Perkutut
Delapan Kandang Baru Sultan Bird Farm Surabaya, Target Lahirkan Produk Pendongkrak Popularitas
Eksistensi sosok H.Djainuri di dunia hobi perkutut tanah air, memang tidak bisa dipungkiri. Meski masuk deretan sebagai orang baru, namun kiprah dan catatan perjalanan yang ditorehkan sebagai kung mania, sarat dengan prestasi dan hal itu tidak bisa lagi terbantahkan.
Marcopolo, perkutut bergelang Janitra adalah satu diantara amunisi yang sempat mengorbitkan namanya dipentas pagelaran milik kung mania Indonesia. Ada nama lain yakni Sayonara yang ikut memberikan andil besar dalam perjalanan H.Djainuri menjelajah sengitnya persaingan para jawara berebut podium terhormat.
Prestasi tersebut direngkuh saat H.Djainuri mengawali bergabung dalam komunitas penghobi dan peternak perkutut. Keberhasilan menembus ketatnya persaingan perebutan posisi dalam daftar kejuaraan, mengilhami H.Djainuri untuk meneruskan popularitas sebagai bagian komunitas.
Sultan Bird Farm dipilih menjadi salah satu jalan merealisasikan cita-cita tersebut. Menurut H.Djainuri sudah saatnya Sultan Bird Fam mencetak sekaligus mengorbitkan burung sendiri. Perburuan materi kandangpun dilakukan. Rekomendasi peternak yang bakal menjadi jujukannya sudah masuk daftar kunjungan.
H.Djainuri memutuskan untuk mengkandangkan andalan yang sempat orbit bersama beberapa indukan lain. Sultan Bird Farm akhirnya memutuskan Seiring perjalanan waktu, akhirnya Sultan Bird Farm mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pelan namun pasti, produk ternaknya yang diturunkan di arena lomba sudah bisa tampil di lapangan.
Hasilnya sudah membuat H.Djainuri mulai tersenyum lebar. Usaha dan doa yang sudah diperjuangkan, ternyata mendapatkan jawaban. Zam-Zam, Amsterdam dan sederet nama lain adalah produk bergelang Sultan yang muncul di lapangan dengan hasil masuk daftar kejuaraan.
“Alhamdulillah produk Sultan sudah menunjukkan hasilnya. Mudah-mudahan Sultan bisa terus mengeluarkan anakan yang bagus-bagus dan bisa meraih prestasi di lapangan,” terang H.Djainuri. Sukses ini memang tidak lepas dari support yang diberikan Sultan Bird Farm Sidoarjo yang saat ini dikelolah Sukarjo.
“Selama ini saya dan Mbah Jo (Sukarjo, Sultan Bird Farm Sidoarjo) selalu mendukung dalam menekuni ternak sehingga hasilnya sudah bisa dirasakan. Karena kami adalah satu, hanya dibedakan oleh lokasi, satu di Surabaya dan satu lagi di Sidoarjo,” ungkap H.Djainuri lagi.
Saling mengisi indukan adalah salah satu bentuk support yang dilakukan. Jika Sultan Bird Farm Surabaya membutuhkan suntikan indukan dan kebetulan Sultan Bird Farm Sidoarjo memiliki, maka disanalah proses support itu dilakukan. Begitu sebaliknya, semua dilakukan dengan tujuan untuk bisa mencetak produk harapan.
Untuk lebih mengeksplor ternak perkutut agar hasil lebih meningkat, Sultan Bird Farm Surabaya akhirnya menambah kandang baru. Delapan petak bersama penghuninya, menjadi pemandangan baru yang terlihat dimarkas Sultan yang berada di wilayah Sidotopo Semprong Surabaya.
“Sultan harus berbenah demi perbaikan dan peningkatan hasil ternak, makanya saya bangun kandang baru agar bisa lebih bebas bereksperimen,” imbuh Penasehat Pengwil P3SI Jawa Timur. Dari 8 kandang yang dibangun, dua diantaranya dihuni oleh indukan import, yakni kandang Pataya dengan formasi indukan DOP dan ZNB.
Satu kandang lagi yakni Kandang Thaisel, dihuni indukan jantan HIKL dan betina TL. Kandang baru lainnya seperti Bekasi, Saradan, Bogor, Kradenan, Merak, Pekalongan dan Tanjung Priok dihuni oleh indukan hasil pengembangan dari materi Sultan yang sudah menjadi penghuni sebelumnya.
Kehadiran kandang baru yang masih dalam satu lokasi inilah, diharapkan bisa semakin mendongkrak nama Sultan Bird Farm sebagai salah satu peternak yang sukses mencetak sekaligus mengorbitkan perkutut kelas konkurs. “Setelah usaha sudah saya lakukan, saya semakin yakin bisa mengeluarkan produk ternak dengan kualitas yang lebih bagus. Mudah-mudahan keinginan saya bisa terealisasi,” harap H.Djainuri lagi.