Perkutut
CTP Bird Farm Bangkalan Sukses Kembangkan Galur Murni, Ini Dia Bukti Produk Keberhasilannya
Beragam cara dilakukan peternak perkutut untuk bisa mencetak produk unggulan. Apapun jalan yang mereka pilih, tujuan utamanya adalah menghadirkan perkutut berkualitas yang siap meraih prestasi bagus. CTP Bird Farm Bangkalan memilih jalan dengan mengembangkan Galur Murni.
Ir.Moh.Mahmud selaku pemilik farm mengaku pilihan tersebut lebih didasarkan oleh pertimbangan matang. “Galur Murni yang saya maksudkan adalah penguatan atau pengentalan dari suatu basic blood. Metode line breed menjadi salah satu cara yang saya pakai untuk mencetak Galur Murni,” terang Ir.Mahmud.
Lebih lanjut dikatakan bahwa metode ini adalah temuan manusia sehingga bisa dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Tentunya untuk bisa menghasilkan produk unggulan sesuai harapan, maka faktor pemilihan indukan harus tepat yakni memenuhi kriteria penjurian yang meliputi suara depan, tengah, ujung, irama dan kualitas suara.
“Galur Murni yang saya lakukan adalah pemilihan indukan yang tepat dan sesuai dengan klasifikasi, indukan jantan harus mendekati sempurna sedangkan indukan betina itu sendiri dicari dan dipakai untuk menutupi kekurangan dari indukan jantan,” imbuh Ketua Pengda P3SI Bangkalan.
Masih menurut Ir.Mahmud bahwa Galur Murni memiliki kelebihan bahwa kualitas anakannya bisa rata dan kalaupun ada melencengnya tapi tidak terlalu jauh. Namun prosentase keberhasilan lebih besar, sehingga harapan untuk mencetak anakan yang sesuai dengan keinginan memiliki potensi lebih banyak.
Adapun metode Galur Murni yang sudah dilakukan oleh CTP Bird Farm adalah dengan menyediakan indukan jantan pilihan, bisa satu, dua dan seterusnya dengan jumlah betina bagus sebanyak tiga sampai empat ekor. Dari proses breeding betina pertama, dicari anakan jantan dan betina yang kualitasnya mendekati sang indukan.
Setelah didapat, maka anakan dari betina pertama dikawinkan dengan anakan dari betina yang kedua atau ketiga dan seterusnya. Dari proses produksi sampai fase ketiga atau F3 itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal indukan dengan matode Galur Murni.
Dari anakan inilah kemudian dicari jantan betina yang kualitasnya mendekati sang indukan untuk dijadikan calon indukan baru. CTP Bird Farm sendiri saat ini mengandalkan indukan jantan Pusaka sebagai indukan pertama menuju Galur Murni. Dari proses breeding fase ketiga atau F3, CTP Bird Farm sukses melahirkan produk unggulan.
Diantaranya Borjuis, Naga Kembar, Barbosa, Marques dan sederet nama lain yang sudah jadi milik kung mania. Meski usianya masih muda saat orbit, namun prestasi yang dibukukan menjadi referensi penting bahwa Galur Murni yang dilakukan CTP Bird Farm sudah mendekati kenyataan.
Saat ini usia Borjuis baru sekitar 4 bulan dan Barbosa sekitar 3 bulan. Beberapa kali turun lomba, prestasi sederet produk hasil Galur Murni ini sudah menunjukkan hasil yang tidak mengecewakan meski diakui bahwa produk ini sudah mengarah pada hasil yang lebih baik dan mendekati kata berhasil meski belum sempurna.
“Saya kira hasil produk Galur Murni yang saya lakukan belum memberikan kepuasan. Kualitas anakan belum mencapai kata sempurna, suara depan masih harus saya perbaiki lagi, tetapi untuk suara tengah dan ujung saya rasa sudah cukup. Butuh sentuhan lagi untuk bisa memaksimalkan hasil seperti harapan yang sebenarnya,” imbuh Ir.Mahmud lagi.
Artinya tugas selanjutnya adalah mencari indukan baru yang bisa memberikan kontribusi besar untuk memunculkan suara depan sesuai selera Ir.Mahmud. “Selera saya nantinya adalah mencetak anakan istimewa dengan kriteria suara depan ngayun, tengah senggang-senggang irama, tengah banyak, ujung panjang, air suara cowong dan yang pasti burung harus stabil,” harapnya.
Indukan jantan lain yang saat ini juga sudah melakukan metode Galur Murni adalah produk CTP 333. Indukan ini baru saja masuk pada fase kedua atau F2. Namun sudah memperlihatkan hasil yang memuaskan. Tinggal nunggu 1 proses lagi untuk memastikan tingkat keberhasilan metode Galur Murni yang akan diterapkan.
Ir.Mahmud mengaku sudah melakukan metode Galur Murni sejak tiga tahun silam dan baru menemukan hasil yang memberikan harapan besar sejak beberapa bulan yang lalu, sehingga produk Galur Murni yang dilakukannya terbilang masih muda dan butuh waktu untuk memastikan tingkat kepusaannya.