Perkutut
Fauzi Surabaya : Kerekan 67 Blok B Kelas Dewasa Senior, Even Road To HK Cup I Pamekasan, Layak Dapat Bendera Tiga Warna
Laporan Dewan Pangawas di Even Road To HK Cup I Pamekasan, Minggu 15 November 2020 yang berujung keluarnya Surat Peringatan dan Skorsing untuk dua Koordinator Juri, membuat beberapa pihak yang memiliki keterkaitan dengan persoalan tersebut mulai bersuara.
Mereka menganggap bahwa apa yang terjadi di lapangan pada saat itu, tidak seluruhnya bisa dijadikan rujukan untuk mengeluarkan sanksi pada kedua Koordinator Juri yang dimaksud. Salah satu yang bersuara kali ini adalah Fauzi, pemandu bakat burung yang berada di kerekan 67 (Blok B) Kelas Dewasa Senior.
Menurutnya apa yang didapat perkutut asuhannya pada babak pertama di even yang menempati Stadion Pakong Pamekasan memang layak mendapatkan bendera tiga warna. Artinya bahwa pemberian bendera yang terjadi pada saat itu jangan dijadikan alasan bahwa burung tersebut tidak layak mendapatkan bendera tiga warna.
“Saya sekedar meluruskan saja agar tidak menjadi bola liar sehingga masalah ini tidak berlarut-larut. Saya ingin memberikan sebuah pengakuan apa yang saya alami dan lihat sendiri di lapangan dengan mata kepala tanpa ada intervensi dari siapapun. Saya ingin berlaku adil kepada siapapun tanpa memihak, ” terang Fauzi.
Dikatakan olehnya bahwa pada babak pertama burung rawatannya tersebut memang dorong-dorong tapi sekali-kali terdengar suara narik. Begitu seterusnya, kadang ada dorong tidak jarang pula terdengar narik. Bendera dua warna awalnya diberikan pada kerekan tersebut, namun saat mengeluarkan suara bagusnya, bendera bertambah menjadi dua warna hitam.
Selanjutnya burung kembali dorong. Sehingga oleh Koordinator Juri tidak lagi mendapatkan pantauan karena belum layak. Namun diakhir penjurian babak pertama, burung yang berada pada kerekan 67 ini kembali narik dan saat itulah Fauzi sempat teriak agar burung tersebut diperhatikan.
Koordinator yang awalnya menjauh dari lokasi kerekan tersebut berusaha untuk mendekat dan memperhatikan serta memantau kinerja burung tersebut. Lewat proses pemantauan itulah, burung pada kerekan 67 berhasil menambah bendera menjadi tiga warna karena dinilai layak.
Karena kebetulan pada saat itu burung narik dan memperdengarkan suara enaknya, bendera tiga warna langsung ditancapkan persis di bawah kerekan 67. “Saya kira siapapun yang punya burung dengan suara seperti itu pasti minta bendera 3 warna karena memang layak,” lanjut Fauzi.
Diakui olehnya bahwa tidak ada sama sekali keinginan untuk memaksakan Koordinator Juri untuk memberikan bendera lebih dari performa yang ditampilkan perkutut rawatannya. “Saya tahu diri, kalau sampai tidak layak dapat tiga warna saya sendiri malu dan ini pasti mencoreng nama saya dan juga orang lain,” imbuhnya.
Nah setelah itu, burung tidak lagi menampilkan kemewahannya dan iapun tidak terlalu berharap agar burung mendapatkan nilai bendera yang sama. Di babak kedua inilah Fauzi mengaku pasrah dengan apa yang diperdengarkan perkutut rawatannya. Ia tidak berharap juri, coordinator juri memberikan nilai lebih.