Ayam Bekisar
Aditya Burneh Bangkalan, New Comer yang Siap Eksis di Arena Kontes, Targetnya Langsung Raih Juara
Namanya memang belum populer di kalangan mania ayam bekisar, baik di pentas kontes nasional terlebih di kalangan mania tempat tinggalnya, yakni Bangkalan Madura. Begitu juga dengan kiprahnya di dunia hobi satwa suara melengking, masih terbilang seumur jagung, tepatnya baru sekitar 4 bulan lamanya.
Namun demikian, bukan berarti apa yang dilakukan dan diputuskan harus menyesuaikan dengan para pendahulunya. Artinya bahwa apa yang dilakukan harus berada di belakang para seniornya. Bagi Aditya, begitulah sosok yang dimaksud, tidak ada kata pendatang baru ataupun penghobi lawas.
Kehadirannya ingin bisa meramaikan hobi ayam bekisar yang ada di Bangkalan khususnya dan kota-kota lainnya. “Memang benar saya baru main ayam bekisar sekitar 4 bulan lalu,” tegas Aditya. Ketertarikannya menekuni hobi ayam bekisar diawali ketika mendengarkan alunan merdu suara satwa tersebut.
Kebetulan kediaman Aditya dekat dengan lokasi latihan Sartika Tunjung Burneh Bangkalan. Setiap Sabtu pagi, di lokasi tersebut para penggemar mengerek ayam miliknya. Ditambah lagi, warga sekitar juga sudah mulai banyak yang mengkoleksi ayam bekisar, meski hanya sebatas rumahan.
Nah, dari seringnya ia diperdengarkan keindahan suara tersebut, muncul keinginan untuk masuk menjadi bagian dalam komunitas tersebut. “Sebenarnya saya suka ayam bekisar sudah lama, namun baru sekarang bisa memiliki,” lanjut Aditya. Awal memiliki ayam bekisar, Aditya mengaku mendapatkannya dari perburuan disalah satu kota di Jawa Timur.
Ia mendapatkan tiga ekor dengan harga Rp 20 juta. Namun ternyata kualitas ayam tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dimiliki. “Saya sempat kecewa karena ternyata ayam bekisar yang saya dapatkan tidak sesuai, namun saya tetap sabar, karena maklum, saya waktu itu juga belum paham soal ayam bekisar,” lanjutnya.
Sampai akhirnya pertemuan dengan KH.Farouq Alkomy, pemilik Paguyuban Sartika Tunjung Burneh Bangkalan, menjadi pertanda baik. Ia menceritakan semua apa yang terjadi. Tanpa menyalahkan siapapun, KH.Farouq Alkomy langsung menawarkan salah satu bekisar kesayangannya yakni Ki Poleng untuk diberikan pada Aditya.
Kesepakatan dicapai dengan membarter 3 ekor bekisar berbandrol Rp 20 juta tadi dengan Ki Poleng. “Saya senang bisa membantu mereka yang membutuhkan, saya melihat Aditya butuh bekisar untuk lomba, makanya saya tawarkan Ki Poleng dan tidak ada penolakan,” ungkap KH.Farouq Alkomy yang juga pimpinan Pondok Pesantren Darul Mustofa Tunjung Burneh Bangkalan.
Ki Poleng sendiri diakui sebagai bekisar dengan kualitas kontes. Selama ini memang belum pernah dilombakan karena memang tidak ada kegiatan tersebut. “Saya senang dan puas memiliki ayam bekisar dari Ra Farouq karena enak didengar dan kata teman-teman kualitasnya bagus,” kata Aditya lagi.
Sejak memiliki Ki Poleng, Aditya semakin fokus untuk lebih memahami ayam bekisar, terlebih soal rawatan. Dibantu sang paman yang berprofesi sebagai pelaut yakni Imamuddin, Aditya mengaku siap eksis menekuni hobi ayam bekisar dan siap meramaikan setiap gelaran.
“Selama saya belum berangkat melaut lagi, maka saya bakal ikut lomba dan mendukung keponakan, jika nanti saya berangkat lagi, maka ada keponakan yang akan meneruskan,” jelas Imamuddin. Bahkan dirinya siap memenuhi keinginan sang keponakan untuk menambah amunisi lagi menemani Ki Poleng jalan-jalan ke arena kontes.
“In syaa Allah dana sudah ada, tinggal menunggu ayam bekisar yang cocok dan pas buat dilombakan,” lanjutnya lagi. Kenyataan inilah yang membuat KH.Farouq tersenyum bangga. “Misi saya adalah merekrut dan mencetak pemula menjadi penghobi profesional lewat lapangan Sartika yang kami miliki. Mudah-mudahan misi kami bisa terwujud,” harapnya.