Perkutut
Andalkan Divisi Penjualan, Nilai Transaksi Produk Member Team Bulldog Meningkat Tajam, Tiap Jumat Buka Lelang Amal

Team Bulldog ternyata tidak hanya mahir dalam mencetak sekaligus mengorbitkan burung kelas konkurs. Team dengan formasi New Normal Rachmad Hidayat Cak Goendul BF, Ruddy H Akasa BF, Unggul pemilik Unggul BF, Tony Hong Perkutut, Ainul Tujuh BF, Sapari Kpoh BF, Wasito Pluto BF dan Yosep Besut BF, kini menghadirkan Divisi Penjualan yang dipercayakan kepada Tia Chelsea.

“Selama ini produk Team Bulldog menyebar ke beberapa kung mania bukan lewat saya tetapi melalui orang lain. Mungkin kalau lewat saya harga yang dibandrol lebih tinggi, padahal tidak, makanya kami membuat divisi untuk mengurus semua penjualan produk member Team Bulldog,” papar Cak Goendul.
Divisi inilah yang akan menjadi cikal bakal Team Bulldog masuk dalam bisnis perkutut. Diharapkan nantinya, divisi ini tidak hanya menjual produk ternak, tetapi juga serba serbi seputar hobi perkutut. Kehadiran Divisi Penjualan diakui memberikan dampak dan manfaat yang luar biasa.

Setidaknya member Team Bulldog tidak perlu memikirkan bagaimana menjual produknya ke pasaran. Mereka lebih fokus mengembangkan hasil ternak untuk mendapatkan anakan yang lebih berkualitas. Selama menjalankan tugas sebagai Divisi Penjualan, Tia Chelsea dibantu sang suami yakni Abdul Kadir.
Diakui oleh Cak Goendul bahwa kehadrian Divisi Penjualan, produk yang tersebar mengalami peningkatan cukup pesat dan yang pasti saat ini Team Bulldog sudah memiliki pasar tetap. Setiap produk yang mereka lahirkan, dipastikan sudah memiliki calon pembeli yang siap menampung.

“Alhamdulillah berkat Divisi Penjualan, penjualan mengalami percepatan yang signifikan dan harga atau bandrol burung yang berhasil dilepas juga meningkat tajam,” ungkap Cak Goendul. Awalnya ketika keberadaan divisi ini belum ada, produk ternaknya hhanya dihargai Rp 250 ribu, kini sudah bisa menembus angka terendah Rp 500 ribu.
Setidaknya Tia Chelsea dan Abdul Kadir sudah berhasil menanamkan kepercayaan pada pasar bahwa produk yang mereka tawarkan memiliki kualitas yang bisa dipercaya. Dampaknya nilai transaksi yang pernah dibukukan sudah mencapai angka puluhan juta rupiah dalam setiap penjualan.

“Terima kasih kepada Pak Rachmad (Cak Goendul, red) yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk memasarkan produk member Team Bulldog dan Alhamdulillah semua berjalan sesuai keinginan,” jelas Tia. Diakui olehnya bahwa kendala yang dialami selama proses penjualan adanya komunikasi dengan konsumen.
Dirinya harus bisa menyakinkan calon pembeli terhadap perkutut yang akan dilepas. Proses penjualan yang selama ini dilakukan adalah via on line lewat medsos. Ada tata cara yang harus diperhatikan ketika memasarkan produk dan menjawab apa yang menjadi pertanyaan calon pembeli.

“Calon pembeli adalah orang-orang yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi sehingga saya harus bisa mengimbangi dan memberikan pelayanan terbaik. Ini menjadi salah satu kunci berhasil tidaknya saya menjual perkutut,” lanjut Tia. Diriya bersyukur karena selama proses itu berjalan, ada orang baik yang selalu memberikan bimbingan dan arahan.
Ketika sudah memahami bagaimana proses penjualan dilakukan, dirinya mampu meninggalkan kesan bagus bagi calon pembeli. Terbukti setiap kali upload burung dilakukan, ada sebanyak minimal 50 respon langsung mengalir ke hpnya. Dan setiap harinya Tia mampu melepas burung perkutut dengan jumlah minimal 2 ekor.

Keberhasilan Tia dan Kadir menjalankan tugas sebagai Divisi Penjualan memang tidak diraih secara instan. Ada proses yang harus dijalani, semisal dipaksa untuk mengenal suara burung dengan jalan diajak ke lokasi lomba. Disanalah peran Cak Goendul untuk melatih kemampuan Tia dalam memahami perkutut ditentukan.

Begitu juga dalam menjual produk member Team Bulldog. Tia dan Kadir dituntut untuk melakukan proses tersebut, mulai dari menangkap burung dikandang, memasukkan ke sangkar sampai proses perekaman berlangsung. Selanjutnya mengedit dan memposting hasil rekaman ke medsos.
Guna mendukung proses perekaman, Team Bulldog sengaja membangun studio yang dikhususkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan. Beberapa fasilitas berkelas seperti mix, tripod dan lainnya digunakan agar hasil yang didapat bisa memberikan gambaran jelas produk yang akan dipasarkan.

Namun untuk standarisasi harga, Cak Goendul masih memegang peran penting. “Karena alasan Tia dan Kadir begitu paham soal harga, maka saya yang menentukan standart harga perkutut yang akan dijual, selanjutnya negosiasi dan hasil akhir, mereka berdua yang memutuskan,” ungkap perawat burung-burung Team Bulldog.

Selama proses penjualan berlangsung, Tia juga mengaku tidak pernah mengalami kendala. “Saya tidak pernah mengalami negosiasi yang a lot dengan calon pembeli, semua berjalan lancar dan cepat,” imbuh Tia. Tugas lain yang kerap dilakukan oleh Tia dan Kadir adalah melakukan lelang amal Team Bulldog yang dilakukan rutin tiap Jumat.
