Perkutut
Deal di Angka Rp 75 Juta, Mega Cintya Orbitan H.Aziz AZ Pamekasan Resmi Berpindah ke KH.Qusyairi Ambunten Sumenep
Kemenangan Mega Cintya, orbitan H.Aziz AZ Pamekasan sebagai peraih podium pertama Kelas Dewasa Bebas, even P3SI Pengcam Ambunten Sumenep, Minggu 19 September 2021 lalu, membuat banyak kung mania baru sadar akan kepiawaian perkutut bergelang Mega mendendangkan suara emasnya.
Raihan bendera 4 warna pada babak ketiga dan keempat, menjadi bukti yang tidak bisa terbantahkan bagaimana performa Mega Cintya membuat juri harus memberikan nilai paling tinggi diantara peserta lainnya. H.Aziz sendiri mengakui selama bersama sang andalan, belum pernah mengalami hal demikian.
“Kalau soal juara, Mega Cintya memang selalu juara, tapi kalau meraih bendera 4 warna, baru kali ini terjadi,” ungkap Ketua Pengda P3SI Pamekasan. Ditambahkan oleh H.Aziz bahwa performa Mega Cintya dalam menuntaskan penjurian selalu berada pada nilai bendera tiga warna hitam, meski sebenarnya potensi perkutut ternakan Mega Bird Farm Sampang ini memang ada untuk bisa menambah nilai tersebut menjadi 4 warna.
“Saya melihat Mega Cintya memang burung bagus, tapi selama ini untuk meraih 4 warna belum pernah, nah saat di Ambunten itu keluar bagusnya dan bisa dapat bendera 4 warna,” sambung H.Aziz AZ. Performa tembus 4 warna itulah yang membuat banyak kung mania mulai pasang mata, pasang telinga, mencari tahu, kalau-kalau perkutut yang menjadi satu diantara sederet andalan H.Aziz mau dilepas.
Salah satunya adalah KH.Qusyairi, mania asal Ambunten. “Terus terang setelah Fauzan Kamil jadi ketua di Sumenep, saya bersemangat untuk menggelar lomba dan juga berburu burung juara. Makanya saat di lapangan saya mencari burung bagus, pilihan jatuh pada burung yang ada di nomor 15 yang menurut saya bagus,” terang salah satu ulama di Ambunten.
Secara spontan, sang Kyai langsung memantau burung tersebut. “Saya pantau burung itu mulai babak pertama sampai selesai penjurian, semakin lama kog tambah bagus. Sampai akhirnya burung itu jadi juara pertama, saya semakin mantap untuk memilikinya,” lanjut KH.Qusyairi.
Tanpa menunggu waktu terlalu lama, peserta yang menurunkan burung tersebut yang merupakan pasukan Team AZ langsung didatangi, menyampaikan maksud dan tujuan untuk meminang. Salah satu dari team akhirnya menginformasikan pada sang majikan yang kebetulan tidak bisa hadir.
“Saya merasa yakin untuk mendapatkan burung ini, karena burung ini bagus dan cocok untuk saya gantikan pemiliknya,” tutur KH.Qusyairi lagi. Dari sinilah komunikasi KH.Qusairi dan H.Aziz dimulai. “Awal komunikasi saya dengan Pak Kyai, beliau tanya apakah burung ini mau dijual, saya jawab kalau berminat, silahkan. Akhirnya kami sepakat untuk melakukan transaksi,” tambah H.Aziz.
Tidak ada proses negosiasi dalam transaksi kali ini. Angka Rp 75 yang dibuka H.Aziz, langsung diiyakan oleh sang Kyai. “Alhamdulillah H.Aziz mau melepas burungnya untuk saya. Baru kali ini saya beli burung mahal seharga Rp 75 juta karena ada Fauzal Kamil yang jadi ketua di Sumenep. Andai bukan dia ketua di Sumenep, mungkin saya tidak akan beli burung mahal,” beber KH.Qusyairi lagi.
Disampaikan oleh H.Aziz alasan melepas Mega Cintya adalah keinginan untuk memberikan burung bagus pada orang lain. “Biar orang lain juga punya burung bagus, sehingga lomba akan semakin semarak dan beliau juga semangat untuk terus berlomba,” kata pemilik AZ Bird Farm Pamekasan.
Setidaknya dengan lepasnya Mega Cintya, H.Aziz masih memiliki jawara handal lainnya seperti Putra Madura, Sultan, Gemilang, Atlas, Abusalim untuk diajak jalan-jalan ke arena konkurs. “Saya masih punya jago yang bisa dibawa ke lomba, makanya lepasnya Mega Cintya tidak akan mengurangi saya turun lomba,” jelas H.Aziz lagi.