Connect with us

Perkutut

Akhir Perjalanan Dewata Bersama Team Domisol Blega Bangkalan, Kini Resmi Jadi Milik Frans Djaya Bell-Man Cilegon Banten

Published

on

Kebersamaan Dewata dan Team Domisol Blega Bangkalan harus berakhir. Kolaborasi apik antara Dewata, amunisi Team Domisol berhasil membukukan prestasi yang tidak akan pernah terlupakan. Kemenangan fantastic terukir dalam gelaran Liga Perkutut Indonesia Putaran 3 pada Sabtu dan Minggu, 25 dan 26 Juni 2022 di Lapangan KMB Bogor.

Dewata orbitan Team Domisol Blega Bangkalan resmi berpindah tangan

Prestasi tersebut diraih dalam dua partai sekaligus yakni Kelas Piyik Senior yang dihelat pada Sabtu, 25 Juni 2022 dan Kelas Dewasa Yunior yang digelar pada Minggu, 26 Juni 2022 pada podium pertama. Kenyataan itulah yang membuat nama Dewata langsung melejit bagaikan anak panas yang melesat mencapai titik sasaran.

Tidak sedikit kung mania yang akhirnya kepincut dengan performa yang dipertontonkan perkutut ternakan Domisol Bird Farm Blega. Salah satunya adalah Ir.Frans A Djaya Cilegon Banteng Jawa Barat yang mengaku mulai tertarik untuk mencari tahu keberadaan perkutut yang menghebohkan jagad hobi kung mania.

Ir.Frans A Djaya Bell-Man Cilegon Banten (dua kiri) pemilik baru Dewata

“Saya mulai mencari tahu soal Dewata setelah menang di LPI Bogor beberapa waktu lalu. Setelah dapat nomor kontak Abu Ali perawatnya, saya langsung minta dikirimi rekamannya. Setelah saya dengar, burung ini memang bagus dan cocok seperti keinginan saya selama ini,” terang pemilik Bell-Man Bird Farm.

Ditambahkan oleh Ir.Frans A Djaya bahwa awalnya tidak ada ambisi untuk memiliki burung tersebut meski masuk dalam kategori burung impian. “Terus terang saja saya tidak terlalu ambisi untuk mendapatkannya karena kalau burung sudah juara, pastinya mahal, apalagi menang di lomba sekelas LPI,” ungkap Ir.Frans A Djaya.

Akhir perjalanan Dewata bersama Team Domisol Blega Bangkalan

Namun demikian komunikasi tetap dilakukan bersama Abu Ali. Bahkan ada kesan positif ketika komunikasi itu dilakukan. “Saya menilai Pak Abu Ali ini orangnya baik, enak diajak komunikasi, makanya saya mulai berani untuk tanya-tanya soal apakah ada burung lain yang bisa dibuat untuk lomba, namun Pak Abu Ali bilang belum ada,” sambung Ir.Frans A Djaya.

Percakapan melalui WA semakin intens, sampai akhirnya ada keberanian untuk menanyakan apakah Dewata mau dijual atau tidak. Ternyata jawaban yang didapat, memang dijual. Sejak saat itulah keduanya mulai fokus untuk membicarakan soal Dewata. Akhirnya mereka sepakat untuk bertemu dalam gelaran LPI Malang.

Dewata bersama pasangannya ketika masih menjadi amunisi Team Domisol Blega Bangkalan

“Pak Frans minta ketemu di Malang untuk memantau langsung Dewata. Saya katakan siap dan silahkan untuk dipantau langsung apakah sesuai dengan suara dalam rekaman,” kata Abu Ali lagi. Tentunya persiapan untuk mengkondisikan performa Dewata harus dilakukan. Namun apa daya, ternyata pada Rabu dan Kamis pasangan Dewata nelor.

Abu Ali mengaku kurang yakin bisa mengkodisikan Dewata bisa tampil maksimal seperti saat di Bogor, karena telor yang keluar mepet dengan masa lomba yang akan menjadi penghalang tampil bagus, namun demikian, perawatan tetap dilakukan untuk memperlihatkan pada calon pemilik baru yang akan meneruskan prestasi Dewata.

Dewata resmi lepas dari Team Domisol Blega Bangkalan

“Andai nelor Senin, saya yakin bisa memaksimalkan Dewata, tapi ini Rabu dan Kamis nelor, makanya saya kurang yakin Dewata bisa tampil maksimal, tapi harus tetap saya lakukan,” ungkap perawat amunisi Team Domisol. Sampai akhirnya kenyakinan itu terjadi, saat tampil di lapangan, Dewata tidak menampilkan performa terbaiknya.

Babak pertama dan kedua, raihan bendera hanya bisa didapat dengan nilai tiga warna usulan, sedangkan babak ketiga dan keempat hanya bisa meraih nilai tiga warna hitam. Namun demikian Ir.Frans A Djaya yang ikut memantau merasa cocok dengan apa yang ditampilkan Dewata meski kurang perform.

Kung mania Blega Bangkalan ikut bangga memiliki Dewata perkutut andalan

“Saya puas bisa menyaksikan sendiri saat Dewata manggung, antara rekaman dan suara aslinya di lapangan mirip, meski di Malang kurang tampil bagus, tapi sudah sesuai harapan,” urai Ir.Frans A Djaya. Akhirnya negosiasi langsung dilakukan dengan Wawan Domisol selaku pemilik Dewata.

“Kalau memang jodoh tidak akan kemana, akhirnya saya bisa memiliki burung yang selama ini menjadi keinginan saya untuk bisa kembali di arena lomba. Mudah-mudahan saya bisa melanjutkan prestasi Dewata di arena lomba, terutama untuk level nasional atau LPI,” harap pemilik Matahari, perkutut berpretasi yang empat orbit tahun 1995 sampai 1997.

Abu Ali perawat andalan milik Team Domisol Blega Bangkalan

“Terus terang awalnya saya eman, melepas Dewata karena ini merupakan produk sendiri, diorbitkan sendiri, dirawat sendiri dan bisa juara sampai lomba LPI. Tetapi karena ada yang ingin mengorbitkan Dewata, makanya saya bersedia untuk melepasnya. Ketika itu saya berharap Dewata bisa orbit dan berprestasi di tempat baru,” urai Wawan Domisol.

Tidak disebutkan berapa nilai nominal yang mereka sepakati untuk mentake over perkutut yang lahir pada 07 Januari 2021 lalu. Namun yang pasti untuk perkutut selevel Dewata yang sudah memiliki koleksi prestasi di tingkat LPI dan LPJatim, kiranya sudah bisa dipastikan berapa rupiah yang harus dikeluarkan.

Wawan Domsiol (kiri) bersama Abu Ali bangga memiliki Dewata

Abu Ali ataupun Wawan mengaku kepergian Dewata bukanlah akhir dari petualangan Team Domisol. Mereka mengaku akan mempersiapkan amunisi baru untuk melanjutkan penjelajahan di arena konkurs. “Kalau calon ada, tapi masih piyik, saya tidak bisa bilang apakah akan melanjutkan prestasi Dewata, tapi mudah-mudahan bisa,” jelas Abu Ali.

Hal senada disampaikan Wawan. “Bagi saya turun lomba harus terus dilakukan, makanya saat ini kami lagi mencari dan memantau, siapa tahu ada pengganti Dewata yang akan melanjutkan hobi kami untuk terus berlomba dan kalau bisa meraih kemenangan seperti yang pernah dilakukan Dewata,” jelas Wawan Domisol.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.