Lomba
Adu Gaya di Pondok Indah, Punk Rock dan Anarkis Pamer Kualitas

JUMAT Ceria Pondok Indah yang digelar Jumat, 11 September 2020 bukan lagi disebut sekedar latihan. Bagaimana menyebut sekedar latihan, wong peserta anis merah di dua kelas yang dibuka hampir menembus 50 peserta. Tidak lagi soal jumlah peserta yang membludak tetapi kualitas kontestan yang turun terbilang tidak main-main. Beragam gaya bisa disaksikan dari dekat, semuanya punya nilai tersendiri yakni sejauh mana mampu membawakan irama lagu dengan nancep, lelep, dan bertenaga.
Ketika sesi pertama dibuka tepat pukul 04 lewat 15 menit, sesaat para anisher turun dari menggantang langsung disambut dengan tarian sang burung berwarna ciri khas Harley Davidson itu, coklat muda. Satu per satu juri PBI memantau dari dekat setiap gaya dan lagu yang dibawakan. Juri tak mau terkecoh dengan gaya yang apik tetapi tidak ada volume suara alias ngosong.

Setelah melewati beberapa kali putaran pemantauan juri pun fokus pada gantangan 19 bernama Punk Rock. Debutan 007 ini mendominasi koncer A karena penampilannya yang maksimal di lapangan. Gaya klasik yang sesekali semi ditarikan tidak saja didukung dengan irama lagu yang ciamik, penuh variasi, kasar, rapet dan nyepid juga hiper sepanjang penilaian.
Pertarungan belum selesai, masih ada sesi kedua yang juga bertambah membludak. Kali ini peta kekuatan berubah. Gaco yang tidak mau kerja di sesi pertama sebaliknya ngotot di sesi kedua. Seperti Anarkis debutan Mr. Bowok yang digantang Kadek Rana. Digantang di pinggir arena nomor 23, Anarkis yang baru selesai isolasi mandiri gara-gara rontok bulu ini tancap gas dengan gaya semi doyong full kanan kiri. Dengan bawaan irama lagunya yang ciamik, rapet, penuh power mendapat nilai penuh dari dewan juri.

Punk Rock juga turun di sesi kedua dengan mengambil posisi gantangan di nomor 19. Sayang, sempat teller di detik-detik awal namun sebuah hentakan dari pemain di pinggir arena membuat Punk Rock kaget dan tidak mau melanjutkan tarian klasiknya. Jika saja kerja, tentu pertarungan anis merah di sesi kedua ini akan bertambah seru dan mendebarkan.
Sejak gantangan Pondok Indah dibuka, para anisher memang memanfaatkan gantangan ini sebagai tempat melatih gacoannya sebelum terjun ke arena kontes sesungguhnya. Di tempat ini tidak saja ada area khusus tempat ngecas yang luas juga bagi pemula arena anis merah ini bisa menjadi ajang pamer kualitas untuk bisa segera dilirik para pemburu gaco. Banyak anis merah yang tampil di gantangan Pondok Indah yang laku hingga puluhan juta. Transaksi eboh terakhir terjadi usai juara langsung ditake over seharga sebuah mobil Avanza.
Wahyudi, pengelola gantangan Pondok Indah memastikan setiap gaco yang bertarung mendapat pemantauan secara penuh untuk menentukan juaranya. Begitu juga di kelas anis merah bahwa poin utama dari penilaiannya adalah irama lagu yang ditunjang oleh gaya, volume, kinerja dll. Membawakan satu lagu alias monoton tentu berbeda penilaiannya dengan seekor gaco yang melantunkan beragam lagu. (gde)
