Connect with us

Perkutut

Djawahir Gelegar Bird Farm Blega Bangkalan, Produk Kandang Ludes Diserbu Kung Mania, Turun Lomba Pakai Produk Peternak Lain

KONBUR Tayang

:

Delapan tahun lalu, Djawahir menyatakan diri sebagai bagian dari komunitas hobi perkutut tanah air. Agar eksistensinya lebih nyata dan dikenal yang lain, akhirnya Djawahir membangun ternak perkutut. Ketika itu JWR Bird Farm menjadi nama farm yang resmi berdiri di Desa Karang Nangka Blega Bangkalan.

Markas Gelegar jadi tempat kumpul kung mania dari berbagai kota sekitar Blega

Meski dikenal sebagai pendatang baru, namun Djawahir sukses mencetak perkutut handal bernama Perdana. Produk tersebut orbit bersama salah satu kung mania Blega yakni Ustadz Nur Yaqin. Reputasi Perdana sempat popular sampai-sampai ada kung mania asal Surabaya yang berani mentak-over dengan nominal mencapai Rp 60 juta.

Namun, Ustadz Nur Yaqin kala itu belum berminat untuk melepaskannya. Prestasi itulah yang membuat nama Djawahir semakin terdongkrak sebagai peternak yang berhasil menghadirkan produk unggulan. Seiring perjalanan waktu, tepatnya tiga tahun lalu, Djawahir mengaku merombak seluruh indukan dengan materi baru dari JBN Bird Farm Galis Bangkalan.

Djawahir (kiri) pemilik Gelegar Bird Farm Blega Bangkalan

Saat itu pula, Djawahir mengganti nama farm menjadi Gelegar. Sepuluh petak kandang yang dimiliki sejak pertama kali berdiri sampai hari ini dipertahankan menjadi pencetak perkutut handal. Perubahan formasi materi kandang, sepertinya membawa dampak positif. Produk yang lahir dari kandang tersebut, memiliki daya tarik bagi kung mania lainnya.

Setiap kali ada anakan lahir, Djawahir mengaku tidak pernah pernah bisa bertahan memiliki produk sampai berusia dewasa. Selalu saja ada yang mengganti kepemilikannya. “Sejak saya berganti indukan, hasilnya luar biasa. Banyak teman-teman yang datang dan ingin membelinya. Saya tidak bisa menolak dan memberikannya,” ungkap Djawahir.

Semamgat kung mania untuk terus eksis, rela tempuh jarak puluhan kilometer

Kernyataan itulah yang membuat Djawahir tak bisa lagi turun lomba dengan membawa produk ternak sendiri. Menurut pengakuannya, setiap kali lomba burung yang ia bawa berasal dari ternak lain, karena untuk membawa produk sendiri, tidak mungkin. Semua sudah ludes diambil alih oleh rekan-rekannya.

Prestasi lain yang berhasil dilakukan adalah dengan menumbuhkan semangat kung mania disekitar temapt tinggalnya untuk terus eksis menekuni hobi. Djawahir mendirikan tiang kerekan sekitar 20 buah plus gantangan. Lokasi inilah yang menjadi jujukan kung mania untuk bisa menyalurkan hobi sambil bersilaturrahmi.

Produk 10 kandang ternak ludes tanpa tersisa

Latihan dilakukan rutin tiap kamis. Ternyata, kung mania yang rutin menghadiri latihan tersebut, tidak hanya berasal dari sekitar tempat tinggalnya. Ada diantara mereka yang berasal dari daerah yang cukup jauh tempatnya. Seperti H.Ali Rahbini, kung mania asal Tambelangan Jrengik Sampang.

Ketika kali akan melatih perkutut miliknya di lokasi tersebut. H.Ali Rahbini harus menempuh perjalanan sekiatar 25 km dengan cara berkendara roda dua. “Saya memang peserta latihan terjauh dibandingkan teman-teman lain. Tujuan saya biar bisa kumpul-kumpul dengan yang lain dan biar lebih ramai,” jelas H.Ali Rahbini.

Kendaraan roda dua jadi armada kung mania untuk mencapai markas Gelegar Bird Farm

Ada juga peserta latihan dari Sanaseh Sambiyen dengan jarak tempuh 17 km. selain itu ada peserta dari Pakes dengan jarak tempuh 7 km dan ada nama H.Hajir yang menjadi salah satu peserta terjauh lainnya dengan jarak tempuh dari kediaman ke lokasi latihan dengan jarak sekitar 25 km.

Rata-rata para peserta latihan menggunakan kendaraan roda dua, dengan alasan kondisi jalan yang harus ditempuh tidak memungkinkan untuk menggunakan kendaraan roda empat. Ada beberapa jalan yang kondisinya parah, sehingga kurang nyaman untuk menggunakan kendaraan roda empat.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.