Lomba
Anniversary GP2S 4th Tembus 535 Peserta, Lilo, Kimura, Lembayung, Black Tiger dan Ultimatum Terbaik
GELARAN Anniversary GP2S yang sudah memasuki tahun keempat yang digelar di tengah pandemi Covid-19 dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat berjalan sukses. Sukses dari segi jumlah peserta yang menembus 535 peserta yang diikuti komunitas love bird, konin, cinglar dan sikatan rimba dada coklat (SRDC). Sukses karena dihadiri love bird-love bird jawara dari penjuru daerah Bali seperti dari Klungkung, Bangli, Gianyar, Singaraja, Tabanan, Jembrana, Badung dan tuan rumah Denpasar. Sukses dari kinerja penilaian juri dari Oriq Jaya yang tidak ada satu pun yang komplin dan tentunya panitia yang memberikan hadiah voucher yang pantas buat pemain hingga menobatkan lima burung terbaik.
Lima burung terbaik yang berhasil menunjukkan kehebatannya bertarung di lapangan yakni Lilo terbaik di kelas love bird fighter, Kimura terbaik paud, Lembayung terbaik baby, dan terbaik konin disabet Ultimatum dan Black Tiger setelah melalui pertarungan tiga sampai empat kelas.
Turah Pram mewakili panitia dan Lukman Hakim mewakili juri Oriq Jaya mengucapkan terimakasih kepada seluruh komunitas koloni love bird dari penjuru Bali yang sudah hadir sehingga pertarungan yang terjadi benar-benar super ketat, komunitas konin yang hadir membludak, komunitas cinglar dan sikatan rimba dada coklat juga hadir full. Permohonan maaf juga disampaikan jika selama berlangsungnya lomba ada hal-hal yang kurang berkenan. ‘’Selama ini kami selalu bersama komunitas ini dan hari ini mereka mendukung penuh. Terimakasih rekan-rekan,’’ ucap Turah Pram bersama Lukman Hakim.
Lomba diawali kelas love bird fighter GP2S. Lilo milik Juniantara yang bertengger di nomor 45 tampil perfoma. Sekali narik sanggup mengumpulkan 6 koncer merah. Tampil terdepan setelah meraup 800 poin disusul Sinden dengan 645 poin.
Di laga kedua yang juga full peserta, Scorpio debutan Imam tak terbendung melaju ke puncak. Bahkan ketika tanda penilaian berhenti, Scorpio masih ngekek lebih dari 2 menit hingga juri total memberikan 10 merah plus hijau. Berada di gantangan 33 Scorpio menembus 1.430 poin disusul Choky-Choky milik Hambaly yang juga tampil edan. Choky-Choky dengan cepat meraup koncer merah dan total mendapatkan 1.200 poin.
Pertarungan semakin sengit, para pendekar lapangan kembali berperang. Scorpio kembali kokoh di puncak. Kali ini bahkan menembus 1.570 poin dengan 15 koncer merah, 1 biru dan 2 hijau. Lillo tak mau ketinggalan, dengan kekeannya yang super panjang Lilo jauh-jauh dari Klungkung memepet posisi kedua dengan 1.185 poin disusul Choky-Choky dengan 1.035 poin. Di kelas ini panitia juga menobatkan peserta yang memperoleh poin terkecil mendapatkan seekor love bird.
Pertarungan di kelas fighter akhirnya berakhir setelah Lilo berhasil mengambil alih posisi puncak yang dikawal ketat Choky-Choky. Lilo pun dinobatkan sebagai love bird fighter terbaik.
Di laga love bird paud yang juga membuka empat kelas setelah peserta meminta kelas tambahan, Kimura milik Nyoman dari Gelogor SF sukses mendominasi juara dan ditetapkan sebagai love bird paud terbaik. Kimura unggul di kelas GP2S bersanding dengan Permata milik Mr. Mansyur. Namun di laga kedua Muhini Jr sukses melaju ke puncak dengan mengantongi 1.865 poin bersama Bukale yang meraih 1.225 poin.
Di laga ketiga giliran King Jr milik Pogot yang naik podium utama. Kimura yang sempat tertinggal berhasil melaju bertengger sebagai runner up. Di laga tambahan, RM milik AGN dari Noja STR sukses tampil terdepan bersanding dengan Permata.
Di laga love bird baby yang membuka tiga kelas, Lembayung milik Masya dari Pesona SF sukses membawa pulang trofi keren baby terbaik. Lembayung sempat tertinggal di poisisi ketiga di bawah Marsel debutan Agung dari Rainbow dan Ajinomoto milik Luayni. Namun di laga kedua Lembayung melompati Ajinomoto untuk naik ke podium utama dan Lembayung semakin kokoh di puncak pada laga ketiga.
Masih ada dua kelas love bird umum yang memberikan kesempatan bagi love birdnya yang tampil minor atau konslet untuk bertarung di kelas sejenis. Dari dua kelas yang dibuka Sakkral milik Mr. Jun berhasil terdepan sedangkan di kelas B giliran Kraton yang menduduki podium utama.
DIBANJIRI KOMUNITAS
Pada ajang ultah GP2S kemarin, komunitas konin mania di Bali memberikan dukungan penuh. Kehadirannya membuat pertarungan berlangsung seru. RD milik Rindasa dari KNI Denpasar mengawali kemenangannya. Namun Ultimatum milik HT sukses memetik kemenangan di laga kedua dengan jumlah peserta yang tetap bertahan sampai akhir.
Di laga ketiga giliran Black Tiger milik De Gare dari Jaran Putih SF yang mengambil alih podium utama. Ultimatum turun ke posisi kedua. Namun kestabilan penampilan Ultimatum di tiga kelas yang diikutinya ditetapkan sebagai konin terbaik disusul konin terbaik kedua disabet Black Tiger dari Jaran Putih SF.
Di tengah jumlah peserta yang membludak, juri begitu cermat memilih dan memilah para kontestan yang layak mendapat juara. Tidak saja mencari burung yang nancep sepanjang penilaian juga mampu memainkan rolingan yang dikombinasikan tonjolan-tonjolannya yang panjang-panjang.
Di laga ini juga tampil puluhan komunitas sikadan rimba dada coklat (SRDC) yang dengan penampilan kicauannya yang mampu menirukan suara kenarian, love birdan dll. Burung yang dikenal sebagai tledekan tanah di Bali, Sukro RJ Bor unggul di sesi A. Namun di laga kedua Sniper yang sempat tertinggal sebagai runner up naik ke puncak setelah tampil ciamik dengan rolingan-rolingannya yang ciamik.
Masih ada kelas cinglar yang menyedot perhatian peserta. Red Devil sukses mengungguli lawan-lawannya setelah tampil gacor bersanding dengan The King dan di sesi kedua Cinglar milik Atang tampil terdepan.
Jelang mahgrib Anniversary GP2S 4th akhirnya berakhir. Panitia, peserta dan juri Oriq yang bertugas bisa tersenyum. Semua yang terlibat begitu menikmati gelaran yang penuh persaingan dengan menjunjung sportivitas, namun di balik itu mereka selalu mengedepankan silaturahmi guyub rukun. (gde)