Perkutut
“Bangkit Kembali” Orbitan Cipto Irama BF, Tampil Tiga Kali di Liga Hanging Bangkalan, Langsung Terobos Sepuluh Besar Klasemen Akhir, Target Lanjutan Mengulang Sukses Even LPI
Liga Hanging Bangkalan Seri II, berakhir di putaran 10 pada Minggu 30 Januari 2022. Menempati lokasi di Lapangan Pengda Mlajah, pesta perayaan berlangsung dalam nuansa yang begitu luar biasa. Sekitar 375 perkutut bertarung memperebutkan posisi juara sekaligus memastikan siapa yang berkah atas podium di sepuluh besar Klasemen Akhir.
Saat penobatan podium akhir liga, nama Cipto Irama muncul sebagai pengumpul poin terbanyak ke sepuluh dan berhak atas hadiah serta piagam penghargaan. Keberhasilan tersebut sangat berarti bagi Cipto Irama. Pasalnya selama 10 putaran berlangsung, Cipto Irama hanya memastikan ikut meramaikan liga sebanyak tiga kali.
“Liga Hanging Bangkalan Seri II saya hanya berpartisipasi sebanyak 3 kali, karena banyak pekerjaan dan baru dapat burung yang saya anggap cocok dan pas untuk diturunkan di kelas Piyik Hanging,” terang pemilik asli Adi Sucipto. Tampil perdana saat liga putaran 8 di Lapangan Nofa Keleyan Socah, Bangkit Kembali perkutut orbitannya langsung meraih juara ketujuh setelah tampil hanya dua babak yakni babak ketiga dan keempat.
Ketika itu usia perkutut yang lahir dari kandang Irama R.6 BR (Irama K.R.3 x Wahyu 298) masih berada diangka 2 bulan. Tarung untuk kedua kalinya pada liga putaran 9 di Lapangan Morkepek Labang, dengan raihan juara pada urutan ke 5. Sama seperti sebelumnya, Bangkit Kembali hanya kerja dua babak yakni babak ketiga dan keempat.
Dan penampilan pamungkas terjadi dalam liga putaran akhir di Lapangan Pengda Mlajah. Raihan podium merangsek ke urutan keempat karena hanya bunyi dua babak yakni tiga dan empat. Jika melihat perkembangan performa yang dipertontonkan, Cipto Irama mengaku yakin bahwa Bangkit Kembali akan menjadi amunisi andalan dimasa depan.
“Feeling saya mengatakan bahwa Bangkit Jaya bakal jadi perkutut masa depan yang bisa saya pakai untuk lomba,” ungkap Cipto Irama lagi. Ditambahkan olehnya bahwa perkutut yang lahir pada 12 September 2021 merupakan produk dari kandang yang banyak menghasilkan produk andalan.
Saudara-saudara tertua Bangkit Kembali sudah pergi bersama pemilik barunya. Anakan pertama, kedua dan ketiga resmi jadi milik Abah Faisol JBM BF Malang. Keturunan keempat, terbang ke Kalimantan dan anakan kelima menemui juragan barunya di Sulawesi. Bangkit Kembali merupakan anakan keenam.
Saudara lainnya yakni strip ke 7 sudah berada di Pamekasan, strip ke 8 tinggal di Tanjungbumi Bangkalan, strip ke 8 berada di Blega Bangkalan. Sedangkan anakan selanjutnya sudah masuk daftar bokingan. Menurut Cipto Irama. Anakan ke 10 sudah diorder kung mania Kalimantan, anakan ke 11 diminta kung mania Sulawesi, anakan 12 dipesan Makassar dan anakan ke 13 sudah masuk daftar ke Banjarmasin.
Dikatakan lagi oleh Cipto Irama bahwa Bangkit Kembali sudah banyak yang melirik namun belum ada keinginan untuk melepasnya. Harapan ke depan Bangkit Kembali bisa mengulang sukses yang pernah dialami Cipto Irama tahun 2019 lalu, saat sukses mengorbitkan Monalisa produk yang lahir dari kandang Irama 35 dalam gelaran konkurs nasional Liga Perkutut Indonesia di Malang Jawa Timur yang berhasil menembus urutan ketiga pada kelas kerekan.
“Mudah-mudahan saja Bangkit Kembali bisa mengulang apa yang pernah saya alami tahun 2019 saat tampil di LPI Malang,” harap Cipto Irama lagi. Kandang lain yang tidak kalah hebatnya dan berhasil meraih prestasi di lapangan adalah produk Irama R.2.BR, saat ini dari kadnang tersebut sudah resmi menjadi milik kung mania Kalimantan dan Irama R.10.BR juga terbang ke Kalimantan.
Kedua produk tersebut sukses mengukir prestasi dalam gelaran di Pontianak Kalimantan Barat. Produk Irama R.2.BR orbit dengan nama Pelangi milik Effendi Salim beralamat di Juanda Pontianak dan berhasil meraih juara pertama dalam even yang digelar beberapa minggu lalu. Kemudian produk Irama R.10.BR orbit dengan nama Arjuna yang diorbitkan Edi Suasono, Pengwil Kalimantan Barat sebagai peraih podium keenam.
“Alhamdulillah dua produk Irama BF bisa juara di Pontianak Kalimantan. Saya merasa senang karena apa yang saya berikan tidak mengecewakan,” sambung Cipto Irama. Prestasi lainnya yang tidak kalah hebohnya adalah saat tampil di Asean Cup Pamekasan pada 2017 lalu, produk Irama bernama Cahaya Agung skses menemus urutan 8 Kelas Dewasa Senior. Lahir dari kandang Irama K.37.
Setidaknya program pengurangan jumlah kandang dari 50 menjadi 25, demi menghasilkan kualitas dan bukan kuantitas, sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan.