Profil
Dibalik Kemenangan Baitul Mukhlasin, Malang di RGN Majapahit, Ada Cerita Menarik
Ajang pembuka kompetisi burung berkicau blok timur pada tahun 2021 satu diantaranya dimulai dengan gelaran RGN Majapahit di Gantangan PPST BC, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Minggu (03/01/2021).
Muhammad Ibad Duz Zuhdi atau akrab disapa Gus Ibad dari Ubed 61, Baitul Mukhlasin, Malang ikut meramaikan gelaran pembuka tahun 2021 dengan mengusung sejumlah amunisi andalan. Diantaranya cucak hijau yang kini lagi viral karena prestasinya yakni Nawang Wulan. Berikutnya kacer Heroin, anis merah Siliwangi, Kenari Raja Goyang dan sejumlah amunisi lainnya.
Tidak tanggung – tanggung, kekuatan Ubed 61, Baitul Mukhlasin ditampilkan secara keseluruhan. Diantaranya dari Jember, Malang, Kediri dan Jogyakarta. Gus Ibad mengatakan penampilan di Mojokerto akan menjadi langkah awal gemilang dalam membuka panjangnya kompetisi burung berkicau di tahun 2021.
“Gelaran di Mojokerto ini kan lomba awal tahun, harapan besar apabila di ajang pembuka ini sejumlah gacoan bisa memberikan penampilan dan prestasi terbaik setelah di penutup tahun 2020 diakhiri dengan prestasi cemerlang,” ungkap Gus Ibad.
Prestasi single fighter asal Malang ini memang terlihat moncer pada akhir tahun 2020. Sederet prestasi yang sudah dibukukan antara lain di Piala Kerajaan Kediri, Anniversary Pru BF, Malang, even Malang Satu Titik dan kemudian juara SF di Bali Vaganza pada 13 Desember 2020. Dua amunisi yang masuk dalam line up Baitul Mukhlasin yakni cucak hijau Nawang Wulan dan kacer Heroin. Keduanya berhasil membukukan prestasi membanggakan di Pulau Dewata.
Saat berbincang santai dengan wartawan media ini, ada sekelumit cerita menarik dari kemunculan single fighter asal Bumi Arema, Malang. Nama Baitul Mukhlasin sendiri ternyata sebuah nama pondok pesantren yang dipimpin Gus Ibad di Malang.
Sedangkan terkait hobi burung, sejatinya menjadi satu diantara hobi yang sudah lama digeluti. Baginya, hobi burung berkicau tidak sekadar menjadi penyaluran hobi belaka. Melainkan ada sebuah unsur edukasi buat sang penghobi yakni bagaimana menata sebuah organisasi.
“Ini yang perlu dipelajari dan diedukasikan ke para santri. Bahwasannya meskipun ini sekadar hobi burung, akan tetapi bila tidak diorganisir dengan baik maka tujuan yang diinginkan tidak akan mudah dicapai,” tuturnya.
Makanya tidak heran, tatkala Baitul Mukhlasin tampil di lapangan Gus Ibad banyak menurunkan kru yang nyaris sebagian para santrinya. “Secara tidak langsung atau langsung, mereka akan banyak pelajaran yang didapat dari hobi burung,” ujarnya.
Lebih lanjut diceritakan, ketika akan tampil di sebuah even contohnya RGN Majapahit. Sejak berangkat hingga pulang lagi, semua butuh sebuah koordinasi matang. Apabila itu tidak terorganisir dengan baik, maka peluang besar yang ingin dicapai bisa berujung carut marut.
Melalui Baitul Mukhlasin, Gus Ibad juga ingin mengajak para santrinya untuk mengenal lebih jauh tentang organisasi melalui komunitas kicaumania. Sebuah hobi yang digandrungi dari segala lapisan masyarakat dengan latar belakang berbeda – beda. Mereka juga akan tahu dan harus bersikap seperti apa tatkala menghadapi berbagai karakter pemain burung.
“Makanya saya juga memercayakan ke Mas Oyong untuk membantu dalam menata organisasi Baitul Mukhlasin. Sebuah wadah penghobi burung yang lahir dari pondok pesantren, kendati dari sebuah pondok pesantren, Baitul Mukhlasin memiliki organisasi yang lambat laun akan terus berkembang,” papar Gus Ibad didampingi Oyong dan sejumlah kru yang berhasil mengawal saat meraih juara SF di RGN Majapahit.
Rencana selanjutnya, Baitul Mukhlasin sudah menyiapkan amunisi untuk melanjutkan lawatan ke berbagai even besar bin kolosal. Saat disinggung kesiapan menuju Piala Gandrung, Banyuwangi Gus Ibad mengatakan akan melihat dulu kondisi para gacoan.
“Kita lihat saja dulu kondisi burung – burung, kalau memang dirasa bisa dibawa ke Piala Gandrung maka sepulang dari Mojokerto segera diistirahatkan,” pungkas Gus Ibad.