Perkutut
Blegur Orbitan Aliyono Bangkalan, Jawara Piyik Yunior Tanpa Tanding, Tiga Kali Tarung Semua Lawan Tak Berkutik
Mengawali tarung dalam gelaran Latber Pengda Surabaya,Minggu 28 Ferbruari 2021 di Kelas Piyik Yunior, Blegur Orbitan Ustadz Aliyono Bangkalan langsung menyabet juara pertama. Padahal ketika itu perkutut bergelang JBM 4572 belum memiliki pengalaman dikerek di lapangan dan belum sekalipun bertemu lawan.
Namun ternyata hanya bermodalkan mental dan kualitas suara, Blegur akhirnya menyudahi penjurian di podium pertama. Berbekal kemenangan tersebut, Blegur melanjutkan jelajah konkurs di even yang lebih besar dan kolosal. Liga Perkutut Madura 2021 yang dihelat pada Minggu, 07 Maret 2021 menjadi lokasi pertarungan berikutnya.
Masih di kelas yang sama yakni Piyik Yunior, kali ini Blegur harus menghadapi lawan yang lebih berat, karena berasal dari seluruh kota di Pulau Jawa dan Bali yang tentunya sudah memiliki jam terbang yang luar biasa. Ustadz Aliyono ketika itu mengaku tidak memiliki target muluk-muluk.
Yang penting bisa membawa Blegur untuk menambah pengalaman tarung di tiang kerekan. Tidak seperti pada laga perdana dimana cuaca terik, kali ini Liga Perkutut Madura dibayang-bayangi cuaca ektrim, panas dan cenderung mendung bahkan mengarah ke hujan. Tak ada kata menyerah bagi Blegur.
Di tiang kerekan seperempat perkutut yang kini sudah memasuki usia 5 bulan, tampil tanpa terpengaruh cuaca disekitar. Bendera 4 warna akhirnya menjadi miliknya. Meski harus menyelesaikan penjurian sampai babak keempat awal karena terkendala hujan, Blegur kembali mempersembahkan trophy kemenangan terhebat bagi sang majikan.
“Alhamdulillah Blegur masih tetap mau bunyi meski kondisi cuaca kurang bersahabat. Ini menjadi semangat bagi saya untuk tetap eksis di arena,” terang Ustadz Aliyono. Kemenangan tersebut semakin membuat Aliyono bersemangat untuk terus melanjutkan penjelajahan di lapangan.
Even Panarukan Cup menjadi ajang ketiga. Dan kelas yang diikuti juga belum mengalami perubahan. Kali ini cuaca cerah menyertai proses penjurian dari awal sampai akhir. Dan untuk ketiga kalinya Blegur terus mempertahankan dominasi prestasi terbaiknya. Juara pertama kembali menjadi miliknya.
“Mental dan didukung kualitas bagus membuat Blegur tidak pernah absen menjadi juara. Setiap kali lomba tidak pernah ada nilai kosong di babak yang diikutinya,” ungkap Aliyono. Dikatakan oleh Ustadz Aliyono bahwa selama ini tidak ada target yang harus dicapai. “Bagi saya hobi perkutut adalah sarana menjalin silaturahmi antar sesama. Semakin saya sering ke lomba maka akan banyak saudara yang bisa saya jumpai,” sambung Aliyono.
Ditambahkan bahwa selama ini target menang tidak pernah menjadi sebuah tujuan. “Sekali lagi saya katakan bahwa silaturrahmi adalah tujuan utama saya,” imbuhnya. Sebab dengan niat untuk silaturrahmi, maka ketika akan berangkat ke lomba, sudah ada bayangan akan mendapatkan saudara baru.
Sebaliknya, ketika niat berlomba hanya untuk mencari juara, maka ketika akan berangkat ke arena, kita sudah memiliki lawan yang akan dihadapi nanti. Berapa banyak peserta yang ikut ambil bagian di kelas tersebut, maka itulah lawan yang akan kita hadapi. “Terus terang saya tidak ada niatan untuk bersaing, perkutut adalah sarana menyalurkan hobi dan jalin silaturahmi,” katanya lagi.