Puter Pelung
Diklat Juri P5SI Jawa Timur Sumbang 52 Pengadil Yunior, Kini Daerah Makin Siap Mandiri
Pasca Diklat Juri P5SI Jawa Timur yang digelar pada Sabtu, 12 September 2020 di Tumapel Gedangan Sidoarjo, panitia berhasil menyumbangkan sebanyak 52 juri (pengdil) yang siap diturunkan pada even-even puter pelung di wilayah Jawa Timur. Itu artinya kini daerah makin siap mandiri dalam memenuhi kebutuhan juri.
Peserta yang hadir dalam acara tersebut berasal dari Sampang sebagai daerah terbesar dalam mengirimkan calon juri yakni sebanyak 7 orang, Ponorogo, Pamekasan, Blitar, Sidoarjo, Sumenep, Malang, Surabaya, Mojokerto, Jombang, Kediri, Trenggalek, Madiun, Batu, Probolinggo.
Membludaknya peserta kali ini diluar ekpektasi panitia. “Peserta Diklat Juri P5SI Jawa Timur kali ini merata dari seluruh kota di Jatim, antusias diluar perkiraan, melebihi ekspektasi, kami hanya memperkirakan sekitar 30 dengan pertimbangan efektifitas wilayah, ternyata wilayah yang ingin mengikuti lebih banyak,,” ungkap Bambang Supriyanto, Ketua Pengda P5SI Jawa Timur.
Ketua II Bidang Penjurian P5SI Pusat, Khairuddin yang rencananya akan hadir, ternyata berhalangan. Namun saat pelaksanaan acara panitia mencoba menghubungkan lewat saluran telpon WhatsApp. Dalam percakapan via on line ini Khairuddin banyak memberikan masukan kepada calon juri dibawah bendera P5SI.
Pada kesempatan itu pula, Bambang Supriyanto mengakui bahwa kegiatan ini digelar dengan tujuan untuk menghadapi hobi puter pelung di masa depan yang semakin menuntut adanya persaingan dalam mengemas lomba, terutama kebutuhan juri yang dipastikan akan semakin banyak.
“Tantangan kedepan semarak hobi puter pelung semakin dahsyat, maka dari itu perlu adanya sertifikasi juri di Jatim, selanjutnya mereka sudah bisa bertugas di daerahnya,” terang Bambang Supriyanto. Namun demikian, juri yang sudah melalui diklat ini levelnya hanya sebagai juri yunior.
“Jika juri-juri ini akan berkarier ditingkat Pusat, maka mereka harus mengikuti lagi diklat juri P5SI Pusat,” lanjut Bambang Supriyanto. Hal senada dikatakan Deny Triyanto, Ketua II Bidang Penjurian P5SI Jawa Timur. “Juri yang mengikuti diklat hari ini hanya sebagai Juri Yunior, sedangkan untuk menjadi juri Senior apalagi juri Nasional ada tahapan lagi yang harus mereka lalui,” ungkap Deny Triyanto.
Namun demikian, setidaknya mereka sudah melalui tahapan yang benar, artinya untuk bisa meraih jenjang ke level nasional harus berawal dari tingkatan paling bawah. Dalam diklat kali ini para peserta dibekali banyak materi. Anas, salah satu juri pendamping mengatakan bahwa banyak hal yang didapat juri ketika mengikuti kegiatan ini.
“Diklat kali ini pesertanya adalah orang-orang pemula, mereka sudah dibekali dari masing-masing daerah, disini diberikan penambahan materi seperti mental di lapangan elektabilitas dan etika ketika di lapangan,” kata Anas. Lebih lanjut dikatakan oleh Anas bahwa materi ini sangat dibutuhkan untuk membentuk pribadi juri yang sebenarnya.
Deny Triyanto, juga mengatakan bahwa ada banyak hal yang diberikan pada peserta diklat untuk membentuk karakter yang kuat sebagai seorang pengadil. “Kami memberikan porsi materi sebesar 20 persen dan porsi praktek 80 persen, karena sebelumnya mereka sudah dapat pembekalan di daerah masing-masing,” kata Deny Triyanto lagi.
Dari hasil diklat Deny Triyanto mengatakan bahwa tingkat kesalahan dalam menilai burung yang dilakukan peserta diklat sangat minim. “Mereka hanya butuh jam terbang, karena materi seperti tata cara menilai, teknis dan etika bersikap di lapangan sudah kami berikan. Tugas mereka selanjutnya adalah mengasah kemampuan di latber-latber,” kata Deny Triyanto lagi.
Selama proses pemberian materi praktek, para juri langsung turun menilai burung dengan dibantu dan didampingi oleh tiga pendamping juri senior yakni Mujib Sumenep, Anas Sidoarjo dan Hadi Malang.