Perkutut
Chizungtsang BF Makasar, Sulsel, Baru 2 Tahun Produknya Laris Manis
Geliat perkutut di Makasar, Sulawesi Selatan tampaknya tak mau kalah dengan rekan-rekan kungmania di tanah Jawa, Bali maupun Madura. Sudah banyak peternak yang sukses mencetak anakan-anakan kualitas istimewa.
Chizungtsang Bird Farm salah satunya. Meskipun genap 2 tahun membangun peternakannya, produknya terbilang laris manis. Berikut ini materi indukan dari kandang-kandang favoritnya.
Tahun 2018, Khusmasidik, SPt pria asli Bugis yang juga seorang sarjana Peternakan Fakultas Produksi dan Pemuliaan Ternak, Universitas 45 Makasar ini mulai tertarik akan keindahan suara burung perkutut. “Suaranya khas sepanjang masa,” kagumnya ketika itu.
Kemudian dia mencoba menternaknya dengan membangun 5 petak kandang. Karena saat itu kesibukan usahanya di batubara terbilang padat, Khusmasidik belum serius untuk beternak.
Baru memasuki tahun 2019, akhirnya dia memutuskan untuk lebih fokus mengembangkan peternakan perkututnya dengan nama Chizungtsang BF yang resmi terdaftar 3367/P3SI/2019 sebagai peternak dikota itu.
Pengembangan materi indukan terus dilakukan, kandang baru mulai dibangun dibelakang kediamannya tepatnya dikawasan Simpo Baranti Kabupaten. Sidenreng Rappang, sebelah utara kota Makasar. Sulawesi Selatan.
Diatas lahan seluas 1000 m2 sejumlah kandang-kandang megah dibangunnya. Tidak kurang dari 27 petak kandang ternak termasuk beberapa kandang umbaran, berikut showroom atau ruang pantau para tamu dan lainnya.
Desain kandang dan penataannya tertata rapih, bersih, resik dan cukup mewah. Karena itu, tidak hanya sekedar kandang biasa, tapi juga berfungsi sebagai sarana bersantai untuk keluarga. “Ya, sekalian tempat buat ngadem lah, biar nyaman hehe,” ujarnya.
Materi calon indukan-indukan dari trah-trah unggulan dari sejumlah peternak terbaik dari Jakarta, Tangerang, Jawa Tengah dan Jawa Timur dia datangkan. Memenuhi beberapa kandang-kandang unggulan Chizungtsang BF lebih dominan trah Acropoliz, Cakrawala BF.
Diantaranya Kandang-A.222. (Dragon. Aspira jantan x Acropoliz A.2 04. Betina), K-A667. (Trans.Thailand jantan x Raw A777 betina), K B.333.(Cakrawala. Garuda E jantan x Arian B.1. betina), K- C.222. (Cakrawala Garuda 4 jantan x Acropoliz A2.04. betina), dan K-D333. (Raw R333 jantan x Raw W888 betina).
Materi indukan pilihan yang diaplikasikan dengan ilmunya sebagai sarjana peternakan, membuatnya lebih mudah mencetak anakan yang sesuai dengan harapannya. Produk-produknya pun cukup populer dikawasan Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Bahkan, sebagian produknya sudah terbang ke Jawa, Madura dan Bali.
Yang jelas, pada intinya Khusmasidik, SPt bersama Chizungtsang BF sudah menemukan materi yang pas dengan pengembangan yang selama ini dia lakukan, sehingga mencetak anakan yang memuaskan.
Sebagian pelanggannya di Sulsel ambil anakan bukan hanya untuk dilombakan, tapi juga dijadikan materi indukan peternak di kota tersebut. Dan hingga saat ini produk-produk Chizungtsang BF sangat diminati.
“Alhamdulillah sebagian materi indukan betina disini sudah mulai menggunakan produk sendiri, begitu juga anakan-anakannya banyak terjual, jarang yang tersisa,” ungkap Khusmasidik, SPt diakhir obrolannya dengan mediaagrobur.com ini. *agrobur.