke-6 pada kelas yang sama. Mudah-mudahan hasil ini bisa lebih baik lagi,” harap Frans.

Koleksi trophy setelah come back ke perkutut

“Untuk LPI tahun 2023, saya tetap akan eksis bersama Dewata dan Arta Jaya, namun saya sudah berencana menambah amunisi di Kelas Dewasa Senior. Sudah ada calon yang saya persiapkan, tinggal menunggu waktu pelaksanaan LPI kembali dimulai,” ungkap mania yang punya hobi tanaman bonsai.

Tentunya untuk bisa menyongsong LPI tahun 2023, ada persiapan yang harus dilakukan. “LPI tahun 2023, saya harus punya supporter sendiri, sehingga tidak membuat repot dan susah saya, aka nada yang mengawal burung di masing-masing kelas dan blok karena tahun depan ada 4 ekor yang akan saya turunkan,” sambungnya lagi.

Koleksi lawas yang pernah didaapt Frans A.Djaya saat masih eksis

Diakhir obrolan Frans A.Djaya mengucapkan terima kasih atas semua yang sudah dicapai. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Domisol BF dan Win’s BF yang sudah mau berbagi burung kelas lomba LPI. Semoga teman-teman yang lain juga mau berbagi dengan kekeluargaan karena saya hoby lomba, hobby fighter lapangan sejati,” harap Frans.

Advertisement

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.