Connect with us

Perkutut

Anton Supriyadi Sumenep, Tarung Perdana Bersama Grandong, Anakan Hasil Jebol Kandang NHD BF, Langsung Sabet Podium Kedua Piyik Hanging

Published

on

Tidak butuh waktu lama bagi Anton Supriyadi kung mania Sumenep Madura untuk bisa meramaikan persaingan perebutan posisi kejuaraan. Pendatang baru yang disandangnya, bukan berarti harus menunggu giliran untuk bisa menghadirkan prestasi di dalam arena. Anton Supriyadi membuktikan bahwa status pendatang baru tidak selamanya harus menunggu.

Anton Supriyadi (kanan) jebol kandang NHD B.4

Grandong, amunisi paling anyar telah dasar kuat bagi Anton bahwa siapapun memiliki kesempatan dan pelung yang sama untuk bisa menorehkan prestasi. Lewat ajang Latihan Dinilai Tak Nyana Bird Farm Bluto yang digelar pada Kamis, 25 Januari 204 menjadi pembuktian yang tidak lagi bisa terbantahkan.

Lapangan perkutut Tak Nyana Bird Farm Aeng Baja Kenek Bluto Sumenep, menjadi saksi bisu bagaimana Gandong, perkutut ternakan NHD Bird Farm Sumenep, mampu menghadapi serangan lawan yang sudah memiliki jam terbang lebih lama. Grandong yang lahir dari kandang NHD B.4 (Grand Master x Berkah), mampu memberikan perlawanan tanpa ampun.

Anton Supriyadi, tarung perdana bersama Grandong, langsung saber podium dua

Di gantang pada nomor 02, perkutut yang kini berada di usia sekitar 3 bulan tampil begitu menyakinkan meski itu merupakan pernampilan perdana. “Saya membawa Grandong ke lomba baru pertama kali. Awalnya saya ikut lomba tanpa target meski sebenarnya punya kenyakinan bisa menang, ternyata Grandong betul-betul petarung hebat,” terang Anton Supriyadi.

Anton Supriyadi (kiri) pendatang baru namun langsung melejit

Dua blok peserta yang turun pada kelas yang sama yakni Piyik Hanging, harus mengakui keunggulan Grandong. Jam terbang minim, tidak menghalanginya untuk bisa mempertontonkan kualitas suara dan mental lapangan yang luar biasa. Hasil yang membanggakan ini setidaknya bisa semakin menyakinkan perjalanan Grandong ke depan.

“Mudah-mudahan Grandong masih mampu untuk mengikuti tarung berikutnya dengan hasil yang tidak kalah bagusnya,” harap Anton Supriyadi. Disampaikan juga bahwa kehadiran Grandong bersama Anton Supriyadi memang sudah menjadi cerita perjalanan hobi perkututnya.

Makin semangat pasca kemenangan Grandong, produk NHD BF Sumenep

Grandong adalah anakan dari hasil jebol kandang NHD B.4. “Awalnya saya jebol kandang NHD Kandang B.4. saat itu ada anakan yang masih kecil, sehingga menjadi hak saya untuk membawanya pulang. Setelah saya pantau anakan tersebut, ternyata cocok buat lomba, makanya langsung saya pesankan tiket,” ungkap Anton Supriyadi.

Koh Aping jadi musuh bubuyutan Anton Supriyadi

Siapa sangka performa yang ditampilkan membuat juri yang kebetulan menjadi pengadil di blok Piyik Hanging, memberikan apresiasi dengan nilai yang akhirnya mengantarkan Grandong sebagai peraih podium kedua. Kemenangan tersebut seakan membuka mata semua orang bahwa Grandong bukanlah perkutut biasa.

Kolaborasi antara kualitas suara dan mental lapangan yang dimiliki Grandong menjadi perpaduan yang mampu menjadi senjata ampuh saat menghadapi lawan. Kemenangan ini pula semakin membuat Anton Supriyadi lebih semangat untuk menuju arena lomba. Tidak disebutkan berapa rupiah yang harus dikeluarkan untuk membawa pulang indukan Grandong.

Prestasi perdana Grandong di Ladini Tak Nyana Bluto Sumenep

Namun informasi yang berkembang, Anton Supriyadi harus mengeluarkan kocek puluhan juta rupiah agar penghuni kandang NHD B.4 ini segera resmi menjadi milik Anton Supriyadi. Pasca kemenangan Grandong, ada misi yang harus direalisasikan. “Saya sebenarnya punya musuh yang harus dikalahkan. Orang ini adalah Koh Aping Sumenep, makanya saya ingin selalu berhadapan dengannya untuk berada kekuatan. Kapan dan dimanapun saya selalu siap,” sambung Anton Supriyadi.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.