Connect with us

Perkutut

Batal Masuk Kandang Ternak, Mi Chat Orbitan Ming Robert Skylight Bird Farm Surabaya Malah Moncer di Lapangan

KONBUR Tayang

:

Latber Sultan BF Surabaya yang digelar pada Minggu 12 Juli 2020 sukses mencatat prestasi dengan perolehan peserta dengan jumlah 10 blok. Kehadiran para jawara dari berbagai wilayah di Jawa Timur semakin menambah serunya perebutan posisi kejuaran di empat kelas yang dibuka.

Mi Chat mempersembahkan kemenangan buat Ming Robert

Satu Kelas yakni Piyik Yunior dimenangkan oleh Mi Chat orbitan Ming Robert Skylight Bird Farm Surabaya. Perkutut bergelang Skylight 20.013 sukses menunda pesta kemenangan lawan. Saat proses perekapan usai dan diumumkan, Mi Chat yang dikerek pada nomor 216 ditetapkan sebagai peraih podium pertama.

Keberhasilan ini seakan mengisyaratkan bahwa Skylight yang resmi dilaunching belum setahun lamanya mampu membukukan prestasi apik, melahirkan produk unggulan. Ming Robert mengaku bangga dengan hasil yang sudah diraih. “Bagi saya ini adalah hasil yang patut disyukuri, Mi Chat baru pertama kali saya lombakan dan bisa langsung juara,” terang Ming Robert.

Ming Robert bersama admin dan awak kandang Skylight BF Surabaya

Lebih lanjut diakui bahwa perkutut yang lahir dari Kandang Bukopin (ALF E.17 x PA) direncanakan masuk kandang ternak. Bersama pasangannya, Mi Chat sudah siap menjalani masa karantina sambil menunggu masa kawin tiba. Namun saat berkunjung ke markas Skylight di Dukung Kupang Surabaya, beberapa rekan sesama kung mania menyarankan untuk membawa burung tersebut ke lomba.

Saran tersebut akhirnya diterima dengan membawa Mi Chat latihan di lapangan perkutut Pondok Candra. Seminggu menjelang pelaksanaan Latber Sultan BF, untuk pertama kalinya perkutut yang lahir pada 14 Januari 2020 bertemu bersama perkutut lain di atas kerekan, mental yang dipertontonkan begitu menyakinkan.

Ming Robert buktikan prestasi lewat kualitas produk kandang ternak

Ming Robert dan beberapa rekan lain, makin yakin untuk membawa perkutut ini ke arena lomba. Usai latihan Mi Chat langsung dikawal Wawan WKP untuk memastikan persiapan menjelang tarung perdana. “Saya rawatan menyerahkan Mi Chat pada Wawan sebelum lomba di Latber Sultan,” ungkap Ming Robert.

Kehadiran di lapangan baru Pengda Surabaya ternyata menjadi awal terdongkraknya popularitas Mi Chat di komunitas hobi perkutut. Siapa sangka meski dengan tanpa seabrek pengalaman tarung di atas kerekan dan dengan usia yang masih enam bulan, Mi Chat langsung menunjukkan kelasnya sebagai bintang lapangan.

Kandang Bukopin Skylight BF Surabaya, tempat Mi Chat dilahirkan

Para pesaing yang berebut posisi paling depan daftar kejuaraan berhasil disingkirkan. Pasca kemenangan itu, Mi Chat langsung naik daun. Namun sayang, kung mania yang ingin mendapatkan saudara Mi Chat harus gigit jari, pasalnya Ming Robert sudah mengganti indukan tersebut.

Mi Chat adalah anakan ketiga, anakan keempat masuk kandang dan anakan paling buncit yakni kelima sudah terbang ke Bali. Sementara itu belahan Mi Chat juga sudah menjadi milik kung mania Bangkalan Madura. “Saat ini indukan Mi Chat sudah saya bongkar, maklum sebagai peternak pemula saya ingin mencoba indukan baru dengan harapan bisa mendapatkan anakan yang lebih bagus,” ungkap Ming Robert.

Ming Robert makin yakin menatap hobi perkutut ke depan

Masing-masing indukan dijodohkan dengan pasang baru. Indukan jantan atau Bapak Mi Chat dipasangkan dengan betina Mutiara 666 yang merupakan belahan Mutiara Cinta amunisi Nawang Triton BF Surabaya. Sedangkan indukan betina atau Ibu Mi Chat dikawinkan dengan jantan dari trah TL.32.

“Bongkar pasang yang saya lakukan akan melihat hasilnya apakah bisa menutupi kekurangan produk ternak sebelumnya atau tidak. Jika memang bagus maka tetap akan saya pertahankan,” jelasnya. Langkah ini dilakukan dengan harapan mencoba memastikan benang merah untuk menemukan satu formula yang bisa saling melengkapi.

Skylight BF Surabaya, siap-siap lahirkan kembali produk unggulan

Dikatakan pula oleh Ming Robert bahwasanya Mi Chat adalah produk eksperimen. “Terus terang Mi Chat adalah produk eksperimen, benang merah hanya saya pahami dari indukan jantan yang didapat dari sifu Harianto RPM Bird Farm Surabaya dari Wewe ALF BF Malang, sedangkan indukan betina saya sama sekali belum tahu banyak dan hanya mengandalkan kualitas suara yang dimilikinya,” lanjut Ming Robert.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.