Perkutut
Bom Bali Amunisi Team Kasdoel Bali, Mengguncang Even Pengda Surabaya Cup Meski Cuaca Kurang Mendukung

Untuk yang kesekian kalinya Bom Bali, perkutut amunisi Team Kasdoel Bali membuat banyak lawan harus tunduk dan takluk mengakui kehebatannya. Perkutut ternakan Alexander Bird Farm Surabaya ini terus membuat kehebohan saat tarung di arena lomba.
Prestasi demi prestasi yang berhasil dibukukan menambah daftar panjang deretan trophy yang sudah dikoleksi dan terpajang di etalase team yang bermarkas di Denpasar Bali. Kehebatan Bom Bali seakan mengimbangi semangat yang selalu ditunjukkan oleh Team Kasdoel Bali dalam setiap turun konkurs.

Seperti yang terjadi dalam gelaran Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Pengda Surabaya Cup, Minggu 23 Juni 2024. Ajang yang menempati lokasi di Lapangan Perkutut Pengda Surabaya di Jalan Simorejosari A Surabaya, menjadi saksi bisu bagaimana Bom Bali mempertontonkan kemerduan suara saat berada di atas kerekan. Hasil akhir, Bom Bali berhasil menjadi yang terbaik dengan trophy sebagai peraih juara pertama.
“Alhamdulillah kami sangat puas dan bangga dengan penampilan Bom Bali meski cuaca kurang mendukung. Ini hasil yang harus kami syukuri,” terang,” jelas H.Junaedi Ketua Team Kasdoel.
Disampaikan perjuangan yang dilakukan, ternyata tidak sia-sia. “Kami datang jauh-jauh dari Bali menuju Surabaya hanya ingin membawa Bom Bali untuk lomba dan ternyata hasilnya sungguh membuat kami tidak bisa melupakan prestasi ini,” ungkap H.Junaedi.

Proses pertempuran yang dilakukan Bom Bali memang tidak main-main. Perkutut bergelang Alexander 420 harus menghadapi serangan jawara lain yang sudah memiliki reputasi sebagai jago lapangan. Namun dengan persiapan matang ditambah dengan doa dan proses rawatan yang dilakukan, akhirnya keinginan untuk memboyong trophy juara 1 berhasil mereka bawa pulang ke Bali.
“Jawa adalah daerah yang punya jago bagus, sehingga persaingan pasti sengit, makanya kami ingin merasakan sensasi berlomba di tanah Jawa,” ungkap H.Junaedi lagi.
Salman sang joki punya merasa senang dengan hasil yang didapat. “Perjuangan kami tidak sia-sia. Inilah hasil yang selalu kami harapkan setiap kali turun lomba,” jelas Salman.

Kemenangan Bom Bali meraih podium pertama berkat raihan bendera tiga warna hitam usulan empat babak berturut-turut. Cuaca mendung diyakini menjadi salah satu faktor yang menghambat perkutut yang lahir dari kendang Alexander Samoyed dengan formasi indukan jantan Jupiter Sanyo 963 dengan betina Maltese 300, kurang maksimal.
“Bom Bali memang tampil kurang maksimal, sejak babak pertama sampai akhir, cuaca mendung. Andai lebih panas, mungkin Bom Bali bisa lebih gacor dan meraih hasil yang lebih baik lagi” ungkap Salman. Namun demikian Team Kasdoel tetap merasa bahwa inilah hasil yang tetap harus mereka syukuri dan nikmati. *agrobur.
