Perkutut
Agus Pranajaya Pangkalanbun KalTeng, Rela Tempuh Jarak Ratusan Kilometer Demi Hobi, Prestasi Orbitan Raih Puncak Podium
Berbicara soal hobi, kadang tidak bisa dinalar. Apa yang dilakukan seringkali tidak bisa dijelaskan secara logika. Itulah hobi, sebuah kegiatan yang dilakukan tanpa mengenal batas waktu, jarak dan usia. Ketika harus dijalankan, maka tidak ada kata berpikir panjang apalagi memutuskan untuk mempertimbangkan untung rugi.
Yang terpenting hobi bisa tersalurkan sesuai dengan apa yang diinginkan. Begitulah yang selama ini dilakukan Agus Pranajaya, kung mania asal Pangkalanbun Kalimantan Tengah. Meski hobi perkutut di wilayahnya sudah tidak terdengar lagi, namun keinginan untuk terus menekuni dan menyalurkan hobi perkutut, masih tetap tinggi.
“Sejak 4 sampai 5 tahun lalu, hobi perkutut di Pangkalanbun sudah tidak ada kegiatan lagi,” terang Agus Pranajaya mengawali obrolan. Beberapa lokasi yang dulunya dijadikan sebagai ajang bagi kung mania disana, perlahan dan lambat laun mulai hilang. Begitu juga dengan kung mania yang dulunya menjadi bagian dari hiruk pikuknya hobi perkutut.
Semakin lama jumlahnya mengalami penyusutan. Kalaupun ada, mungkin bisa dihitung dengan jari dan mereka hanya sebatas menjadi penghobi biasa. Bahkan peternak yang awalnya tersebar dibeberapa wilayah, kini hanya tinggal menyisakan 1 peternak yakni Subur Bird Farm milik Agus Pranajaya sendiri.
Apa sebenarnnya yang membuat Agus Pranajaya bertahan sebagai kung mania dengan kondisi hobi disekitarnya sudah tidak ada lagi ? “Saya main perkutut karena hobi, selain itu saya bisa dapat lebih banyak saudara lewat perkutut,” sambungnya. Mengingat di kampung halaman sudah tidak ada lagi kegiatan perkutut, akhirnya Agus Pranajaya harus mencari tempat lain.
Mau tidak mau dan siap tidak siap, Agus Pranajaya mengaku harus mengalah menuju lokasi terdekat, dimana hobi perkututnya bisa tersalurkan. Meski harus menuju lokasi yang cukup jauh dengan seorang diri, tidak masalah baginya. “Jika kebetulan ada rekan yang ikut berlomba, maka saya berangkat bersama. Jika tidak ada, saya tetap berangkat seorang diri,” kata Agus.
Banjarmasin adalah daerah tetangga yang sampai saat ini masih tetap eksis menggelar kegiatan. Meski terbilang tetangga, namun jika diukur dengan jarak, Pangkalanbun yang berada di Kalimantan Tengah dan Banjarmasin yang berada di Kalimantan Selatan memiliki jarak yang sangat jauh yakni ratusan kilometer.
“Ketika saya harus berlomba ke Banjarmasin, itu artinya saya harus menempuh jarak kurang lebih sekitar 700 km, perjalanan 1 hari dan 1 malam yang harus saya tempuh dengan menggunakan bus,” sambung Agus. Untuk tahun 2022 ini, Agus Pranajaya sudah melakukan perjalanan Pangkalanbun Banjarmasin sebanyak dua kali.
Pertama dalam rangka mengikuti gelaran Liga Perkutut Banjarmasin Putaran Pertama, Minggu 20 Februari 2022 dan even kedua Nexton Cup, Minggu 06 Maret 2022. Dua kegiatan itu tergelar menempati lokasi di Lapangan Lembu Jantan Pekapuran Raya. Nampaknya pengorbanan yang dilakukan, tidak sia-sia. Orbitannya mampu menembus podium paling atas.
Agus Pranajaya berhasil mengukir prestasi apik di Kelas Dewasa Senior dan Dewasa Yunior sekaligus. Untuk gelaran Liga Perkutut Banjarmasin Putaran Pertama, sukses meloloskan dua andalannya pada podium pertama di Kelas Dewasa Senior dan Dewasa Yunior, masing-masing lewat aksi Merdeka ternakan Jawi dan Rembulan produk ternak Sumo.
Even berikutnya yakni Nexton Cup Banjarmasin, Agus Pranajaya kembali mengantarkan dua orbitannya pada kelas yang sama, yakni Merdeka ring Jawi di Kelas Dewasa Senior dan Gentong ring Genta di Kelas Dewasa Yunior. Kemenangan ini tentu menjadi catatan bagus untuk lebih semangat menekuni hobi perkutut.
“Yang pasti saya bangga dan senang, karena selama ini keinginan saya adalah bisa meraih prestasi di kelas bergengsi dan Alhamdulillah ternyata bisa meraih di dua kelas sekaligus yakni Dewasa Senior dan Dewasa Yunior pada urutan pertama,” ungkap kung mania yang mulai aktif menekuni perkutut mulai tahun 1990.
Hobi yang selama ini ditekuni ternyata didukung oleh performa sang orbitan yang mumpuni, sehingga menghasilkan sebuah karya nyata. Lebih lanjut disampaikan bahwa ada kebahagiaan yang tidak bisa dinilai dengan apapun, ketika burung orbitannya mendapatkan apresiasi dari peserta lain karena tampil dengan performa bagus.
Harapan kedepan yang ingin bisa direalisasikan adalah lomba semakin rutin baik di Banjarmasin ataupun di Pangkalanbun sendiri sehingga bisa lebih aktif mendukung semarak hobi, sehingga tdak selalu jauh menempuh jarak hanya demi memenuhi dan menyalurkan hobi perkututnya.