Perkutut
Abdus Syukur Sidoarjo, Tetap Optimis Bisa Terus Persembahkan Kemenangan di Arena Konkurs Tanah Air

Di kalangan kung mania, nama Abdus Syukur bukanlah sosok asing. Kiprahnya sebagai satu diantara sekian banyak pengorbit perkutut handal, sudah tidak perlu diragukan lagi. Dari tangannya banyak bermunculan perkutut jawara tanpa tanding pada level konkurs nasional.

Sejak tiga bulan lalu, ketika Covid-19 menyerang dunia, Indonesia masuk daftar negara yang terdampak. Virus penyebab Corona ini mampu menghentikan seluruh kegiatan umat manusia, tidak terkecuali agenda konkurs yang menjadi kegiatan rutin kung mania di tanah air.
Abdus Syukur, salah satu pemandu bakat perkutut berprestasi merasakan betul dampak tersebut. Libur konkurs menjadi saat dimana dirinya harus berdiam diri tanpa bisa lagi melanjutkan kiprahnya untuk terus mengorbitkan perkutut diposisi terdepan dalam daftar kejuaraan.

Sejak konkurs dinyatakan libur, Abdus Syukur tak bisa lagi menghadirkan suara indah perkutut polesannya saat beradu merdu di atas kerekan. “Inilah saat-saat dimana saya tidak bisa lagi pergi berlomba, burung nganggur karena tidak ada lagi yang namanya lomba,” terang pria berdarah Madura.
Waktu tiga bulan, nampaknya akan semakin bertambah panjang karena sampai saat ini belum ada kabar akan kembalinya agenda konkurs level nasional. Konkurs bisa kembali digelar pada bulan depan, dua bulan lagi, tiga bulan kemudian, bahkan bisa sampai akhir tahun.
Namun demikian, libur panjang konkurs bukan berarti tidak ada lagi aktifitas yang yang dilakukan kung mania, baik itu peternak ataupun pemandu bakat. Bagi kung mania inilah saatnya mereka melakukan persiapan menjelang turun tarung berikutnya. Inilah kesempatan terbaik untuk memantapkan amunisi sebelum agenda konkurs benar-benar dibuka.

Artinya bisa saja akan muncul pendatang baru dengan membawa amunisi lengkap yang siap hancurkan lawan. Bisa saja akan hadir perkutut unggulan dengan jumlah satu, dua, tiga atau bisa lebih, karena tidak ada data akurat siapa saja yang bakal membawa serta andalannya menuju arena konkurs untuk menjadi sang jawara.
“Saya tidak memungkiri bahwa akan muncul perkutut-perkutut hebat, baik yang sudah lama orbit dengan setelan baru ataupun perkutut-perkutut baru dengan kualitas bagus,” jelas Abdus Syukur. Namun baginya, semua itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan apalagi sampai ditakutkan.

Menurut Syukur, soal amunisi lama yang pernah orbit, dirinya bisa membaca peta kekuatan, sebaliknya pendatang baru, ia mengaku tidak punya data lengkap siapa saja mereka yang siap dengan membawa ancaman. Namun yang pasti, ia tetap mengaku tidak gentar untuk menghadapi mereka.
Menurutnya semua kekuatan yang pernah ia pantau selama konkurs berlangsung, dinilai belum bisa memberikan tekanan kuat untuk bisa berada dibarisan depan, menghadang perkutut orbitannya. Sebaliknya jika ada orbitan baru, maka butuh proses dan waktu untuk bisa beradaptasi dengan lapangan.

Artinya pula bahwa sampai saat ini, dirinya merasa bahwa peluang untuk kembali mempersembahkan kemenangan, masih terbuka lebar. Rekayasa, andalan yang selama ini menjadi amunisi bukanlah satu-satunya yang akan dipersembahkan ketika kran konkurs kembali dibuka.
“Selain Rekayasa, saya masih ada beberapa burung baru, soal kualitas saya tidak mau sesumbar dulu, tapi kalau mau kerja, mungkin bisa lebih bagus,” ungkapnya. Kenyataan inilah yang membuatnya memilih tetap optimis dalam menghadapi musim konkurs selanjutnya.
