Perkutut
Forum Group Diskusi Pengda P3SI Bangkalan, Kupas Tuntas Memahami Sistem Penjurian Lomba Perkutut

Pengurus Pengda P3SI Bangkalan yang baru terpilih, terus melakukan terobosan untuk meningkatkan pemahaman tentang seputar hobi burung perkutut. Program paling anyar yang sudah direalisasikan adalah memberikan pemahaman kepada kung mania tentang sistem penjurian.

Lewat acara Forum Group Diskusi, Pengda P3SI Bangkalan mengumpulkan para pengurus, tokoh dan kung mania yang ada di Bangkalan Sabtu 28 Desember 2019. “Saya sengaja membuat program ini dengan harapan agar masalah yang seringkali timbul dari belum pahamnya peserta tentang penjurian burung perkutut, bisa segera berakhir,” ungkap Ir.Moh.Mahmud Ketua Pengda P3SI Bangkalan.
Selama ini dirinya melihat masih ada peserta yang merasa tidak puas dengan penjurian, akibatnya masih terlihat adanya protes. Hal inilah dinilai oleh Ra Mahmud bukan semata-mata kesalahan juri, namun bisa karena pemahaman peserta akan sistem penjurian yang dinilai kurang.

Cara yang tepat mengakhiri kemelut ini adalah dengan jalan memahamkan peserta, sebab jika mereka sudah paham, maka peserta akan mengurangi tindakan yang selama ini mencoreng sukses penyelenggaraan lomba. Pembicara yang ditunjuk dalam acara ini adalah Sueb, juri nasional asal Blega Bangkalan.
“Unsur dalam sebuah perlombaan burung perkutut adalah peserta, juri dan burung, ketiga unsur ini tidak bisa dilepaskan,” terang Sueb mengawali pembicaraan. Menurutnya peserta harus punya pemahaman yang baik. Baik yang di maksudkan disini adalah kalau peserta paham kualitas burung dan nilai burung, sehingga ia akan mampu mengikuti aturan main penjurian yang sudah ditentukan.

Selama mereka para peserta tidak memiliki pemahaman, maka ketidak puasan disertai protes akan terus ada. Dampak lain dari pahamnya peserta, maka mereka tidak akan meleset dalam mengorbitkan burung dan dampak lain yang dinilai lebih penting adalah peserta tidak akan bisa diakal-akali.
Dengan pemahaman ini peserta yang akan mengorbitkan burung akan memenuhi persyaratan sehingga peluang untuk meraih juara, bisa terbuka lebar. Dalam forum diskusi yang dihelar di RangButoh Caffe Bangkalan, Sueb juga menjelaskan sistem pengisian kolom penjurian dan prosedur naiknya nilai.

“Tahapan nilai naik diawali dari bendera tanda bunyi, bendera koncer, lalu bendera dua warna dan selanjutnya sampai nilai itu mentok berdasarkan kualitas burung. Dalam acara tersebut dijelaskan pula sistem penjurian burung dewasa dan juga burung piyik. Menurut Sueb, sistem penjurian pada burung dewasa dan Piyik, tidak ada beda, cuma bedanya di kuantitas, kalau burung dewasa harus lebih banyak bunyi sedangkan dipiyik tidak mutlak.
Sistem penilaian yang dimaksudkan adalah penilai suara dari depan ke tengah, tengah ke tengah, tengah ke ujung, baru pas ujung. Kombinasi inilah yang harus sesuai untuk menentukan kualitas suara dari burung tersebut. Acara ini berlangsung cukup gayeng dan interaktif.

Para peserta berusaha melakukan pertanyaan seputar materi yang dibahas. Sueb sendiri dengan gamblang dan jelas, serta panjang lebar memberikan penjelasan sedetail-detailnya. Sesekali terdengar applaus dari peserta yang membuat suasana semakin semarak. Ajang ini betul-betul menjadi pembelajaran berharga bagi mereka yang hadir.
Sueb sendiri berusaha menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan kepadanya tanpa ada yang ditutup-turupi. “Saya ingin kung mania di Bangkalan bisa paham dan mengerti tentang sistem penjurian, sehingga nantinya mereka bisa menjadi peserta yang cerdas dan santun,” harap Sueb.

Ir.Moh.Arifin mantan Ketua Pengda P3SI Bangkalan yang hadir dalam acara ini mengaku puas atas apa yang sudah diterangkan oleh Sueb. “Saya puas dan merasa bahwa inilah acara yang bisa memberikan tambahan ilmu bagi saya dan juga yang lain,” jelas Moh.Arifin.
Hal senada dilontarkan Drs.Amirullah, salah satu penggiat hobi perkutut di Bangkalan. “Agenda seperti ini membantu bagi pemula, saya kira ini sangat bermanfaat dan saya sekarang bisa lebih paham tentang sistem penjurian dan hal lainnya, apalagi yang memberikan penjelasan dari juri nasional secara langsung, ini hal yang bagus,” terang Amirullah.

Ustad Achmad Suhadi, kung mania Bangkalan yang menyempatkan hadir mengaku bersyukur. “Alhamdulillah saya adalah pemain baru, saya merasa terharu dan saya setuju dengan acara seperti ini. Sekarang saya lebih paham dan makin semangat ternak perkutut,” ungkapnya.
Abdul Wahid, pemilik Nofa BF Socah Bangkalan mengatakan hal yang tidak beda jauh. “Acara ini sangat positif, yang awalnya kita tidak tahu sekarang menjadi paham, akhirnya kami mengerti dan paham penilaian di lomba burung. Saya puas dengan penjabaran yang dilakukan oleh saudara Sueb,” kata Abdul Wahid.

Diakhir acara Ra Mahmud juga menilai bahwa apa yang sudah dilakukan mampu membuat pemahaman yang luar biasa bagi mereka yang hadir. “Agenda seperti inilah yang kami harapkan, ada manfaat yang kita dapat, sekarang semua merasa paham dan mengerti. Mudah-mudahan agenda seperti ini semakin memberikan pemahaman yang sebenarnya kepada peserta,” harapnya.

Pengda P3SI berencana akan menggelar agenda berikutnya. “Forum diskusi berikutnya adalah sistem penilaian kualitas burung, kami harapkan nantinya ada rekan-rekan yang membawa rekaman suara burung dan akan kita kupas berapa nilai yang harus diberikan pada suara burung yang dimaksud, dengan cara ini maka kami akan semakin paham menilai burung,” imbuhnya.
