Perkutut
Duet Netral dan Pahlawan JBM Kuasai Podium Utama, Badai Gurun Kembali Tunjukkan Ketangguhannya di Kades Cup Klatakan, Tanggul-Jember
Konkurs burung perkutut bertajuk “Kades Cup Klatakan” Tanggul, Jember. Hari Minggu, 27 September 2020 di lapangan Margo Utomo (MAUT) Desa Klatakan, Tanggul. Benar-benar jadi bukti ketangguhan beberapa jago handal. Bahkan gelaran yang dimotori oleh H.Gufron bersama H.Haerul Badri dkk itu, sukses mendatangkan jawara-jawara perkutut blok timur dan Bali.
Lihat saja, hadirnya beberapa jawara-jawara dari lintas kota Jawa Timur dan Bali. Menjadikan persaingan digelaran “Kades Cup Klatakan” ini terlihat ramai, seru dan ketat. Baik di kelasa dewasa bebas, kelas piyik yunior maupun kelas piyik hanging.
Seperti di kelas dewasa bebas, sejak peluit tanda babak pertama dimulai. Beberapa jago unggulan yaitu Netral milik JBM Malang (kerekan 34) yang pekan kemarin sudah mencuri kemenangan di Latber CPM Probolinggo. Langsung on fire dengan sering melepas anggug suara emasnya.
Dan terbukti, di 15 menit babak pertama. Netral jago yang memang punya kualitas anggung ciamik itupun mampu mencuri perhatian juri, koordinator maupun dewan dengan mendapat bendera 4 warna.
Sedangkan pesaing dekat seperti Gagak Rimang (kerekan 32) milik H.Tohir Gresik, Jamaica (kerekan 31) andalan tim Anak Manja Jember, Tri Star (kerekan 41) milik Nawang Triton Surabaya dan Morena (kerekan 33) besutan Benny Surabaya, berusaha terus mengejar ketertinggalan di sisa waktu yang ada.
Namun sampai babak pertama selesai, Netral yang sering mendapat applaus dari penonton saat selesai melepas anggung suara emasnya tetap unggul dengan nilai 44 (bendera 4 warna). Dan hanya Gagak Rimang nyaris menyusul dengan nilai 43¾ (tiga warna hitam) di akhir babak pertama tersebut.
Memasuki babak kedua, persaingan terlihat semakin seru. Karena masing-masing jago berusaha keras untuk bisa mendapat nilai tertinggi. Cuaca cerah saat itu, ditambah hangatnya sinar matahari, seakan ikut menambah panasnya suasana persaingan antar jawara.
Gagak Rimang yang di babak pertama nilainya kalah tipis, nampak terus berusaha mengejar ketertinggalan. Anggung suara emasnya pun, sering dilepas untuk bisa mendapat perhatian juri, koordinator maupun dewan. Sementara Netral yang sudah unggul di babak pertama, juga terlihat tak mau kalah.
Begitu pula dengan Jamaica, jago yang beberapa pekan lalu moncer di Bali itu sebetulnya kualitas anggung suaranya juga tak kalah. Juga terus berusaha mengejar untuk mendapat nilai tertinggi, tapi sayang performanya masih belum stabil.
Dan diakhir babak kedua, Netral dan Gagak Rimang sama-sama kuat dengan mendapat nilai 43¾. Sedangkan Jamaica, Tri Star dan Morena, ketiganya juga mendapat nilai sama yaitu 43½ (tiga warna). Milhat dari perolehan nilai yang didapat oleh tiga jago tersebut, rupanya perjuangan di dua babak berikutnya semakin berat saja. Namun semuanya masih punya kesempatan untuk saling menggungguli.
Memasuki babak ke tiga, persaingan jago-jago unggulan memang masih belum berakhir. Khususnya duel antara Netral dan Gagak Rimang serta Jamaica yang nampak mulai panas, betul-betul jadi tontonan yang sangat menarik. Namun sampai akhir babak, ketiganya sama-sama kuat dengan mendapat nilai imbang yaitu 43¾.
Cuaca semakin panas, sepanas persaingan antara Neral dan Gagak Rimang di babak terakhir. Karena hanya keduanya lah yang masih punya kans untuk merebut podium tertinggi sebagai yang terbaik di kelas dewasa bebas. Netral yang dikawal langsung H.Faisol bersama Pepeng dan kru JBM lainnya. Terus mensupport dengan meneriaki nama Netral dari bibir lapangan.
Pun demikian yang dilakukan oleh kru H.Tohir Gresik bersama cak Rusman dkk. Juga tak mau kalah, terus mensupport Gagak Rimang agak bisa membalan kekalahan di babak pertama. Namun setelah ditunggu sampai babak empat berakhir. Baik Netral maupun Gagak Rimang, sama-sama diam dan ngambek tak mau bunyi.
Dengan begitu, Netral yang memang unggul di babak pertama, akhirnya mampu menguasai podium pertama. Dan disusul kemudian oleh Gagak Rimang, Jamaica, Tri Star dan Morena yang mengunci posisi lima besar.
Persaingan di kelas piyik yunior atau kelas setengah kerekan, juga tak kalah seru dan sengit. Dibabak pertama, ada 5 burung yang mampu mengamankan nilai yang sama yaitu 43½ (tiga warna). Ada Bima Sakti (kerekan 74) lalu ada Pahlawan (kerekan 157). Ada Angin Surga (kerekan 169), ada Jepang (kerekan 172) dan ada Melody (kerekan 179).
Namun dibabak kedua, Pahlawan yang terus mendapat support dari kru JBM, mulai menunjukkan anggung kualitas suaranya. Dibabak ini andalan H.Faisol berhasil mendapat nilai 43¾. Tapi di menit-menit terakhir, Jepang yang jadi andalan Widai Surabaya, mampu menyusul dengan mendapat nilai yang sama yaitu 43¾.
Masuki babak ketiga, performa beberapa jago unggulan lainnya juga sudah mulai panas. Terutama Bangkit (kerekan 130) yang juga jadi andalan tim JBM. Berkat kestabilan kerjanya, Bangkit berhasil mendapat nilai 43¾. Namun Angin Surga milik H.Husen Probolinggo, berhasil menyusul dengan meraih nilai sama 43¾. Sedangkan Pahlawan hanya mampu mendapat tambahan nilai 43½.
Pahlawan yang sedikit kendor kerjanya dibabak ketiga, masuk dibabak keempat langsung tancap gas. Bahkan bersama Bangkit, keduanya pun terlihat saling bergantian untuk melepas anggung suara emasnya. Seakan tak mau memberi peluang kepada semua pesaingnya dibabak terakhir ini.
Dan benar, baik Pahlawan maupun Bangkit sama-sama sukses menutup penilaian babak keempat dengan mendapat nilai 43¾. Dimana akhirnya, kedua jago produk JBM itu mampu mengunci podium satu dan podium dua. Pahlawan sebagai terbaik pertama setelah mengoleksi nilai 43½, 43¾, 43½ dan 43¾. Sedangkan Bangkit dengan nilai 43½, 43½, 43¾ dan 43¾.
Selanjutnya untuk kelas piyik hanging. Ketangguhan Badai Gurun (Badrun) yang jadi kebanggaan Herlan Susilo dari Denpasar, Bali, rupanya masih susah untuk disaingi. Lihat saja, meski kerjanya tidak sebagus di empat event sebelumnya. Karena banyak buluh piyiknya yang mulai ganti, namun Badrun masih mampu menjaga kualitas anggungnya.
Dan dengan mendapat nilai 43¼ (dua warna hitam) dibabak pertama. Lalu mendapat nilai 43½ dibabak ketiga dan keempat dan mendapat nilai 43¼ dibabak terakhir. Badrun untuk kelima kalinya berturut-turut, berhasil mengamakan posisinya sebagai yang terbaik pertama di kelas piyik hainging.
“Betul, tadi kerja Badrun tidak seperti empat even sebelumnya. Badrun banyak didis atau mengorek-ngorek buluhnya yang mau lepas, mungkin gatal. Tapi saya puas, karena Badrun masih mampu merebut podium pertama selama 5 kali berturut-turut tiap pekan. Ya mudah-mudahan saat naik kelas nanti, Badrun tambah bagus dan tetap stabil,” bangga Herlan Usai menerima tropy juara 1.
Sebetulnya di kelas piyik ada nama Rubicon milik Kumoro Jember yang mampu memberikan perlawanan. Buktinya Rubicon berhasil menempel ketat dengan memperoleh nilai sama, yaitu 43¼, 43¼ 43½ dan 43½. Namun piyik hasil dari kebun sendiri yaitu Rubicon BF itu, kalah dari sisi kreteria penempatan nilai tertingginya saat masuk di meja perumus.
Namun berhasilnya Rubicon merebut runner-up di kelas piyik hanging. Ini membuktikan kalau produk dari salah satu Kandang Rubincom BF Jember yang notabene sebagai peternak pemula. Patut mendapat appresiasi sebagai kebanggan kungmania Jember.
Diahirnya acara H.Gufron selaku ketua pelaksana bersama H.Badri serta semua kru panitia. Mengucapkan terima kasih, baik kepada semua kungmania yang hadir maupun kepada beberapa peternak yang sudah ikut mensupport dengan memberi burung lelang. Dimana semua burung lelang ludes diboyong kungmania pemula.
“Betul, saya atasnama panitia dan mewakili tim juri yang bertugas. Tak lupa kami mohon maa’f, jika didalam gelaran lomba tadi masih banyak kekurangan. Sekali lagi terima kasih, khususnya kepada Grand BF Surabaya, Anak Manja Jember, PA BF Bali dan Nero BF Bali. Dan sampai jumpa dilain kesempatan,” tutup H.Gufron yang diamini oleh H.Badri. *agrobur2.