Puter Pelung
Djawa Timoer is Back, Bukan Sekedar Agenda P5SI, Sukses Satukan Perbedaan, Pancanaka dan Klanting Melaju Kencang

Gelaran Lomba Puter Pelung bertajuk Djawa Timoer is Back Minggu 11 Juli 2020 bukan lagi menjadi ajang milik komunitas P5SI saja. Ada pemandangan mengejutkan, dimana peserta yang masuk daftar hadir berasal dari berbagai komunitas yang selama ini ikut mendukung semarak hobi puter pelung.

Mereka berbaur menjadi satu, tanpa ada penyekat satu sama lain. Bendera kebesaran yang selama ini selalu menjadi ikon bagi mereka, tidak nampak dan tidak terlihat. Mereka hadir sepertinya membawa hobi puter pelung. Nama-nama yang terlihat jelas di lapangan adalah Agus WAL BF, Jokotole Bangkalan Madura, Latief Surabaya.
Nama lain yakni Abah Carek Sidoarjo, Harnadi Sidoarjo, Pak Dhe Nardi Sidoarjo, Muhlis Pangestu Sidoarjo, H.Taufan Bangkalan Madura, H.Rosi Surabaya, Prasetyo Semar Gede Sidoarjo dan beberapa nama lain. Ustadz Ubaidillah Pamekasan, Shil Muhammad Hanaya Surabaya, Eko Purnomo RBN Surabaya, Bambang Kusnadi Sidoarjo, ikut ambil bagian.

“Saya hadir tidak mewakili siapapun, saya datang karena saya senang lomba,” terang Latief singkat. Hal senada dilontarkan Muhlis. “Saya datang bersama teman yang kebetulan ingin tahu lomba puter, sekalian ketemu teman lama,” akunya. Bahkan Bambang Supriyanto, Ketua P5SI Jawa Timur langsung menyambut kedatangan mereka.

“Sejak awal saya sudah programkan untuk mengikuti kegiatan lomba puter pelung Djawa Timoer is Back, meski sebenarnya persiapan belum matang, namun saya sempatkan untuk hadir di lapangan. Barangkali bisa menghangatkan suasana sambil bersilaturrahmi dengan sesama,” terang Shil Muhammad.

Tak ketinggalan sang orator ulung, Adi Surya Mahadewa Tanjung Bumi Bangkalan bersama rombongan ikut menyemarakkan acara. “Saya sengaja hadir sebagai bentuk dukungan terhadap panitia dan juga sebagai bukti bahwa saya adalah pelomba sejati, kapan dan dimana ada even, saya pastikan untuk hadir,” tegas Adi Suryo.

Keakraban ditunjukkan seakan mereka adalah satu dan bukan dua. “Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan dan dukungan rekan-rekan. Mudah-mudahan kita bisa selalu bersama untuk memajukan hobi puter pelung khususnya di Jawa Timur,” tegas Bambang.

Kenyataan ini seakan merubah image bahwa telah terjadi perseteruan diantara mereka. Selama penyelenggaraan mereka juga terlihat mesra seakan melepas kerinduan yang tertunda untuk beberapa waktu. Sesekali terlihat canda gurau diantara mereka seakan tidak ada beban dan kesenjangan yang dirasakan.

Pemandangan berbeda terlihat di dalam arena. Dua kelas yang dilombakan yakni Kelas Utama dan Kelas Madya, memperlihatkan adanya persaingan perebutan posisi kejuaraan di kelas yang mereka ikuti. Satu sama lain berusaha mencuri perhatian juri untuk bisa mendapatkan nilai paling tinggi.

Empat babak penjurian yang dilangsungkan, akhirnya menentukan posisi kejuaraan. Untuk di Kelas Utama, Pancanaka orbitan Bonekamu BF Malang pada nomor gantangan 02 berhasil menjadi yang terdepan. Keberhasilan puter pelung bergelang Bonekamu 240 berkat perolehan bender tiga warna hitam pada babak pertama, kedua dan ketiga serta bendera dua warna hitam pada babak keempat.

Dilanjutkan oleh Super Bejo andalan Singsae BF Malang yang digantang pada nomor 01. Sukses puter pelung ternakan hanan 846 ini berkat perolehan bendera tiga warna hitam pada babak kedua dan ketiga serta bendera tiga warna pada babak keempat. Sedangkan diawal babak hanya meraih bendera koncer.

Diurutan ketiga diraih Anak Kacong milik Yusli Bangkalan yang menempati nomor gantangan 61 produk ternak Yusli dengan raihan bendera tiga warna hitam pada babak ketiga dan tiga warna pada babak pertama, kedua dan keempat. Di Kelas Madya, Klanting andalan Rendra/Mr.Star BF Surabaya menjadi yang terdepan.

Menempati nomor gantangan 21, puter pelung ternakan Joker berhasil meraih bendera tiga warna hitam empat babak berturut-turut. Dilanjutkan kemudian oleh Pelima andalan Agus Wal Surabaya pada gantangan 65 produk WAL dengan raihan bendera tiga warna hitam pada babak keempat, tiga warna pada babak pertama, kedua dan ketiga. Wisanggeni milik Prashadi Semar Gede Sidoarjo pada gantangan 47 tanpa ring sebagai peraih urutan ketiga dengan perolehan bendera tiga warna hitam pada babak kedua, tiga warna pada babak pertama, ketida dan keempat.

